Tak dipungkiri, keindahan eksotis yang ditawarkan oleh pulau Bali seolah mengalahkan tempat wisata lainnya. Para turis mancanegara pun lebih mengenal Bali daripada Indonesia sendiri. Begitu moleknya pesona dan keindahan pulau dewata, para tokoh berpengaruh dunia pun sering menghabiskan waktu liburannya di Bali disela-sela kunjungan mereka di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Hal ini akhirnya menjadi memunculkan sebuah pertanyaan besar, Kenapa Bali bisa begitu populer di mata para turis bule? Jawabannya ternyata ada pada para pelancong negeri barat yang sering mengunjungi kawasan tersebut. Tak hanya itu, mereka bahkan mengakui bahwa Bali memang surganya dunia. Penasaran seperti apa kisahnya? Simak ulasan berikut ini
Populer karena kedatangan penjajah Belanda
Meski kedatangan bangsa Belanda di Indonesia tak diharapkan, berkat merekalah pulau Bali bisa dikenal secara luas di luar negeri. Pada tahun 1920-an, kapal dagang Belanda KPM (Koninklijke Paketcart Maatsckapy), datang ke Indonesia dan singgah di pelabuhan Buleleng, Bali. Mereka juga membawa rombongan turis dari Eropa. Awalnya jalur ini hanya digunakan untuk kepentingan perdagangan. Namun karena banyak permintaan untuk singgah di pelabuhan Buleleng, jalurnya pun dinamakan menjadi Bali Express. Hal ini pula yang mendorong dibukanya perwakilan agen pariwisata resmi yang bernama Official Tourist Bureau pada 1924. Gitu ceritanya Saboom.
Gambaran keindahan yang dilukiskan para seniman
Setelah banyaknya bangsa Eropa yang berkunjung, sejumlah seniman bangsa barat pun tak ingin ketinggalan untuk berdatangan. Mereka juga mengabadikan keunikan dan eksotisme pulau Bali atas arahan Dr Gregor Krause yang diberi mandat secara khusus oleh pemerintahan kolonial. Seperti Miguel Covarrubias dengan bukunya The Island of Bali tahun 1930. Mrs Menc (Ni Ketut Tantri) dengan bukunya Revolt In Paradise, juga yang paling dikenal adalah Walter Spies, salah satu pencipta Tari Kecak bersama Rudolf Bonnet. Beberapa nama seniman bahkan memutuskan untuk tinggal di Bali seperti pula I Gusti Nyoman Lempad, Tjokorda Gde Agung Sukawati, Le Mayeur, dan Antonio Blanco.
Istilah-istilah puitis yang membuat Bali semakin aduhai
Peran para seniman rupanya tak sebatas mengumpulkan foto dan menulis buku belaka. Dari mereka yang telah merasakan aroma dan keindahan pulau Bali, sering menuangkannya menjadi istilah puitis yang menggugah rasa penasaran. Sebut saja The Morning of the World, The Island of Gods, The Island of Thousand Temples dan The Island of Paradise. Hal ini akhirnya memancing ketertarikan para wisatawan asing untuk mencari tau kebenaran dari tulisan dan foto-foto tersebut.
Berkat promosi Presiden Soekarno
Sesaat setelah perang dunia usai dan Bali bergabung dengan NKRI pada 17 Agustus 1950, Presiden Soekarno menjadikan pulau Dewata sebagai tempat untuk menerima tamu kenegaraan. Bahkan, orang nomor satu RI tersebut yang menjadi penggagas pembangunan istana di Tampaksiring pada 1957. Tak lama berselang, ia pula yang menjadi pemrakarsa atas berdirinya Hotel Bali Beach di Pantai Sanur. Dengan keelokan alam Bali dan megahnya berbagai bangunan yang didirikan, Presiden Soekarno berupaya memperkenalkan Bali lebih luas di mata Internasional. Pantesan terkenal ya Saboom. Presidennya sendiri yang juga merangkap menjadi sales.
Populer berkat film dokumenter Holywood
Salah seorang warga Amerika Serikat yang bernama Muriel Stuart Walker, tengah berjalan-jalan diantara rintik hujan yang mengguyur kawasan Hollywood Boulevard. Matanya tiba-tiba tertuju pada selembar poster film di salah satu gedung bioskop yang berjudul The Last Paradise In Bali. Setelah menonton, ia pun memutuskan untuk pergi dan menetap di Bali. Ada pula film tentang Bali yang diputar di Hollywood berjudul Goona Goona pada 1932. Bahkan film berjudul The Last Paradise In Bali, diterbitkan menjadi sebuah buku yang dikarang oleh Hickman Powell pada 1930. Bali memang luar biasa ya Saboom.
Serangkaian peristiwa di atas, telah menunjukan bahwa Bali ternyata mempunyai reputasi internasional sejak dulu kala. Sebagai orang Indonesia, kita harus menjaga agar budaya asli bangsa ini, tak tergerus oleh budaya asing yang belakangan makin marak di Indonesia. Gimana menurutmu Saboom semua?