Berbekal niat dan usaha yang keras, Rio Rizki Darmawan yang mewakili Indonesia pada ajang Asian Games 2018 di cabang olahraga dayung, sukses meraih medali emas. Sebagai atlet muda, tentu hasil ini meruapakan capaian terbaiknya di pentas tersebut. Padahal, Rio datang dari keluarga sederhana. Meski begitu, kesungguhannya dirinya menjadi seorang atlet memberikan peluang sukses yang besar di masa depan.
Jauh sebelum menjadi atlet dayung profesional, Rio sempat mengundang rasa pesimis pelatih atlet dayung asal Belanda, Boudewijn van Opstal. Namun, hal itu tak berlangung lama. Selain karena dinilai mempunyai bakat, Rio juga berhasil menunjukan performa terbaiknya selama latihan. Alhasil, medali emas pun berhasil diraihnya. Di balik itu semua, ada beberapa kisah yang menjadi jalan setapak bagi Rio hingga ia sukses menjad atlet kebanggaan Indonesia.
Fisik Rio sempat diragukan oleh sang pelatih
Pelatih tim Rowing Indonesia, Boudewijn van Opstal awalnya sempat meragukan Rio sebagai atlet dayung nasional. Hal ini berkaitan erat dengan caranya mengolah tubuh saat mendayung. Dilansir dari kumparan.com, sang pelatih memberi catatan khusus terkait biomekanika Rio atau pengaturan sikap tubuh dalam bergerak yang dirasa masih kurang. Namun, hal itu ternyata berhasil ditebus Rio dengan serangkaian kemajuan yang diperoleh selama latihan.
Sukses masuk menjadi tim dayung nasional
Muhammad Hadris yang juga melatih atlet dayung Indonesia, melihat Rio memiliki bakat lebih pada cabang olahraga ini. Dari tahap demi tahap latihan yang diberikan, sosok 14 tahun tersebut sukses meningkatkan kemampuannya. Selain bakat, kemampuan lainnya seperti melihat ergometer (mengendalikan perahu) dan laktat (kadar asam) atlet saat berlatih, juga menjadi pertimbangan. Rio pun akhrirnya sukses masuk sebagai atlet yang berlaga di ajang Asian Games 2018.
“Dia punya kekuatan yang luar bisa dalam mendayung. Kami menganggap dia sebagai salah satu atlet yang berbakat yang dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, kami manage dia untuk mengembangkan kemampuannya,” tegas Hadris yang dilansir dari kumparan.com.
Rela Berhutang demi kesuksesan sang anak
Sang ayah yang berprofesi sebagai buruh tani cokelat di daerahnya, ternyata mempunyai semangat yang luar biasa untuk mendukung Rio. Begitu tahu sang anak lolos mewakili Indonesia di Asian Games 2018, sang ayah rela pontang-panting mencari hutang untuk membeli tiket pesawat demi menonton putranya berlaga. Dilansir dari kumparan.com, keluarga Rio sendiri merupakan penerima Rastra (beras sejahtera) dan bedah rumah dari Program Dana Desa. Tempat tinggal mereka pun terlihat sangat sederhana.
Prestasi Rio yang mengkilat
Sebelum Asian Games bergulir, Rio pernah menjadi jawara di event Nasional. Seperti Juara 4 Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) PPLP Tahun 2014 di Makassar, mendapat medali perak di POPNAS XII Jawa Barat, dua keping emas di Kejuaraan Nasional Dayung antar PPLP Tahun 2015 di Ambon, dan Perunggu di Pekan olahraga Nasional XIX 2016 di Jawa Barat. Di gelanggang internasional, Rio berhasil menyumbangkan perak di ajang South East Asian Rowing Federation (SEARF) di Vietnam pada 2017, dua emas di Asian Cup II pada 2018 dan medali emas di Asian Games 2018 bersama dengan timnya.
Harapan keluarga kepada pemerintah
Keberhasilan Rio yang meraih medali emas di ajang Asian Games, membuat dirinya menerima guyuran bonus dari pemerintah. Dilansir dari kumparan.com, Rasna sang ibunda, menjelaskan betapa keluarganya masih membutuhkan bantuan dana dari pemerintah. Dengan harapan sang putra dapat terus berlatih dan diberi beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya.
“Untuk pendidikannya, Rio bilang juga uang itu untuk orang tua, untuk adiknya, membantu keluarga,” ujarnya yang dilansir dari kumparan.com.
Meski datang dari keluarga sederhana, keberhasilan Rio meraih emas sebagai atlet dayung Indonesia membuka mata dan hati kita. Karena sejatinya kesukesan itu, merupakan hak bagi setiap orang tanpa melihat asal-usul, kaya atau smiskin dan keturunan. Asal mau berusaha, pasti ada jalan. Betul begitu Sahabat Boombastis?