Belakangan ini Presiden Jokowi mengungkapkan fakta bahwa kalajengking adalah salah satu hewan yang racunnya bisa dijual dan bisa membuat kaya mendadak. Hal ini sebenarnya bukanlah hal yang baru, mengingat di Amerika hewan ini memang bisa menghasilkan uang berlimpah.
Ternyata, tak hanya racun kalajengking saja yang bisanya mahal tiada terkira. Dari hasil penelitian para pakar, ada beberapa racun hewan lagi yang bisa dimanfaatkan sebagai obat dan mendatangkan manfaat. Nah, daripada Saboom (Sahabat Boombastis) penasaran, berikut Boombastis merangkum uraiannya untuk kalian semua.
Racun kalajengking yang digunakan sebagai obat penyakit mematikan
Yap, di balik tampilan yang mengerikan dan bisa mencapit kapan saja, kalajengking masuk dalam deretan hewan paling dicari di negeri Paman Sam. Faktanya, satu liter racun kalajengking bisa dihargai hingga Rp143 Miliar di sana. Hal tersebut pastinya karena sebab tertentu, salah satunya adalah sebagai obat penyakit mematikan. Berdasarkan penelitian Universitas Washington, racun kalajengking ini bisa menyembuhkan penyakit kanker. Sedangkan penelitian di Universitas Maryland, racun kalajengking berfungsi sebagai penyerap virus malaria, serta penyembuh penyakit tulang heumatoid arthritis dan osteoartritis.
Bisa ular kobra yang sudah tersohor sejak dulu
Sudah bukan rahasia lagi kalau racun King Kobra dikenal sebagai bisa paling berbahaya di dunia. Saking berbahayanya, racun ini bisa membunuh satu gajah dewasa. Namun begitu, para pemerah racun ini mengambil segala risiko terburuk demi protein yang tekadung dalam cairan tersebut. Bisa ular kobra memiliki kandungan protein Ohanin yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Dalam sejarahnya, venom atau racun ini lebih kuat daripada morfin (penghilang rasa sakit). Zat ini juga digunakan untuk penyembuh penyakit depresi, nyeri pada tubuh, sakit kepala, hingga penyakit berat seperti kelumpuhan dan serangan jantung. Racun ini bisa dihargai USṨ40.400 per liternya.
Darah biru kepiting horseshoe yang sudah eksis sejak perang dunia II
Kepiting horseshoe ini sudah dikenal sejak perang dunia II. Minimnya alat-alat medis higienis yang tersedia membuat ia menjadi penyelamat nyawa manusia ketika itu. Uniknya, tidak seperti kedua hewan di atas, bagian yang diambil dari kepiting ini adalah darah, bukan racunnya. Darah biru yang dikandung oleh horseshoe mengandung protein dan sel amebocyte yang bisa membunuh dan menahan agar bakteri yang menyerang darah manusia tidak berkembang. Kepiting ini telah tersohor di Amerika dan Asia, bahkan Jepang sudah menjadikannya sebagai tes pada pengobatan infeksi jamur. Karena relative lebih mudah didapatkan, darah horseshoe ini dijual dengan 700 jutaan per galonnya.
Tetapi, untuk di Indonesia sendiri bisnis seperti ini belum bisa terjamah. Kekurangan teknologi serta pengetahuan tentang pengelolaan lebih lanjut adalah masalah utamanya. Ya, semoga ke depan kita tak hanya bisa mengetahui fakta mahalnya racun dan darah hewan di atas saja, tetapi bisa membudidayakannya.