in

Tak hanya Tim Jaguar dan DENSUS 88, 4 SATGAS Ini juga Wajib Ada di Indonesia

Keamanan sebuah negara adalah hal yang krusial. Karena itulah wajib hukumnya bagi sebuah negara untuk memiliki tim keamanan yang kuat. Memang sudah ada satuan penjaga seperti polisi dan militer, tapi itu saja nampaknya belum cukup untuk menyediakan keamanan maksimal yang menyeluruh.

Indonesia seringkali didera teroris, sehingga pemerintah membuat DENSUS 88. Kemudian marak begal dan penjahat jalanan, kepolisian pun membentuk tim JAGUAR. Langkah membuat satuan khusus untuk tugas tertentu sudah benar, namun masih belum cukup. Faktanya, keresahan di masyarakat tak terbatas pada dua hal itu saja. Masih ada lainnya yang perlu untuk dibereskan. Jadi, selain DENSUS dan tim Jaguar, pemerintah perlu untuk membentuk satuan-satuan khas berikut ini agar negara bisa benar-benar kondusif.

1. SATGAS Pengawas Pembuang Sampah Sembarang

Sampah menjadi hal yang problematis di Indonesia. Ketika negara tetangga sudah bisa berbenah diri di bidang ini, Indonesia masih saja bergulat. Kendala utamanya adalah buang sampah sembarangan. Ya, masih banyak orang Indonesia yang suka buang sampah sembarangan.

Melempar sampah [image source]
Kebiasaan membuang sampah sembarangan ini juga nggak pandang bulu. Mulai dari anak-anak hingga dewasa pernah melakukannya. Nggak juga memandang tingkat pendidikan dan kekayaan, mereka yang berpendidikan tinggi dan bermobil mewah pun masih sering terlihat membuang sampah sembarangan. Apalagi ada yang melempar sampah dari dalam mobil mewah. Sebenarnya dari perbuatan ini banyak lho yang menanggung kerugian. Lingkungan kotor dan nggak sedap dipandang dan bisa mencelakakan orang lain. Bayangin deh kalau itu menimpa kamu sendiri. Rugi kan?

2. SATGAS Pengawas Tukang Meludah Sembarangan

Kebiasaan buruk orang Indonesia lainnya adalah meludah di sembarang tempat. Jengkel banget kan kalau pas jalan tiba-tiba ada orang meludah di depan kita. Selain menjijikkan, meludah sembarangan juga bisa menjadi sarana penularan penyakit.

Meludah sembarangan [image source]
Gimana enggak? Ludah yang dikeluarkan akan tertiup angin dan membawa bakteri-bakteri yang terkandung. Kalau sampai terhirup orang lain bakalan menyebabkan penularan penyakit. Mirisnya lagi kalau sampai terhirup anak atau saudara kita. Rela?

3. SATGAS Pengawas Penerobos Antre

Antrean tidak tertib [image source]
Antre juga sebuah kebiasaan yang patut diberi pengawasan. Di Indonesia masih banyak orang-orang yang suka menerobos antrean seenak udelnya. Sebabnya sih macem-macem. Mulai dari emang nggak sabar, sampai emang nggak tahu diri. Padahal kalau di luar negeri, kebiasaan seperti ini sudah dianggap memalukan. Sebel kan kalau kita sudah antre lama, kemudian ada yang seenaknya nyelonong?

4. SATGAS Pengawas Perokok di Kendaraan

Merokok adalah pilihan setiap orang. Kita punya hak untuk merokok atau tidak, ya kan? Namun, jangan lupa juga untuk menghormati orang lain. Mudahnya sih jangan merokok di sembarang tempat. Jika ingin merokok pergilah menyendiri atau ke ruang merokok yang telah disediakan.

Merokok di mobil [image source]
Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai merokok di atas kendaraan. Di Indonesia masih belum ada peraturan hukum untuk perokok di atas motor atau mobil. Kebiasaan ini merugikan banget lho, abu dari rokok bisa saja mengenai pengendara lain dan menimbulkan kecelakaan. Oleh karena itu perlu banget dibuat hukum yang mengatur hal ini dan juga satuan petugas khususnya.

Keamanan negara bisa terwujud dari masyarakat yang hidupnya tentram. Kalau masih saja ada beberapa orang yang mengabaikan kebiasaan sepele seperti di atas, bisa jadi timbul konflik-konflik kecil yang jika dibiarkan akan meresahkan. Karena itu kita perlu sadar diri dan belajar berani menegur orang-orang yang melakukan kegiatan di atas. Sembari menunggu terwujudnya satgas tersebut, nggak ada salahnya kalau kita berjuang secara mandiri. Setuju?

Written by Sastranagari

Leave a Reply

Tak Selalu Buah Jatuh Dekat Pohon, 4 Pemimpin Besar Ini Malah Dilawan Oleh Darah Dagingnya

Heboh, Penjepit Kertas Ini Dijual dengan Harga Sampai Rp 2,4 Juta Padahal di Sini Nilainya Ibarat Kacang Rebus