Nama Raymond Westerling begitu dikenal di Indonesia karena kasus pembantaian yang pernah ia lakukan di Sulawesi serta pemberontakan APRA pada masa pendudukan Belanda. Ironisnya, pembantaian tersebut justru terjadi pada masa ketika Indonesia baru merayakan Kemerdekaan.
Baca Juga : 5 Kekejaman yang dilakukan Hitler ini Ternyata Terinspirasi dari Orang Amerika. Berikut Faktanya
Akibat dari pembantaian tersebut, tercatat ribuan orang meninggal dunia, meskipun angka pastinya tidak diketahui. Namun akhirnya, Westerling justru berhasil melengang bebas dari kejahatannya ini.
1. Aksinya di Sumatera Utara
Westerling pertama kali menginjakkan kakinya di Medan, Sumatera Utara pada September 1945 sebagai prajurit KNIL. Saat itu kondisi di Sumatera sedang kacau, sama seperti berbagai wilayah lain di Indonesia karena masyarakat sedang berjuang keras untuk mempertahankan kemerdekaan.
Untuk mengembalikan pemerintahan Belanda di Medan, Westerling mengerahkan jaringan inteligen dan polisi untuk mengumpulkan para pemberontak. Terakan yang dianggap sebagai kepala pemberontak dibunuh dan kepalanya ditancapkan pada sebuah pasak di tengah desa. Di bawahnya, terpasang sebuah peringatan bahwa jika masyarakat tetap memberontak, hal yang sama akan terjadi pada mereka.