in

Sapi Merah Lahir di Israel Dikaitkan dengan Kiamat, Bagaimana Fakta Sebenarnya?

Dunia yang kita huni sekarang ini pada saatnya akan berakhir, kiamat orang menyebutnya. Namun, perkara kapan hal tersebut akan terjadi tak ada satu orang pun yang tau. Hanya saja, dalam tiap ajaran agama, ada banyak tanda-tanda jika sudah mendekati waktunya.

Mulai dari gurun yang tiba-tiba menghijau, salju dan angina turun di Arab Saudi, hingga sekarang kelahiran sapi merah ‘sempurna’ juga dikaitkan dengan akan datangnya kiamat. Bagaimanakah fakta sebenarnya? Berikut ini Boombastis rangkum untuk Sahabat semua.

Kejadian yang ada di dalam Alkitab

Melansir dari sindonews.com, dalam kepercayaan Kristen maupun Yahudi, kisah sapi merah terkait dengan nubuat “akhir zaman” dan ada di dalam Alkitab Yahudi. Itu artinya dunia sudah di ambang kehancuran. Kelahiran anak sapi merah pada 4 September lalu ini disebut sebagai peristiwa pertama setelah 2.000 tahun terakhir, karena selama ini belum ada kejadian serupa.

Menjalani pemeriksaan dari The Temple Institute

Ilustrasi sapi merah [Sumber gambar]
Sesuai dengan yang sudah diumumkan melalui laman facebook The Temple Institute, mereka akan melakukan ‘pemeriksaan ekstensif’ untuk memastikan apakah semua bagian sapi tersebut berwarna merah sesuai dengan ciri-ciri Red Heifer yang diprediksi di Alkitab atau tidak. Melansir kumparan.com dari media The Sun, bayi sapi ini lahir dengan merah sempurna dan bebas noda sehingga bisa dijadikan sebagai syarat pengorbanan.

Pengorbanan sapi merah untuk membangun kuil ketiga

Al-Aqsa yang hendak diganti dengan kuil [Sumber gambar]
Pengorbanan anak sapi merah di atas mempunyai satu maksud dan tujuan, yaitu pembangunan Bait Suci (Kuil Suci) Ketiga di Yerusalem. Nah, di kalangan Yahudi Ortodoks sendiri membangun kuil suci berarti mempersiapkan kedatangan sang Mesias, syarat pembangunan tersebut adalah sapi merah sempurna. Dua Kuil Suci sebelumnya telah hancur. Namun, The Temple Institute dan organisasi lain telah dibentuk dengan tujuan membangun Bait Suci Ketiga di Gunung Moriah atau Temple Mount, seperti yang dimuat dalam kumparan.com.

Reaksi terhadap kelahiran sapi merah

Al Aqsa [Sumber gambar]
Berita pemunculan sapi merah ini jelas menimbulkan reaksi, terutama dari orang muslim. Bagaimanapun, situs kuil Yahudi yang lama di Kota Suci sekarang dulunya merupakan salah satu situs Islam paling disucikan. Kelompok Yahudi yang sudah menguasai sedikit demi sedikit Yerussalem terus ingin menghancurkan Al-Aqsa dan membuka jalan untuk berdirinya kuil mereka. Anak sapi yang lahir ini juga bisa didiskualifikasi karena pihak The Temple Institute memang sudah mengembangbiakkan sapi merah sejak tiga tahun lalu.

Jadi, bagaimana seharusnya kita menanggapi fenomena ini? Kembali lagi ke pedoman masing-masing. Tentu kelahiran seekor sapi saja tidak cukup untuk dijadikan bukti bahwa dunia akan segera berakhir. Hal tersebut bisa saja memang sengaja sudah dirancang melalui program pengembangan embrio sapi yang digabung dengan sapi domestik agar lahir sapi merah sempurna, sesuai yang sudah ada dalam kitab mereka.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Akhir Pedih Runner-Up Piala Dunia 2018 yang Harus Terbantai di Tanah Matador

Mengenal Orang Jepang yang Benda Temuannya Dipakai Sepanjang Masa di Indonesia