Mungkin kalian pernah dengar sedikit tentang ragam ritual dewasa aneh di pelbagai belahan dunia. Sebut saja Siberia Timur, yang memiliki kepercayaan bertukar istri demi mengusir roh jahat, atau wanita suku Kreung yang ‘mencoba’ beberapa pria sebelum memutuskan untuk memilih pria yang akan dinikahinya. Beberapa ritual tersebut mungkin bikin kita geleng kepala. Namun ternyata, nggak perlu jauh-jauh ke luar negeri. Di Indonesia sendiri juga ada ritual dewasa yang nggak kalah aneh.
Ritual tersebut berasal dari Desa Pendem, Sumber Lawang, Sragen, Jawa Tengah. Di tiap malam Jumat Pon dan Jumat Kliwon, beberapa orang akan datang ke Gunung Kemukus untuk melakukan ritual tukar pasangan. Tukar pasangan? Yuph! Para orang-orang yang telah menikah justru datang untuk melakukan hubungan intim dengan orang lain. Selengkapnya tentang ritual tersebut, berikut ini adalah ulasannya.
Melakukan hubungan dengan orang yang bukan pasangan
Dipercaya bahwa ritual tersebut hanya bisa dilakukan oleh orang yang telah menikah. Namun, saat melakukan ritual dewasa, orang tersebut harus berhubungan dengan ‘lawan’ yang bukan pasangan sahnya. Itulah yang membuat ritual satu ini tidak semudah yang dibayangkan.
Karena untuk memulai, dibutuhkan keberanian untuk mengawali perkenalan. Para peziarah juga harus jeli untuk memilih pasangan yang akan diajak melakukan ritual dewasa di Makam Pangeran Samudro, Gunung Kemukus. Wajar saja, karena di antara orang yang benar-benar ingin melakukan ritual, ada juga lelaki iseng yang hanya ingin ‘bermain-main’ dan memuaskan nafsu, ada juga beberapa PKS berkeliaran di sekitar lokasi yang sengaja mengecoh para lelaki.
Melakukan ritual dengan tujuan ngalap berkah
Setiap ritual yang dilakukan seseorang tentu memiliki tujuan, tentu saja dengan ritual yang dilakukan di Gunung Kemukus. Konon, kepercayaan di Desa Pendem ini sudah ada sejak berabad-abad lalu. Tujuannya sendiri untuk ngalap berkah, alias berharap mendapat keberuntungan, kekayaan dan kesuksesan. Sebut saja Suhandi, salah seorang peziarah yang melakukan ritual di Gunung Kemukus sejak usahanya hancur karena diguna-guna orang.
Ia mengaku sudah tiga kali melakukan ritual tukar pasangan, dan mulai bisa membedakan antara peziarah asli dan kupu-kupu malam. Memang, dalam kepercayaan tersebut, tidak ada hukum tertentu dengan siapa peziarah harus berpasangan, namun yang jelas peziarah harus memiliki pasangan dan melakukan hubungan di tempat tersebut hingga tujuh kali tanpa berganti dengan yang lain. Jadi, para pelaku ngalap berkah memang berusaha menghindari PSK dan orang iseng lainnya.
Gunung Kemukus di Sragen sudah dikenal dunia
Bukan hanya Indonesia, media luar negeri juga kerap membahas Gunung Kemukus karena keunikan ritual masyarakatnya. Bahkan, situs-situs besar luar negeri seperti Dailymail.co.uk, Metro.co.uk dan ynaija.com juga pernah membahas soal ritual dewasa yang dilakukan di Gunung Jawa Tengah tersebut. Saat ini, lokasi tersebut sangat populer, bahkan sampai mengundang para wisatawan untuk datang.
Ironisnya, pemerintah setempat justru menarik pungutan pada siapapun yang memasuki wilayah tersebut. Bahkan, media asing juga mengungkapkan jika yang dilakukan oleh pemerintah sangat kontradiksi. Daily Mail mengungkapkan jika pemerintah mengetahui ada perzinahan, namun mengabarkan sesuatu yang berbeda dan menutup mata, sehingga tokoh agama dan pemerintah seolah membiarkan adanya prostitusi berkedok ritual Gunung Kemukus.
Asal-usul ritual dewasa Gunung Kemukus
Dari hasil penelusuran, ritual dewasa yang ada di Gunung Kemukus berasal dari kisah abad ke-16, di mana ada seorang pangeran muda yang memiliki hubungan cinta dengan ibu tirinya sendiri. Berawal dari perasaan masing-masing, akhirnya mereka melakukan hubungan intim di puncak Gunung Kemukus. Namun sayang, saat mereka tengah bercinta, kelakuan keduanya tertangkap basah.
Keduanya akhirnya dibunuh dan dikubur di sana. Lambat laun, puncak gunung tersebut malah dianggap sebagai tempat ‘suci’ bagi mereka yang ingin mendapatkan kemakmuran, kekayaan dan kemajuan hidup. Bahkan, saat ini bukan hanya masyarakat biasa saja yang melakukan ritual, bahkan rumornya pejabat juga pernah melakukan ritual di Gunung Kemukus.
Beberapa pihak memang keberatan dengan adanya ritual tersebut, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurutnya, adanya makam Pangeran Samudro seharusnya hanya untuk berziarah, bukan melakukan tindak asusila. Untuk kedepannya, ia juga meminta pada Bupati Sragen untuk menindak tegas orang-orang yang datang dengan tujuan melakukan ritual dewasa.