Setelah resmi menjadi presiden ke-16 dari Filipina pada 30 Juni 2016 silam, Rodrigo Duterte langsung membuat gebrakan baru. Dia menerapkan hukuman tembak di tempat kepada semua bandar atau pengedar narkoba tanpa ampun. Bahkan, dia juga memberikan kekebalan hukum kepada polisi yang bertugas untuk memberangus semua pengedar narkoba yang telah meresahkan Filipina.
Apa yang dilakukan oleh Rodrigo Duterte tentu menjadi pro dan kontra. Banyak orang mendukung kebijakan ini agar Filipina jadi aman dan damai. Namun, dunia internasional juga mengecam tindakan pembantaian tanpa ada pengadilan terlebih dahulu. Tidak tanggung-tanggung, pentolan PBB pun ikut berkomentar perihal aksi keji yang dilakukan oleh Rodrigo Duterte.
Terlepas dari pro dan kontra yang terjadi saat ini, Rodrigo Duterte adalah orang yang ngeri. Berikut beberapa fakta mengapa kengerian dan julukan “diktator” memang pantas disematkan kepadanya.
Salah satu alasan kenapa banyak orang sangat menyukai Rodrigo Duterte adalah sikapnya yang sangat tegas. Bahkan beberapa orang dengan sangat bangga menjulukinya sebagai diktator penumpas kejahatan. Bahkan sebelum menjadi Presiden Filipina, dia sudah bayak melakukan aksinya di Davao City tempat dia mengabdi sebagai pemimpin selama 22 tahun.
Rodrigo Duterte adalah seorang pengacara yang akan menghukum dengan tegas segala pelaku kriminal terutama bandar narkoba. Saat menjadi pemimpin di Davao City, dia diketahui telah menerapkan sanksi ekstrajudisial kepada lebih dari lebih dari 1.100 orang dengan 132 di antaranya adalah anak jalanan yang kerap berperilaku seperti preman.
Meski dikenal sangat kejam, sebanyak 88 persen penduduk di Davao City menyukai Rodrigo Duterte. Hal ini bisa terjadi karena tingkat kejahatan di kota ini anjlok dengan cepat dan menjadi yang terendah di Filipina.
Sebelum menjadi Presiden Filipina secara resmi, Rodrigo Duterte pernah mendapatkan julukan sebagai kembaran dari Donald Trump. Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos kerap membuat orang tersindir, tersakiti atau bahkan mati kutu. Meski bicaranya seperti tidak pakai rem, toh Duterte tidak meminta maaf dari apa yang telah dia lontarkan kepada banyak orang.
Salah satu ucapan paling mengerikan yang pernah dikatakan oleh Rodrigo Duterte adalah saat dia menghina Paus pemimpin tinggi Katolik. Saat itu dia berujar bahwa Paus adalah “son of a whore”. Hal ini bisa diucapkan dengan sangat mudah oleh Rodrigo Duterte hanya karena Filipina jadi macet total saat Paus mengunjungi negara itu. Benar-benar tidak seperti menjamu tamu negara ya? Ya, tapi itulah Duterte.
Yang menyebabkan Rodrigo Duterte sangat dikagumi oleh banyak rakyatnya adalah ambisinya untuk melenyapkan banyak penjahat. Bahkan pada saat kampanye dia pernah mengatakan akan menjadikan 100.000 kriminal sebagai makanan ikan di Teluk Manila sehingga rakyat Filipina bisa hidup dengan aman tenteram dan damai.
Selain akan melakukan aksi pembantaian kepada para kriminal, Rodrigo Duterte juga terobsesi ingin mengembalikan hukuman mati di Filipina yang telah dihapuskan pada tahun 2006 silam. Rodrigo Duterte menganggap penghapusan hukuman mati hanya akan membuat penjahat tidak takut dan terus melakukan aksi mengerikannya. Menurutnya, tidak ada yang membuat penjahat berdiri bulu kuduknya selain menekan mereka dengan hukuman mati.
Kritik tajam untuk Rodrigo Duterte memang terus berdatangan dari aktivis kemanusiaan dan juga organisasi internasional seperti PBB. Mereka menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh Rodrigo Duterte tidak ubahnya seperti aksi genosida atau pembantaian manusia. Bagi sebagian orang, Duterte dianggap mengabaikan HAM dalam penegasan hukum yang ia terapkan. Apalagi menurut perwakilan PBB, kebijakan mantan pengacara itu bagi polisi yang berhasil menembak pelaku narkoba adalah melanggar kesepakatan hukum internasional.
Menanggapi aksi ini Rodrigo Duterte ganti melontarkan pendapat: “Jika apa yang dilakukan ini genosida, lantas yang terjadi di Timur Tengah itu apa?” Ia malah balik mengkritisi bahwa konflik di Timur Tengah maupun Afrika toh tak bisa diselesaikan meski ada backingan dari lembaga perdamaian dan kemanusiaan. Rodrigo Duterte malah menambahkan akan keluar dari PBB jika masih banyak pihak ikut campur dengan kelangsungan pemerintahannya di Filipina. Dia tidak takut HAM karena apa yang dilakukan untuk kemajuan Filipina.
BACA JUGA: Jokowi Masih Baik Hati! Ini Lho Yang Dilakukan Presiden Filipina Kepada Bandar Narkoba
Terlepas dari semua kengerian serta pro dan kontranya, rakyat di Filipina telah memilih Rodrigo Duterte sebagai presidennya. Pada pemilihan presiden beberapa bulan lalu, dia mendapatkan suara 39 persen dan menang mutlak dari calon lainnya. Melihat apa yang dilakukan oleh Rodrigo Duterte, tidakkah Anda ingat dengan peristiwa Petrus yang terjadi di Indonesia pada dekade 80-an?
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…