Belum lama ini ada satu wisata di Mojokerto yang indahnya mirip dengan New Zealand. Wisata yang disebut Ranu Manduro ini terletak di bawa kaki gunung Penanggungan di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Daya tarik utamanya adalah batu-batu besar dan padang rumput yang hijau. Plus ada juga hewan ternak yang mencari makan di area rumput tersebut.
Keindahan wisata ini terabadikan dalam video berdurasi beberapa detik, diiringi dengan lagu Surfer, Sunday Best. Alhasil, karena tergoda dengan keindahannya, saat weekend beberapa hari lalu, Ranu Manduro dipadati oleh para pengunjung, hampir tak ada ruang untuk bergerak. Kalau sudah begini sih dapat dipastikan para pengunjung akan nyampah dan merusak destiansi.
Area bekas galian tambang
Ranu Menduro
Ekspetasi vs Realita 😂😂 pic.twitter.com/09dT1EeHVP
— Illa Laila Wama A (@illal__) February 26, 2020
Di balik pemandangan yang begitu indah dengan latar belakang Gunung Penanggungan ini, lokasi Ranu Manduro sendiri merupakan bekas tambang pasir yang tak direklamasi. Tempat tersebut sudah ada sekitar dua tahun lalu, namun memang belum banyak dikunjungi oleh orang dan masih sepi. Penamaan Ranu sendiri karena memang di sana ada danaunya, namun sekitar tahun 2018 danau tersebut dikuras.
Dikunjungi dan padat manusia
Setelah video ‘feeling good’ viral, orang berbondong-bondong datang ke tempat ini. Alhasil weekend di akhir Februari lalu, Ranu Manduro bak lautan manusia –yang membawa sepeda dan juga sepeda motor. Momen ini dimanfaatkan pula oleh mereka yang ingin mengambil keuntungan dengan mendirikan booth tempat menjual makanan dan minuman untuk para pengunjung. Kalau sudah begini, alamat sampah akan berceceran di mana-mana dan jalanan di dalam Ranu ini bisa rusak oleh sepeda motor yang lalu lalang.
Influencer travel yang bekerja demi ‘konten’ dan perusak lingkungan
https://www.instagram.com/p/B9JdU6qH60q/
Sejak lama, sudah banyak sekali ramalan tentang adanya influencer travel yang hanya berburu ‘konten’ dan berakhir pada perusakan lingkungan. Hal ini sudah diramalkan sejak jauh hari dalam film berjudul The Beach yang rilis pada tahun 2000. Sama halnya dengan para pembuat konten yang mengaku sebagai travel influencer sekarang. Mereka hanya datang ke lokasi wisata untuk mengambil foto yang nantinya diposting di media sosial. Selanjutnya, netizen yang ‘terpana’ dengan keindahan yang ada akan datang dengan ekspektasi yang sama.
Destinasi yang rusak karena ulah manusia
Ada banyak sekali wisata yang rusak pasca mereka viral di berbagai media sosial. Ranu Manduro ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, ada Kebun Bunga Amaryllis (Gunungkidul), Terumbu Karang (Raja Ampat), Ranu Kumbolo, serta Taman Nasional Gunung Rinjani. Sebenarnya, tak apa berkunjung ke tempat yang viral seperti di atas, asal tidak membuang sampah sembarangan, merusak fasilitas yang ada di sana (vandalism), serta kegiatan lain yang masuk dalam perusakan alam. Banyak pula netizen yang berpendapat kalau tak lama lagi, di Ranu Manduro akan hadir objek foto berbayar yang bentuknya ‘love dengan bunga-bunga’ atau replika seperti sayap yang dibuat agar instagramable tapi mengurangi keindahan.
BACA JUGA: 5 Wisata di Indonesia yang Suasananya Mirip Luar Negeri, Ada ‘Selandia Baru’ di Mojokerto
Informasi terkininya, sekarang Ranu Manduro sudah ditutup oleh pemilik lahan, PT. Wira Bumi,  karena terlalu banyak dikunjungi oleh turis. Di sana juga sudah ada plang ‘Dilarang Keras Wilayah Pertambangan Tanpa Izin’. Lebih baik begini sih, tidak akan ada macet parah yang mengganggu aktivitas warga, dan juga tidak tambah merusak alam –mengingat ini merupakan wilayah tambang aktif. Kalau menurut kalian bagaimana, Sahabat Boombastis?