Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di propinsi Jawa Timur. Kota ini telah lama berdiri yaitu sejak zaman kolonial Belanda. Karena itulah di kota ini masih banyak terdapat bangunan-bangunan bernuansa kuno yang merupakan peninggalan masa pemerintahan kolonial Belanda.
Baca Juga : Legenda dan Cerita di Balik Tempat Wisata di Kota Malang
Tidak hanya bentuk bangunannya yang indah, tata kota di wilayah pusat kota Malang juga rapi. Nah, ada alasan tersendiri mengapa kota Malang ditata seperti ini. Untuk mengetahui lebih jauh, yuk kita membahas bagaimana kota Malang pada zaman dahulu.
Sebelum mulai dibangun, Malang adalah daerah pegunungan liar yang masih jarang penduduknya. Namun beberapa orang yang tidak suka dengan VOC dan Mataram lari dan mendiami daerah ini. Nama Malang sudah dikenal sejak tahun 1710 yang berarti “melintang”. Kerajaan Mataram sendiri tidak pernah bisa memerintah wilayah ini karena banyaknya oposisi dan kerajaan yang semakin lemah karena perpecahan.
Kota Malang secara geografis berada di lokasi yang nyaman dengan dikelilingi pegunungan. Hal ini membuat kota ini cocok dibuat sebagai kota hunian dan peristirahatan yang nyaman dan teduh. Kemudian sejak Undang-Undang yang mendorong pengembangan dan masuknya modal swasta asing, maka Malang semakin berkembang menjadi kota pusat perkebunan.
Tempat pemukiman penduduk juga diatur oleh pemerintah kolonial. Pemukiman orang Eropa berada di daerah Barat Daya dari alun-alun yaitu sekitar Taloon, Tongan, Sawahan dan sekitarnya, serta di sekitar Kayoetangan, Oro-Oro Dowo, Tjelaket, Klodjenlor dan Rampal. Pemukiman orang Cina berada di sebelah Tenggara dari alun-alun (sekitar Pasar Besar). Pemukiman Orang Arab di sekitar belakang Masjid Jami’ di alun-alun dan orang pribumi menempati daerah kampung Kebalen, Penganggungan, Djodipan, Talon dan Klodjenlor. Sedangkan wilayah militer, berada di daerah Rampal.
Sebagian bangunan tua dan bersejarah di Kota Malang sudah berubah, namun masih ada juga yang maih utuh dan berfungsi hingga sekarang. Misalnya LP Lowokwaru yang mengalami tiga masa yaitu masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga akhirnya Indonesia Merdeka. Penjara yang dibangun pada tahun 1921 ini pernah dibakar oleh pejuang Malang hingga tinggal dinding penyekatnya saja.
Toko Oen juga termasuk peninggalan zaman Belanda. Toko es krom ini bahkan hingga kini masih tetap menjadi toko yang melegenda. Banyak wisatawan Belanda yang suka bernostalgia di toko es krim ini. Meskipun pemilikinya sudah berganti, namun suasana tempo dulu masih terasa berkat desain ruangan yang dibiarkan tetap sama.
Baca Juga : 7 Wisata Enggak Biasa di Malang yang Layak Kamu Lakukan Ketika Singgah!
Itulah tadi sekelumit cerita tentang kota Malang di masa penjajahan Belanda. Meski begitu, kota ini masih menyimpan lebih banyak sejarah yang menakjubkan yang selalu menarik untuk diceritakan. Apa kamu tertarik melihat bangunan-bangunan kuno di Malang?
Belakangan ini, dunia perfilman Indonesia dihebohkan oleh pengangkatan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi…
Lagu ‘Garam dan Madu’ yang dibawakan oleh Tenxi, Jemsii, dan Naykilla menjadi fenomena musik yang…
“Ubur-ubur ikan lele. Kasus korupsi Pertamina nyembur, se-Indonesia heboh, le!” Heran melihat tiba-tiba banyak SPBU…
Kurma jadi salah satu makanan yang identik dengan bulan Ramadan. Setiap bulan suci ini datang,…
Komedian Nunung kembali menjadi sorotan setelah mengungkap perjuangannya melawan penyakit yang mengharuskannya menjalani pengobatan tanpa…
Band punk asal Purbalingga, Sukatani, menjadi sorotan setelah mengumumkan penarikan lagu mereka yang berjudul "Bayar…