Bicara mengenai kekuatan militer, nampaknya Indonesia sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Pasalnya meskipun terbilang jarang berkoar-koar mengenai rahasia militernya seperti negara lain, namun prajurit kita bisa dibilang masih disegani. Nama pasukan elit kita juga sudah sangat dikenal di kancah internasional. Belum lagi makin lama nampaknya semakin ada saja pembaharuan yang dilakukan pihak TNI, terutama di bidang persenjataan.
Ngomong-ngomong soal senjata, tahukah kamu bahwa ternyata tentara kita masih memiliki senapan yang usianya sangat legendaris. Senjata ‘tua’ tersebut dikenal dengan nama Ruchnoy Pulemet Degtyarova atau yang disingkat RPD. Senjata ini berjasa besar bagi republik kita.
Ruchnoy Pulemet Degtyarova yang digunakan TNI-AU buatan Soviet
Siapa sangka TNI Angkatan Udara kita masih menyimpan senjata yang usianya bisa dibilang lebih tua dibanding umur kemerdekaan Indonesia. Ruchnoy Pulemet Degtyarova milik TNI AU saat ini sudah berusia 73 tahun yang dibuat oleh Uni Soviet pada tahun 1944. Senjata jenis ini konon sudah digunakan sejak Perang Dunia II. Itulah mengapa senjata yang dikategorikan sebagai senapan mesin regu ini dibilang legendaris.
Senapan yang dijuluki RPD ini sendiri mulai digunakan Indonesia saat Operasi Trikora. Saat itu kondisi Indonesia bisa dikatakan sangat berkekurangan dalam segi senjata. Padahal operasi itu benar-benar harus dilangsungkan agar wilayah Papua bisa kembali ke Tanah Air. Barulah kemudian Indonesia meminta bantuan dari Amerika, namun sayangnya tidak berhasil. Kemudian A.H. Nasution akhirnya turun tangan pergi langsung menuju Uni Soviet dan membuat perjanjian jual beli senjata. Sejak itulah kemudian pejuang kita mengklain bahwa telah mempunyai tim angkatan udara yang kuat di bumi bagian selatan.
RPD memiliki magasin yang khas
Meskipun usianya yang sudah tua namun RPD masih menjadi favorit para prajurit Indonesia pasalnya senapan ini memiliki keunikan pada magasinnya. Magasin atau tabung berisi peluru pada sebuah senapan milik RPD ini berupa drum container. Magasin RPD disebut-sebut serupa dengan tipe ultimax 100 yang dapat diisi dengan ratusan peluru.
Senjata ini memiliki panjang 1037 mm, dan termasuk panjang larasnya sekitar 520 mm. Senapan ini juga ternyata hanya ada dua pucuk dalam satu regu TNI AU. RPD dengan kaliber 7,62 mm terbukti mampu mengeluarkan 650 sampai 750 peluru dalam waktu hanya satu menit. Sementara untuk jarak tembaknya sendiri masih efektif mulai dari 1000 meter hingga 1 kilometer. Cukup jauh untuk sebuah senjata dengan berat 6,6 kilogram.
Perawatan khusus oleh TNI AU
Ruchnoy Pulemet Degtyarova kepunyaan TNI AU ini bisa dibilang cukup awet. Bayangkan saja di usianya yang sudah kepala tujuh, senapan ini masih bisa digunakan dengan baik. Menurut pihak angkatan udara, RPD mereka masih bisa digunakan dengan baik karena telah dirawat layaknya anak sendiri. Karena awet tidaknya barang itu terletak pada bagaimana cara kita merawatnya.
RPD tua milik TNI AU bahkan sempat ditampilkan pada pameran saat peringatan ulang tahunnya di 2016 lalu tepatnya di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Petugas pada saat itu menceritakan bahwa RPD mereka secara rutin dibersihkan sebelum maupun sesudah pemakaian. Bila memang sudah lama tidak dipergunakan, senjata itu akan diberi minyak agar tampak basah. Sementara ketika akan kembali digunakan, sang RPD akan kembali dilumuri minyak serta di lap kering.
RPD digunakan dalam berbagai operasi oleh TNI/POLRI
Jenis senjata yang baru dikenal namanya saat perang dingin ini ternyata memang sudah lama digunakan oleh TNI maupun POLRI khususnya dalam berbagai operasi keamanan. Setelah digunakan dalam Trikora, prajurit NKRI kembali menggunakannya pada operasi Seroja yang terjadi di Timor Timur di sekitar tahun 70-an.
Selain itu senapan mematikan ini juga sempat digunakan dalam operasi keamanan melawan kelompok separatis GAM di Nangroe Aceh Darussalam. Dan ternyata tidak semua pasukan yang diperkenankan menggunakan senjata jenis ini. di lingkungan TNI sendiri yang telah pasti menggunakan RPD adalah Paskhas TNI AU, Korps Marinir TNI AL, serta personel Korps Brimob POLRI. RPD ini sepertinya memang dikhususkan penggunaannya di daerah konflik.
Ternyata tentara kita memang bukan orang-orang yang mudah tergiur dengan banyaknya senjata keluaran terbaru digunakan pasukan negara lain. Buktinya bisa dilihat di pasukan TNI-AU yang masih saja setia menggunakan RPD tuanya dan tak pernah lelah merawatnya karena memang sudah dikenal sangat kuat dan legendaris.