Berhubungan badan itu tidak sesimple hanya menyalurkan hasrat kemudian selesai, tapi mengandung arti yang sangat kompleks. Hubungan biologis adalah manifestasi dari kasih sayang antara pasangan, ada juga yang menganggap aktivitas ini sebagai penanda dimulainya kedewasaan. Bahkan hubungan badan juga bisa direlasikan dengan hal-hal yang berbau keagamaan.
Seksualitas ini sendiri juga dikemas dalam berbagai ritual yang praktiknya dilakukan oleh banyak suku di dunia. Di Afrika misalnya, ada salah satu suku yang mempraktikkan ritual curi mempelai. Dalam ritual ini mereka harus mengenakan banyak atribut serta yang terpenting adalah bisa nyolong si wanita untuk kemudian bisa dikawini. Tak hanya di Afrika, di beberapa tempat lain juga ada, misalnya Tibet dengan ritual berbagi istrinya. Seperti inilah, seksualitas terbalut dalam ritual.
Baca Juga :6 Fakta Tentang Bahasa Jawa yang Mengagumkan
Masih soal ritual hubungan badan, di Indonesia sendiri ternyata juga ada yang seperti ini. Mereka mengemas kegiatan menyalurkan kebutuhan biologis ke dalam berbagai ritual dengan tujuan-tujuan tertentu. Lalu seperti apa ritual-ritual tersebut? Simak ulasannya berikut ini.
1. Ritual Sunat Plus Hubungan Badan ala Suku di Timor Barat
Bagi beberapa suku, sunat adalah ritual kedewasaan yang cukup penting. Peristiwa pemotongan ini jadi indikasi jika si remaja benar-benar sudah dewasa. Hal ini juga lah dilakukan oleh beberapa suku di Timor Barat, Indonesia. Namun, orang-orang sana tak hanya mengemas sunat dengan pemotongan kulup saja, tapi juga menyelipkan aktivitas hubungan badan.
Jadi, ketika luka setelah pemotongan belum benar-benar sembuh, si laki-laki ini haruslah berhubungan dengan wanita. Tujuannya adalah untuk membuang panas di alat kelaminnya. Dan secara filosofi menurut mereka adalah membuang sial. Ritual ini wajib dilakukan dan jika sudah sembuh, maka si laki-laki tersebut akan jadi pria sejati.
2. Ritual Hubungan Badan Dengan Dukun
Ritual kedewasaan memang kebanyakan selalu menyisipkan hubungan badan. Tak hanya yang terjadi di Timor Barat saja, tapi juga beberapa suku di Indonesia timur. Namun, ritual hubungan badan ini berbeda bentuknya. Ya, dikatakan oleh Gilbert H. Herd dalam bukunya, seorang remaja baru dianggap dewasa jika ia sudah berhubungan badan dengan dukun.
Hal yang menghebohkan dari ritual ini adalah si dukun ternyata adalah seorang pria. Jadi, ya, ini adalah hubungan antara sesama pria. Ritual ini juga wajib hukumnya jika seorang remaja akan beranjak menuju pintu kedewasaan.