in

Melihat Rezim Kelam Manchester United, Keluar Banyak Uang Tapi Prestasinya Suram

Kalau ada yang bertanya siapa yang terhebat di kota Manchester, tentu jawabnya adalah Manchester City bukan tetangganya. Alih-alih hebat, United bisa dikatakan beberapa musim ini layaknya sebuah kayu berumur tua yakni rapuh. Bahkan untuk bersaing dengan tim-tim papan atas Liga Inggris, Setan Merah membutuhkan banyak keberuntungan untuk bisa menjadi pemenang. Tercatat, hanya dua kali saja mereka bisa menang atas tim-tim peringkat 1 sampai 5 Liga Inggris musim 2018/2019.

Alhasil , selain harus rela lagi-lagi puasa gelar English Premier League (EPL), Manchester United juga gagal untuk masuk ajang bergengsi Eropa yaitu Liga Champions. Hasil yang jauh dari kata positif tersebut juga menjadikan pemenang 20 trofi Liga Inggris ini, menjadi tim boros tapi suram prestasinya. Selama masa-masa puasa gelar dan dinakhodai Ed Woodward di posisi executive vice-chairman, United telah mengeluarkan uang sekitar 741 juta poundsterling atau setara dengan Rp 10,7 triliun.

Ed Woodward dengan Jose Mourinho [Sumber Gambar]
Jumlah besar, yang sebetulnya bisa jadi landasan untuk tim berjuluk Setan Merah ini raih beberapa trofi. Namun, dalam faktanya hanya  trofi juara Piala FA (2015-2016), Piala Liga (2016-2017), Community Shield (2016) dan Liga Europa (2016-2017) yang bisa direngkuh, sepeninggal manajer legendaries mereka yakni Sir Alex Ferguson. Masih tentang nestapa ini, nasib suram si Setan Merah juga hadir lewat kursi pelatih yang dalam beberapa tahun ini seperti tidak menemukan sosok tepat untuk posisi tersebut. Pertama dimulai saat era pelatih David Moyes, ketika itu MU yang bermain di bawah asuhannya tidak mendapatkan satu trofi pun.

David Moyes MU [Sumber Gambar]
Bahkan harus rela akhiri kompetisi dengan terlempar dari posisi empat teratas. Selain bapuk, di era pelatih 56 tahun tersebut struktur kepelatihan Manchester United yang selama bertahun-tahun disusun juga berantakan. Tidak ada satu pun pewaris Sir Alex yang duduk dan menjadi bagian kesebelasan identik warna merah itu di musim kompetisi Liga Inggris 2013-2014. Pasca Moyes, sosok pelatih asal Belanda Luis Van Gal yang masuk.

Manchester United Kalah [Sumber Gambar]
Di bawah tangan dinginnya salam dua musim Manchester United hanya merasakan trofi Piala FA (2015-2016), tapi lagi-lagi puasa gelar. Meski mengorbitkan beberapa muda, namun era pria Belanda itu tidak benar-benar membahagiakan para fans MU. Gaya main yang digunakan Van Gal banyak dinilai membosankan. Selain itu, MU juga kembali tutup Liga dengan poin minim jauh di bawah Era Alex Ferguson dahulu.

Setelah kiprahnya, Jose Mourinho yang datang, peringkat dua klasemen Liga dan mendapatkan Community Shield, Piala Liga, dan Liga Europa menjadi capaian terhebatnya. Namun sama dengan dua nama tadi, pria Portugal ini juga tidak sanggup isi lemari trofi MU dengan piala Liga Inggris Manchester United. Malah di akhir masa jabatannya, MU dihantam kekalahan menyakitkan atas rival abadi mereka Liverpool. Dan beberapa kali ciptakan prahara di ruang ganti yang jadikan Manchester United tidak punya hubungan harmonis antar pemain dan staff pelatih.

Beberapa pemain yang dibeli mahal era Jose, juga banyak tampil tidak sesuai ekspektasi. Alhasil, kesebelasan ini kerap merugi lantaran membayar pemain tidak berbanding lurus dengan kualitasnya. Selapas Jose, kursi pelatih di isi oleh Ole Gunnar Solskjaer, juru taktik yang notabene legenda klub. Di tangannya Manchester United finis di posisi enam klasemen, dan menutup kompetisi Liga Inggris dengan kekalahan menyakitkan atas tim juru kunci.

BACA JUGA:  4 Hal Enak Bisa Dirasakan Manchester United Jika Dibeli oleh Putra Mahkota Arab Saudi

Sebagai sebuah tim besar dan kaya raya, nasib suram yang diderita Setan Merah ini tentu menjadi sebuah hal memilukan. Apalagi dalam sejarahnya, mereka adalah kesebelasan tersukses di Inggris. Besar harapan di bawah pelatih baru mereka yakni Ole Gunnar Solskjaer Manchester United bisa bangkit lagi.

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Ada Wanita Dilecehkan karena Beri Tumpangan ke Pria Asing, Begini Cara Mencegahnya

Habiskan Uang Negara, 4 Bangunan Bernilai Miliaran Ini Malah Mangkrak Tak Berguna