in

4 Fakta yang Menyebabkan Emas Rakyat Indonesia Disimpan Secara Rahasia di Bank Swiss

Selain dikenal dengan keindahan pesona alam dan hasil produksi coklatnya yang lezat, Swiss juga kesohor sebagai tempat yang paling aman untuk menyimpan harta kekayaan. Terlebih, jika jumlahnya mencapai hingga triliunan dollar AS. Hal ini terjadi dikarenakan Swiss telah mengkodifikasi tingkat kerahasiaannya pada 1934.

Dilansir dari ekonomi.kompas.com, sistem perbankan di Swiss juga tidak bisa menggunakan identitas anonim untuk membuka rekening. Terutama akun bernomor yang disebut sebagai numbered accounts. Konon, emas Indonesia pun disimpan di sana karena tingkat keamanannya yang tinggi. Seperti apa bentuknya? Simak ulasan berikut.

Menjaga kerahasiaan dan kode etik yang ketat

Dalam perjalanannya, sistem perbankan di Swiss sangat menjunjung tinggi tingkat kerahasiaan yang dijaga dengan sangat ketat. Lebih-lebih jika nasabah yang bersangkutan merupakan kategori berisiko tinggi seperti presiden, pejabat dan pengusaha kaya raya. Dilansir dari ekonomi.kompas.com, hal tersebut diistilahkan sebagai politically exposed person (PEP).

Ilustrasi banker Swiss [sumber gambar]
Alhasil, bank pun memperlakukan mereka secara khusus dengan cara mengambil basis data dari orang-orang di sekitarnya seperti keluarga, bahkan sopir pribadi. Hal ini bertujuan agar bank bisa mengawasi rekening yang digunkana secara ketat.

Dikelola oleh para bankir dan ahli perbankan berkomitmen tinggi

Sejarah kerahasiaan perbankan Swiss yang dikenal ketat, ternyata bermula dari hubungan bisnisnya dengan kerajaan Perancis. Laman republika.co.id menuliskan, reputasi keamanan tingkat tinggi dibangun sejak keluarga kerajaan Perancis yang merupakan nasabah prioritas, menuntut kerahasiaannya yang ketat.

Ilustrasi pengelolaan harta di bank Swiss [sumber gambar]
Hal ini pun terus dipegang secara turun temurun hingga beberapa ratus tahun lamanya. Hingga di era modern, para bankir di Swiss juga ikut melestarikan tradisi kerahasiaan tersebut. Tak hanya itu, banyak dari kaum jetset yang memilih bank Swiss karena keamanan, kualitas layanan, serta stabilitas moneter dan hukumnya.

Memiliki brankas yang paling aman sedunia

Sebagai tujuan untuk menyimpan kekayaan dalam jumlah besar, bank di Swiss juga memiliki brankas khusus yang dilengkapi dengan keamanan tingkat tinggi. Seperti yang ditulis oleh laman liputan6.com, Ciri khas dari brankas di Swiss Bank adalah brankas dengan tiga model kunci.

Ilustrasi brankas bank Swiss [sumber gambar]
Bahkan, Cara ini telah digunakan selama lebih dari 200 tahun dan menjadikan perbankan di negara tersebut sebagai salah satu bank teraman di dunia. Tak heran, para tokoh dunia seperti Ferdinand Marcos, Jean-Claude Duvalier dan Sani Abacha, banyak menyimpan uang hasil korupsi mereka di sana.

Mau bekerjasama mengungkap harta hasil kejahatan tokoh dunia

Selain tradisi kerahasiaan dan tingkat keamanan yang kokoh, bank di Swiss juga memberikan peluang kerjasama untuk mengungkap harta kekayaan dari hasil kejahatan seperti korupsi dan pencucian uang. Dikutip dari ekonomi.kompas.com, bank akan membekukan rekening selama lima hari dan pihak berwenang bisa mengajukan permintaan untuk menyidik soal dana di dalam rekening.

Sani Abacha ikut menumpuk kekayaan di bank Swiss [sumber gambar]
Contoh kasusnya adalah rekening beberapa PEP, seperti Sani Abacha dari Nigeria, Ferdinand Marcos dari Filipina, dan Jean-Claude Duvalier dari Haiti yang dananya kemudian dikembalikan kepada negara masing-masing. Sayangnya, harta Indonesia yang konon disimpan dalam bentuk emas ternyata tidak bisa dicairkan begitu saja.

BACA JUGA: 4 Harta Karun Indonesia di Luar Negeri, Konon Bisa Bikin Bumi Pertiwi Langsung Kaya

Tak salah jika Swiss menjadi negara favorit untuk menyimpan harta dan kekayaan yang jumlahnya sangat besar. Dengan fasilitas keamanan dan kerahasiaan nomor wahid di dunia, reputasinya sangat kesohor di mata orang-orang kaya di seluruh penjuru bumi. Hanya saja yang disayangkan, harta Indonesia berupa emas di zaman Sukarno yang konon tersimpan di sana, tetap menjadi misteri hingga saat ini.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Sama-sama Berusia 26 Tahun, Keseharian Ayu Ting Ting dan Jessica Mila Beda Bak Bumi dan Langit

4 Hal Ini yang Membuat Kontes Dangdut Menjadi Primadona di Masyarakat