Ramadan adalah bulan berkah di mana orang Islam berlomba melakukan berbagai macam amal baik di dalamnya. Setiap amal baik yang dilakukan, maka pahala yang akan didapat juga berlipat ganda. Tak hanya itu, di bulan Ramadan juga ada malam lailatul qadr, di mana dalam Alquran disebutkan bahwa malam ini lebih baik dari seribu bulan.
Ngomong-ngomong soal bulan selama Ramadan, biasanya puasa akan berlangsung selama 29 atau 30 hari. Umumnya, juga akan ada 4 kali hari agungnya para muslim yaitu Jumat. Namun, di tahun tertentu, hari Jumat akan berlangsung selama 5 kali –seperti Ramadan tahun ini contohnya. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa Ramadan dengan lima Jumat seperti ini hanya akan terulang 20 tahun sekali. Lalu apa makna di balik fenomena ini?
Melansir dari Brilio.net, Menurut Alawy Ali Imron yang pernah berguru pada ahli hadis nomor satu dunia Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliky, 5 kali Jumat yang terjadi pada bulan Ramadan ini tidak punya keistimewaan. Hanya saja, dengan adanya lima kali hari Jumat selama satu bulan, maka kesempatan untuk umat Islam meningkatkan ibadah semakin terbuka lebar.
Tak ada hadis ataupun perkataan Rasulullah yang menyebut adanya keistimewaan kalau hari Jumat terjadi lima kali dalam satu bulan penuh Ramadan. Kelebihan dari adanya kejadian yang langka ini adalah punya kesempatan memperbanyak catatan pahala karena Jumat yang merupakan hari agung ketika ada di bulan Ramadan akan ‘semakin agung’.
Selain hari Jumat yang berlangsung selama lima kali, baru-baru ini juga viral pernyataan tanggal 15 Ramadan yang jatuh pada hari Jumat pula. Di broadcast grup chat banyak yang menyebarkan adanya hadis tentang “suara keras pertengahan Ramadan” yang sebagian ditafsirkan ke ‘kiamat’ kalau 15 Ramadan jatuh pada hari Jumat, benarkah?
Berdasarkan penjelasan para ulama, pernyataan ini merupakan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Abdillah al-Hakim yang terdapat dalam Kitab al-Fitan karya Nu’aim ibn Hamad. Hadis yang sama juga dapat ditemukan dalam kitab Akhbar Ashbahan.
Usut punya usut, mengutip penjelasan Ustaz Abdul Somad (UAS) yang dilansir dari republika.co.id, Imam al-‘Uqaili dalam kitab ad-Dhu’afa’ al-Kabir, Juz IV, halaman 52 mengatakan, hadis tersebut tidak ada dasar sanadnya dari periwayat yang terpercaya (tsiqah). Hadis itu tidak pula dari riwayat yang kuat.
Imam Ibnu al-Jauzi berkata dalam Kitab al-Maudhu’at Juz III, halaman 191, hadis itu adalah palsu. Begitu pula menurut Imam ad-Dzahabi, yang mengatakan hal senada. Sehingga, kesimpulannya, hadis mengenai huru-hara pada pertengahan Ramadan yang tepat pada hari Jumat ini adalah hadis yang palsu. Oleh karena itu, hadis itu tak bisa dijadikan sebagai rujukan.
BACA JUGA: 5 Amalan Istimewa di Hari Jum’at Yang Membuat Harimu Berkah
Untuk kalian yang sudah terlanjur takut dan panik, mari hilangkan perasaan itu. Hari Jumat adalah hari raya umat Islam, lebih baik mengisi hari tersebut dengan beribadah dan melakukan amal baik sebanyak-banyaknya. Sedangkan untuk kiamat, hal tersebut pasti akan datang. Hanya saja waktunya sama sekali tidak diketahui. Bahkan nabi saja tidak pernah secara gamblang mengatakan waktu kedatangannya.