in

Menengok Bagansiapiapi, Rutan Terpadat di Indonesia yang untuk Bernafas Pun Tak Kuasa

Kita mungkin sudah mengenal keadaan penjara Filipina yang luar biasa gila. Bayangkan saja dalam satu sel ternyata ada hampir 200 napi yang mengisinya. Oleh sebab itu bukan hal yang aneh kalau rutan itu dijuluki yang paling edan di dunia.

Namun siapa sangka di Indonesia juga ada penjara yang memiliki keadaan yang hampir serupa. Bayangkan saja, para napi harus berdesak-desakan tidak karuan hanya untuk tidur dan menghirup napas saja. Lalu penjara mana kah yang mirip dengan Filipina itu? Simak ulasan berikut.

Rutan paling padat di Indonesia, kelebihan hingga 800%

Sampai saat ini  Rutan Bagansiapiapi dinobatkan sebagai tempat pembinaan nara pidana paling pada di Indonesia. Bayangkan saja, pasalnya kelebihan kapasitas yang ada di rutan ini sudah mencapai 800% dari jumlah yang seharusnya. Sejatinya pemerintah sendiri sudah melakukan berbagai upaya agar “kelebihan” ini, namun sayang jumlah narapidana malah terus bertambah sedangkan total rutan dan kapasitas yang ada tidak mencukupi.

Kelebihan kapasitas [image source]
Alhasil mereka harus hidup secara seadaanya di tempat rutan ini karena memang tidak ada pilihan lain lagi. Belum lagi, umumnya jumlah kurungan para tahanan di sana pun sangat lama, alhasil sudah tidak ada cara lagi untuk menanggulanginya.

Tempat tak layak huni, para nara pidana cukup menderita

Sejatinya lingkungan di Bagansiapiapi masuk kategori baik, pasalnya jarang didengar adanya kekerasan atau tindak kriminal berat dari dalam rutan. Bahkan di sana sering diadakan kegiatan agama rutin buat para narapidana agar segera menuju keinsyafan. Namun masalah utama yang harus di hadapi rutan ini adalah keadaan sesak lantaran kapasitas yang membeludak.

Tak layak huni [image source]
Oleh sebab itu saat ini tempat para tahanan yang satu ini masuk dalam kategori tidak layak huni lagi. Bayangkan saja, satu nara pidana hanya mendapat jatah 0,45 meter untuk tidur. Belum lagi jatah untuk ke toilet, masing-masing harus menunggu dalam jangka waktu hampir setengah jam untuk buang air. Alhasil banyak mereka yang cukup menderita saat tinggal di sana.

Ketimbang hanya meratapi nasib, para napi memilih mengisi kegiatan bermanfaat

Meskipun mungkin hidup dengan keadaan yang sangat menderita, bukan berarti mereka harus hidupnya tidak bahagia. Alih-alih melakukan protes dan perlawanan, yang ada malah banyak dari mereka mengisi kegiatan yang lebih bermanfaat. Mulai dari bermain catur, menonton TV dan kegiatan mengisi waktu lainnya.

Mengisi waktu dengan hal lain [image source]
Bahkan tak jarang saat adanya kegiatan keagamaan rutin, tidak di sangka banyak sekali para napi yang ikut di dalamnya. Begitu pula hubungan mereka dengan para sipir di sana, tak jarang para penjaga rutan itu juga saling tegur sapa dan bercengkrama dengan penghuninya.

Bagansiapiapi sejatinya tidak sendiri, banyak rutan lain yang bernasib sama

Ternyata Bagansiapiapi bukanlah satu-satunya rutan dengan kelebihan kapasitas yang luar biasa. Ya, hampir sebagian besar rutan yang ada di Indonesia ternyata memiliki nasib yang serupa. Misalnya saja, Takengon dengan kelebihan 597%, di Banjarmasin  sampai 595%. Tentu angka-angka itu sangat tidak sebanding dengan  Bagansiapiapi yang sampai  800%.

Ternyata tidak sendiri [image source]
Meskipun begitu hal tersebut sama sekali tidak merubah kenyataan kalau memang keadaan rutan di Indonesia memang dalam keadaan kritis. Sejatinya penambahan gedung atau penjara sudah berkali-kali dilakukan, namun sayang hal itu bukan solusi bagus lantaran jumlah napi yang terus membeludak tiap tahunnya.

Keadaan yang ada di rutan Bagansiapiapi sejatinya jadi masalah pelik bagi Indonesia. Dengan keadaan yang seperti itu, tentu sangan tidak nyaman buat para penghuninya. Namun sekali lagi, bukan karena kurangnya ruang yang ada, namun justru jumlah napi yang makin membeludak.

Written by Arief

Seng penting yakin.....

Leave a Reply

Berburu Tokek Hingga Mata-mata Pelakor, Inilah 4 Kerjaan Sampingan Nyeleneh Para Ojol

5 Artis Cantik Ini Enggak Manglingi Waktu Menikah, Kata Orang Jawa Ada Filosofinya!