Menjadi punggawa timnas dan membela bumi pertiwi di kanca dunia adalah impian utama para pesepakbola di tanah air. Oleh sebab itu banyak orang dari latar belakang berbeda ikut berkompetisi untuk mendapatkan tempat di sana. Kaya, miskin, warna kulit dan segala perbedaan lainnya tidak menjadi kendala, asal skill mumpuni semua bisa diterima.
Di balik semua itu, siapa sangka ada satu latar belakang para pemain timnas yang sempat menarik perhatian kita. Ya para santri. Bagaimana tidak, pasalnya selama ini kita mengenal mereka sebagai seorang yang suka belajar agama, namun siapa sangka juga lihai dalam mengocek bola. Bahkan sebagian dari mereka ada yang jadi timnasnya luar negeri loh, lalu siapa saja itu?
Muhammad Rafli Mursalim, sang santri bintang baru timnas
Mungkin selama ini kita mengenal nama Rafli sebagai salah satu pemain timnas Indonesia yang sudah berkali-kali menjebol gawang lawan. Namun siapa sangka di balik semua itu, ternyata pemuda yang satu ini juga seorang santri yang teladan. Dididik dengan ilmu agama di Pondok Pesantren Al Asy’Ariyah di Banten, pemain muda yang satu ini sempat menjadi pusat perhatian dalam liga santri nusantara.
Sejak saat itulah karir sepak bolanya semakin melambung hingga seperti sekarang menjadi salah satu punggawa timnas Indonesia. Namun demikian, bukan berarti dirinya lupa akan identitasnya itu, bahkan sampai sekarang Rafli masih tetap sowan pada guru-gurunya jika ada waktu untuk meminta doa. Jadi wajar julukan Rafli “Sang Santri” memang cocok disematkan pada dirinya saat berlaga.
Evan Dimas, sang kapten timnas yang tidak pernah tergantikan
Pemain kelahiran 95 ini, sempat menjadi idola tanah air karena kepewaiannya di lapangan hijau serta kecakapannya dalam memimpin timnas. Sering ditunjuk jadi kapten timnas U-23, pria yang satu ini beberapa kali menyumbangkan gol di ajang asia tenggara. Usut punya usut, kemampuan sepak bolanya ini didapat saat dilatih oleh Roy Kasianto dan bermain untuk SSB Mitra Surabaya.
Hingga akhirnya Indra Sjafrie menemukannya dan digodoklah jadi seperti saat ini. Namun siapa sangka kalau Evan Dimas juga seorang santri. Ya ngaji dan sekolah di SMA NU Shafta Lontar Citra Surabaya membuat dirinya tidak hanya jago di lapangan namun juga paham ilmu agama.
Angon kambing di pesantren Lianggunung kini jadi punggawa timnas
Yadi Mulyadi kini menjadi salah satu pemain timnas yang juga mulai disorot media. Bukan hanya karena kemampuannya mengkocek bola yang luar biasa, namun juga karena latar belakangnya yang memang tidak biasa. Ya, sama seperti Evan Dimas dan Rafli, Yadi juga seorang santri yang ikut terjun ke dunia bola.
Berangkat dari pesantren Lianggunung dalam liga santri dan beberapa kejuaraan daerah, membuat namanya jadi salah satu kandidat timnas yang diperhitungkan. Kini bersama U-16 lainnya, Yadi tidak hanya ingin membangun sepak bola tanah air, namun juga ingin membuktikan kalau santri juga bisa jadi pemain profesional.
Aldi Hamid, sang calon timnas yang berbakat
Satu lagi seorang anak pesantren yang juga jadi pusat perhatian saat laga, Aldi hamid. Ya, pasalnya pemain yang berasal Pondok Pesantren (PP) DDI Kaballangan Pinrang ini menjadi pencetak gol terbaik dalam liga santri.
Alhasil pemain muda yang satu ini sempat digadang bakal direkrut menjadi salah satu punggawa timnas Indonesia. Entah rencana itu akan benar-benar terealisasi atau tidak, namun yang pasti Aldi telah membuktikan kalau memang para santri punya bakat di lapangan hijau.
Mualaf pondok Indonesia jadi punggawa timnas di Timur Leste
Siapa sangka ternyata salah santri di pondok pesantren Indonesia merupakan pemain sepak bola terkenal di Timur Leste. Ya, nama Mualim mungkin jarang kita dengar, namun siapa sangka dia adalah timnas negara tetangga sekaligus santri di pondok pesantren Annaba Indonesia. Ya, saat berada di Indonesia dirinya sendiri mendapatkan hidayah sehingga masuk Islam dan memilih menuntut ilmu agama di pondok pesantren itu.
Namun siapa sangka saat pulang ke negaranya, karir bola Mualim jadi sangat meningkat bahkan sampai direkrut timnas untuk jadi wakil di Asia. Meskipun bukan di negara kita, namun tetap harus bangga karena bagaimana pun dia adalah santri dari pondok Indonesia.
Dari para santri hebat di lapangan sepak bola itu kita jadi tahu kalau mereka juga punya kesempatan yang sama dengan yang lainnya. Apalagi mengingat mereka sudah dibekali oleh ilmu agama pastinya bisa lebih mengontrol diri di lapangan hijau. Bisa dibilang sepak bola ini tidak memandang latar belakang setiap pemain, asal punya usaha dan kemauan, semua bisa masuk.