Hujan adalah fenomena alam yang mampu membuat manusia senang atau bahkan membuat manusia jadi sengsara. Jika hujan turun dengan banyak, banjir bisa terjadi di mana-mana. Jika hujan tak kunjung datang, maka kekeringan akan melanda sebagian besar wilayah. Di daerah yang sangat kering, hujan tak ubahnya sebuah keajaiban dan untuk mendapatkannya diperlukan sebuah ritual.
Dari zaman dahulu hingga sekarang, manusia banyak melakukan ritual-ritual khusus untuk memanggil hujan. Biasanya mereka melakukan tarian, hingga beberapa persembahan agar langit mau mengasihani. Well, inilah 5 ritual pemanggil hujan yang sering dilakukan manusia dari dulu hingga sekarang.
1. Tarian Hujan Zuni dari Amerika
Tarian Zuni adalah sebuah tarian yang dilakukan oleh suku Zuni di sekitaran Sungai Zuni, New Mexico, Amerika. Suku ini telah melakukan tradisi ini selama ratusan tahun dan masih bertahan hingga sekarang. Tarian yang dilakukan berfungsi untuk memanggil hujan agar tanah untuk bertani jadi subur, dan panen akan melimpah.
Pria dan wanita akan ikut berpartisipasi dalam acara ini. Mereka akan berdandan sedemikian rupa sesuai aturan. Biasanya yang pria memakai penutup kepala yang ada tanduk rusanya. Mereka akan menari sesuai tabuhan dari pemangku adat. Dipercaya, setelah tarian selesai, dalam hitungan hari hujan akan turun dengan deras.
2. Tarian Manerwap di Filipina
Manerwap adalah sebuah tarian yang dilakukan di Filipina, tepatnya di daerah Bontoc. Setiap tahun saat El Nino datang, daerah ini akan dilanda kekeringan yang cukup parah. Tanah tak bisa ditanami lagi hingga panen akan merosot tajam. Akhirnya penduduk setempat memilih melakukan tarian yang bernama Manerwap.
Pemuda yang terpilih biasanya mengenakan pakaian suku lengkap dengan peralatannya. Ada yang membawa tombak dan juga perisai. Kelompok lainnya membawa tabuhan berupa gong yang digunakan untuk menari. Setidaknya sudah ratusan tahun tradisi ini bertahan dan terus dilakukan setiap tahun.
3. Pemanggill Hujan dari China
China juga memiliki tradisi pemanggil hujan yang banyak dilakukan hingga sekarang. Biasanya seorang shaman atau dukun melakukan ritual dengan disertai nyanyian dan tarian. Mereka juga melakukan persembahan kepada dewa yang menguasai alam beserta cuacanya termasuk hujan.
Dukun ini akan terus menari hingga ia merasa capai dan berkeringat. Jika keringat ini mencapai tanah, hujan akan segera datang. Bahkan jika efeknya terlalu besar, banjir bandang juga bisa datang. Masyarakat China mempercayai jika ada naga yang mampu menggerakkan hujan dan juga banjir. Dan ia hanya mau melakukannya setelah dukun yang menari memintanya dengan tulus.
4. Ritual Caloian di Romania
Caloian adalah sebuah ritual di mana seorang anak kecil akan membuat sebuah boneka yang terbuat dari tanah liat. Boneka itu berwujud seorang anak laki-laki yang merupakan perwujudan dari Father of Sun atau ayah matahari. Boneka lain yang juga dibuat berwujud wanita yang merupakan perwujudan dari Mother of Rain atau ibu dari hujan.
Boneka ini akan dihias dan ditempatkan di tengah kebun selama tiga hari. Setelah kering, boneka akan dilarung ke laut atau sungai hingga hilang. Ritual pemanggilan hujan ini akan selesai setelah anak kecil yang membuat boneka selesai membuat kue. Lalu di makan bersama-sama sebagai wujud keberkahan.
5. Ritual Pemanggilan Hujan di Indonesia
Indonesia saat ini sedang dilanda bencana kabut asap akibat hutan yang terbakar. Jutaan masyarakat tak bisa bernapas dengan baik akibat tebalnya asap di udara. Musim kemarau panjang dan El Nino membuat bencana susah dihentikan. Akhirnya banyak dari warga di Indonesia terutama di Kalimantan dan Sumatra melakukan Sholat Istisqa untuk meminta hujan kepada Sang Pencipta.
Selain dilakukan secara agama, beberapa daerah di Indonesia juga kerap melakukan ritual untuk mendatangkan hujan. Sebut saja ritual Ojung di daerah Bondowoso, Jawa Timur. Ritual ini diawali dengan tarian tradisional bernama Topeng Kuna dan juga Singa Rontek. Setelah itu ritual diakhiri dengan adu pukul dengan sebatang rotan. Selain untuk memanggil hujan, ritual ini juga bisa digunakan sebagai penolak mara bahaya.
Selain Ojung, ada juga sebuah ritual bernama Cowongan dari Banyumas, Jawa Tengah. Ritual ini dilakukan untuk meminta Dewi Sri menurunkan hujan. Dewi yang dipercaya sebagai dewi padi dan kesuburan ini memiliki doa yang manjur. Ritual ini biasanya dilakukan saat jelang musim tanam agar hasil panen di sawah melimpah dan terhindar dari hama.
Hujan memanglah fenomena alam, namun bagi beberapa masyarakat, hujan adalah peristiwa sakral yang patut diberi upacara atau ritual. Well, apa pun ritualnya, semoga hujan cepat datang dan membuat tanah kering jadi gembur dan membuat hutan-hutan terbakar di Indonesia segera padam. Tak ada lagi asap yang membuat banyak orang menderita.