Kita tak bisa menolak fakta bahwa perang masih terjadi saat ini. Di sejumlah daerah dan negara, banyak orang yang terpaksa menjadi pengungsi karena kondisi perang yang begitu buruk. Seperti kondisi Irak dan Suriah yang masih memberikan ancaman teror dan rasa tidak nyaman bagi para penduduknya. Banyak pengungsi yang hidup penuh kekurangan. Syukurlah, masih ada banyak orang dan pihak yang mengulurkan tangan memberi bantuan. Seperti pria bernama Ravi Singh ini.
Pria kelahiran India penganut agama Sikh ini mempertaruhkan nyawanya di zona-zona berbahaya untuk membantu para pengungsi. Dengan lembaga amal Khalsa Aid yang dimilikinya, ia membantu menyediakan bala bantuan untuk para keluarga pengungsi. Kisahnya pun sudah diangkat banyak media seperti Storypick, BuzzFeed, Huffington Post, dan BBC World News. Ada banyak pelajaran yang begitu menyentuh dan berharga dari perjuangan. Selengkapnya, mari kita ikuti langsung kisahnya di bawah ini.
Salah Satu Kegiatan Amalnya Membagi-Bagikan Roti untuk Para Pengungsi
Langar Aid, perpanjangan dari organisasi nirlaba Khalsa Aid menyediakan roti dan air minum gratis untuk para pengungsi yang menyelamatkan diri dari konflik dari basis di Irak utara sejak awal tahun 2015. Organisasi tersebut membuat sebuah toko roti di kawasan Pesh Harbour, sekitar 35 km dari kota Kurdish, Duhok dan 10 km dari perbatasan Suriah. Gagasan ini muncul karena para tentara ISIS merusak makanan yang dikirimkan untuk para pengungsi Yazidi. Sebagai informasi, Langar merupakan istilah yang digunakan dalam ajaran Sikh yang berarti kantin atau dapur umum yang menyediakan makanan secara gratis untuk para tamu.
Kegiatan ini diyakini murni dengan alasan sosial. Semua makanan juga vegetarian jadi terbilang aman untuk dikonsumsi pengungsi dari berbagai latar agama. Menyediakan makanan untuk para pengungsi tanpa membedakan status dan agama jelas jadi sebuah tindakan terpuji sendiri, ya.
Ravi Singh Sering Disangka Militan ISIS
Pria bernama lengkap Ravinder Singh Sidhu ini sering disangka militan ISIS. Apa alasannya? Tak lain karena turban dan jenggot yang dimilikinya. Untuk mengatasi hal ini, Ravi menyiasatinya dengan memilih baju dan turban dengan warna terang agar bisa dibedakan dari para teroris yang umumnya memakai baju serba hitam. Dirinya sangat menyadari kalau harus berhati-hati dengan penampilannya tersebut.
“saya memakai turban dengan warna yang berbeda. Kami tak memakai yang warna hitam atau putih, dengan begitu kamu tak dianggap sebagai ISIS. Agak sedih sebenarnya, karena menjadi seseorang yang berperikemanusiaan, hal itu seharusnya tak pernah ada,” papar Ravi seperti yang dikutip oleh Storypick. Meski ada rasa tidak aman yang dirasakannya, Ravi tetap bertekad melakukan kebaikan.
Ravi Tak Hanya Memberi Bantuan Tapi Juga Jadi Teman Bercerita
Meski ada ancaman dan bahaya yang mengintai, Ravi tetap melanjutkan perjuangannya. “Ya, bahaya itu ada. Apakah setimpal dengan pengorbanannya? Bagi saya setimpal karena ini panggilan dari hati,” terangnya. Ravi tak hanya membantu menyediakan bala bantuan tapi juga meluangkan waktu bersama para keluarga pengungsi. Ravi mendengarkan cerita para pengungsi. Berusaha untuk memberi bantuan secara emosional juga.
Ravi yang besar di Panjab dan tiba di Inggris tahun 1981 saat usianya 11 tahun. Ia mengatakan tragedi kemanusiaan di Irak dan Suriah membuatnya tergugah untuk membantu sesama. Dan organisasi Khalsa Aid didirikan untuk membantu memberi bantuan kepada para pengungsi di area bencana dan zona konflik di berbagai belahan dunia.
Kedatangan Ravi Singh Selalu Dinantikan Para Pengungsi
Dalam film dokumenter yang dibuat oleh BBC World News berjudul “The Selfless Sikh”, Ravi melakukan perjalanan mengunjungi kamp pengungsian Yazidi. Wanita dan anak-anak selalu menantikan kehadiran Ravi yang tak hanya memberikan bantuan tapi juga menjadi seseorang yang bisa menenangkan hati. Setiap bulannya, Ravi datang dengan membawa paket bantuan yang berisi berbagai kebutuhan makanan. Seperti tomat, pasta, minyak, gula, garam, teh, sekarung beras, dan kebutuhan mandi.
Tak hanya bantu menyalurkan sembako dan makanan, Ravi juga masih menyempatkan diri untuk mengajak remaja laki-laki dan perempuan yang baru bebas dari ISIS untuk berbelanja. Melalui bantuan dan pelayanan yang diberikan, Ravi ingin menjadikan hidupnya lebih bermakna.
Sedih memang melihat kenyataan masih ada perang dan konflik yang terjadi di sejumlah negara. Dan butuh orang-orang yang memiliki keteguhan dan komitmen kuat untuk bisa membantu para korban. Tak mudah memang tapi yang pasti akan memberi makna yang berarti dalam hidup.