Categories: Trending

Inilah 4 Fakta Miris Kehidupan Selir-Selir Raja Jawa di Masa Lalu

Dalam sejarah Indonesia kita mengenal apa yang namanya Nyai atau gundik yang merupakan wanita peliharaan Belanda meski bukan berstatus istri. Selain gundik, kita juga mengenal apa yang disebut dengan selir atau wanita yang diikat oleh Raja namun tidak berstatus sebagai istri syah dan mendapatkan gelar sebagai permaisuri.

Baca Juga: Inilah 3 Sejarah yang Melandasi Mitos Larangan Nikah Antara Sunda-Jawa

Di masa lalu, pengangkat selir oleh Raja Jawa banyak sekali terjadi. Banyak raja di Pulau Jawa memiliki lebih dari satu selir dalam hidupnya. Para selir hidup di sekeliling raja meski tugasnya hanya membuat raja jadi jadi senang.

Pada zaman kerajaan di Jawa, memiliki anak seorang selir adalah sebuah prestasi. Tak jarang banyak abdi dalem sengaja mengirim anak gadisnya ke istana dengan maksud akan menarik perhatian raja. Berikut fakta kehidupan dari selir raja yang selalu dianggap sebagai anugerah itu.

1. Selir Adalah Strategi Politik Kalangan Tertentu

Pada zaman kerajaan Jawa, banyak orang mengirim anak gadisnya ke istana dengan maksud untuk menaikkan derajat. Para bangsawan akan mengirim putri terbaiknya sebagai tanda kesetiaan kepada raja. Dengan memiliki putri sebagai salah satu selir raja, kedudukan mereka di dalam masyarakat akan tinggi.

raja dan selir [image source]

Selain bangsawan, rakyat jelata juga kerap memberikan putrinya kepada kerajaan. Mereka rela melakukan itu lantaran ingin derajatnya naik. Memiliki putri di kerajaan sama halnya membangsawankan keluarga. Apalagi kalau nanti selir bisa mengandung anak dari raja.

2. Sejak Kecil Sudah Harus Berjuang

Biasanya gadis-gadis yang kelak dijadikan selir sudah ditawarkan keluarganya ke istana sejak berusia 10-12 tahun. Mereka akan disuruh ikut pelatihan tari dan mempelajari banyak hal terkait dengan istana dan segala tetek bengeknya. Kalau suatu saat raja melihat para perempuan ini dan tertarik, dia bisa diangkat menjadi selir.

raja jawa [image source]

Biasanya, kalau kalau raja mulai tertarik dia akan menyuruh mengawalnya untuk membawa para penari ke kamarnya. Kalau hal itu sudah terjadi, artinya anak gadis itu siap menjadi selir dan mendapatkan beberapa fasilitas dari raja. Berita tentang masuknya seorang penari ke kamar raja akan membuat keluarga di penari jadi bangga. Akhirnya dia bisa memiliki anak yang berstatus selir raja.

3. Selir Hanya Bertugas Untuk Kesenangan Raja

Selir hanya bertugas untuk kesenangan raja saja. Status mereka bukanlah istri yang syah hingga berstatus permaisuri. Jika permaisuri akan melakukan banyak kegiatan kerajaan termasuk berhubungan dengan banyak relasi dan mengatur hal penting dalam kerajaan. Tugas dari selir yang utama adalah tempat rekreasi raja di atas ranjang.

Pakubuwono X [image source]

Mereka diangkat sebagai hiburan bagi raja yang sudah lelah dengan pekerjaan atau istri mereka yang syah. Dalam sejarah Raja Jawa di Indonesia, setidaknya ada satu raja yang memiliki sekitar 40 selir. Raja itu bernama Pakubuwono X. Sementara itu Hamengkubuwono II memiliki 4 permasuri dan 26 selir yang selalu siap untuk melayaninya.

4. Daerah Penghasil Selir Raja Jawa

Menjadi selir memang akan membuat para gadis mendapatkan fasilitas yang mewah. Mereka akan mendapatkan pakaian yang bagus, empat tinggal yang layak hingga bisa membantu keluarganya yang ada di luar istana. Kelebihan ini membuat banyak bangsawan atau rakyat jelata rela mengirim para putrinya dengan dalih untuk mengabdi.

penari bedhaya [image source]

Setidaknya banyak daerah di kawasan Jawa yang dikenal sebagai penghasil para selir. Daerah itu meliputi Malang, Blitar, Lamongan, banyuwangi, Wonogiri, Jepara, dsb. Para gadis dar daerah ini akan dikirim ke istana untuk menjadi penari atau pelayan. Kalau para gadis ini beruntung, raja akan memanggil mereka. Tapi, kalau raja tidak tertarik artinya mereka akan terus ada di istana untuk selamanya.

Baca Juga: 5 Rumah Sakit Paling Angker di Jawa Timur ini Akan Membuatmu Ogah Opname

Inilah empat fakta miris tentang selir-selir dari para Raja Jawa. Para selir mungkin bisa hidup dengan berkecukupan. Tapi mereka sudah kehilangan haknya sebagai manusia. Raja tak selalu mengingat selirnya. Mereka hanya dijatah oleh punggawa untuk bertemu raja selama beberapa saat.

Share
Published by
Adi Nugroho

Recent Posts

Tragedi Petugas Damkar Depok Gugur, Fasilitas Kurang Layak Sudah Sering Dikeluhkan Rekan

Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…

4 weeks ago

Kronologi Debat Cawabup Bojonegoro, Ricuh Karena Salah Satu Calon Dianggap Tak Ikuti Aturan

Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…

1 month ago

Kronologi Guru SD Tegur Murid Berujung Ditahan dan Dugaan Uang Damai 50 Juta di Konawe Selatan

Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…

1 month ago

Kasus Tabrak Lari di Solo dan Sukoharjo, Pengemudi Panik Takut Diamuk Massa

Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…

1 month ago

Jastip Sushi Bali ke Jakarta, Tiktoker Ini Makan Sushi Basi. Ternyata Begini Kronologinya

Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…

1 month ago

4 Drama Korea yang Bisa Membuatmu Lebih Tegas Menghadapi Takdir

Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…

1 month ago