Di zaman sekarang menggosip sudah jadi semacam kebiasaan, bahkan boleh disebut kebutuhan. Entah, rasanya memang seperti ada yang kurang kalau dalam sehari tidak membicarakan seseorang. Media-media pun juga seolah tahu betul kesukaannya orang-orang dan menyediakan info soal gosip dalam skala nasional.
Hari ini kita mungkin bebas membicarakan seseorang, tapi di masa lalu aktivitas yang menyenangkan ini bisa berbuah petaka. Ya, dulu di zaman Eropa kuno, ada semacam hukuman sadis bagi mereka para tukang gosip. Namanya adalah Scold’s Bridle.
Mekanisme hukuman ini sungguh biadab, yakni memakaikan semacam pengekang kepala yang di beberapa bagiannya terdapat bagian menusuk kulit. Terlihat enteng, tapi pada praktiknya sangat menyakitkan. Masih soal Scold’s Bridle, berikut beberapa fakta tentangnya yang mungkin kamu belum tahu.
Sejarah Awal Hukuman Scold’s Bridle
Hukuman ini bermula pada tahun 1567, tepatnya di wilayah Skotlandia. Pada zaman itu Scold’s Bridle belum resmi disahkan sebagai hukuman. Gereja dan pengadilan umum masih menganggap tindakan ini sebagai pembalasan bagi wanita pemberontak, liar, tukang tipu dan tukang menyebarkan aib. Warga sekitar Skotlandia Utara menyebutnya dengan Branking yang dirancang khusus untuk wanita tukang gosip.
Sejak itulah penduduk setempat menamainya dengan julukan ‘The Gossip in Bridle’. Scold’s Bridle akhirnya ditetapkan sebagai hukuman tetap dan berkembang hingga seluruh penjuru Eropa seperti Jerman dan Prancis
Jenis-Jenis Alat Scold’s Bridle
Sejauh ini tidak ada informasi detail tentang siapa yang pertama membuat jenis-jenis alat kekang sejenis Scold’s Bridle karena pada masa itu hanya para pendeta yang membuatnya. Diketahui alat kekang kepala ini memiliki dua jenis, di antaranya Forfar Bridle dan Stockport Bridle.
Kedua jenis alat ini sama yaitu memiliki paku-paku yang tajam pada bagian atas dan bawah agar dapat menembus lidah saat alat itu dimasukkan ke dalam mulut pelaku. Yang membedakan dari kedua alat itu adalah nama tempat kota di mana Scold’s Bridle disimpan. Tak hanya itu, ada juga Branks yang merupakan alat serupa dan digunakan pada kaum pria tukang gosip juga.
Wanita Pertama yang Pernah Dijatuhi Hukuman Scold’s Bridle
Pada masa itu, Dorothy Waugh yang menjadi wanita pertama yang menerima hukuman ini. Wanita asal Westmorland ini mendapat hukuman Scold’s Bridle karena menjadi perempuan tukang gosip yang sempat mengganggu para penghuni pasar. Tindakan ini dianggap sebagai aksi yang tidak sopan karena dapat menghancurkan reputasi seseorang.
Walikota Carlisle adalah orang yang diketahui menjatuhi hukuman ini pada Dorothy. Cara menghukumnya terbilang sadis karena Dorothy harus mengenakan alat kekang kepala tersebut selama empat jam kemudian dimasukkan ke dalam penjara. Lalu setelah dikeluarkan dari penjara, Dorothy harus mengenakan Scold’s Bridle selama empat jam, begitu seterusnya hingga masa hukuman berakhir.
Berakhirnya Perlakuan Hukum Scold’s Bridle
Dari beberapa kasus tertentu, ada kondisi yang memungkinkan bahwa hukuman ini tidak berlaku bagi wanita yang memiliki kelainan jiwa dan berstatus janda atau lanjut usia. Seiring berkembangnya zaman, hukuman ini dihentikan sampai akhir tahun 1856.
Scold’s Bridle yang menjadi alat sadis bagi wanita tukang gosip itu akhirnya disimpan di Markisches Museum, Berlin, Jerman. Meskipun sudah tak lagi digunakan, tapi tampilan Scold’s Bridle seolah memberikan semacam petuah kalau kita harus menjaga mulut dan tidak membicarakan aib seseorang.
Inilah Scold’s Bridle hukuman sangar yang bikin wanita Eropa zaman dulu benar-benar menjaga mulutnya. Untung ya hukuman semacam ini sudah tidak ada lagi. Kalau masih berlaku dan juga diimplementasikan di Indonesia, maka hampir tiap hari kita akan melihat orang-orang memakai alat menakutkan itu. Saking banyaknya orang yang bergosip.