Ada pepatah rumput tetanggal lebih hijau dari pada rumput sendiri. Meski seindah-indahnya milik orang lain masih indah milik sendiri. Jika difikirkan rumah sendiri lebih nyaman dari pada harus numpang dirumah orang. Well, tengok aja para umat muslim di China. Negara ini lebih maju dari pada Indonesia, tapi nasib muslim yang tinggal di sana cukup membuat banyak orang khawatir.
Meski ditentang untuk tidak berpuasa, bukan halangan bagi mereka untuk tidak menjalankan perintah Sang Pencipta. Berikut ini adalah wajah kebahagiaan mereka yang telah melakukan ibadah puasa bulan Ramadhan.
1. Umat muslim yang berada di dalam sebuah masjid. Ada yang mengaji, berzikir dan juga berdiam diri.
2. Kaum Muslimah juga tak ketinggalan dari para muslim. Diluar masjid mereka juga ikut duduk sambil menunggu waktu shalat tiba.
3. Banyaknya Muslim dan Muslimah yang berada di dalam masjid, hingga beberapa orang harus rela duduk dibarisan belakang dan diluar masjid.
4. Meski menjadi orang minoritas di China, banyak warga muslim yang berdatangan ke masjid.
5. Bukan masalah dimana kita shalat. Tapi seberapa tepat waktunya kita shalat. Seperti muslim di China yang melakukan ibadah shalat sampai di jalanan.
6. Khutbah dari salah satu pemuka agama. Bukan hanya buka besama saja, Masjid di China ini juga mengadakan pengajian sebelum shalat tarawih
7. Senyum dari wanita pembuat takjil di sebuah Masjid. Wanita-wanita ini terlihat bahagia dengan datangnya Ramadhan
8. Bukan hanya kita saja yang senang menyambut bulan ini. Mereka juga bahagia menikmati sajian buka puasa Ramadhan.
9. Pemburu takjil yang mampir ke pinggir jalan raya untuk membeli makanan ringan krispi bernama Sanzi.
10. Kebahagiaan ketika bersama dengan orang tercinta. Saling berbagi, bercerita dan di sini nikmatnya berbagi.
11. Bukan hanya di masjid besar saja. Salah satu masjid di Ningbo, China ramai oleh umat muslim yang akan menjalankan ibadah.
Umat muslim di China memang hanya 2 % dari jumlah keseluruhan warga di China. Meski minoritas buka berarti mereka melalaikan ibadah. Malah, adanya ruang sempit ini menjadikan mereka seorang yang semakin kuat untuk tetap menjunjung agamanya.