Jakarta — Pengusaha sukses dari Panasonic Gobel Group, Rachmat Gobel terpilih sebagai Menteri Perdagangan dalam Kabinet Kerja bentukan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Generasi kedua pengendali perusahaan tersebut mengaku siap meninggalkan jabatannya di perusahaan dan fokus pada tugas barunya sebagai menteri 5 tahun ke depan. Setelah resmi menjabat sebagai menteri, dia mengaku akan melepas posisinya saat ini sebagai komisaris di Panasonic.
“Lepas semua, otomatis lepas semua,” kata Rachmat seusai pengumuman susunan kabinet di Istana Negara, Jakarta, Minggu, (26/10).
Rachmat menyatakan siap mengamankan bidang perdagangan dalam negeri dan luar negeri sesuai dengan program yang dijalankan Presiden dan Wapres. Meski demikian, Rachmat menyatakan belum ingin memberikan pendapatnya terkait perdagangan di Indonesia saat ini. Dia menunggu instruksi Presiden dalam rapat kabinet perdana.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) itu mengatakan, dia akan menekankan pada pemberian proteksi pasar dalam negeri. “Selanjutnya, kita menunggu arahan dulu dari Presiden besok pada rapat kabinet baru kita bisa menjabarkan membuat rencana strategi menjabarkan arahan presiden,” ungkapnya.
Pria kelahiran Jakarta, 3 September 1962 ini merupakan generasi kedua dari keluarga Gobel. Tidak hanya memimpin perusahaannya yang diturunkan dari pendahulunya, Rachmat berhasil membawa perusahaan menuju kejayaan meski diterpa krisis ekonomi. Keberhasilan tersebut melambungkan nama Rachmat Gobel.
Dalam kariernya Rachmat telah berpengalaman di bidang perdagangan. Dia juga aktif di Kamar Dagang dan Industri Indonensia dan PMI. Dia merupakan Sarjana Ilmu Perdagangan Internasional dari Chuo University, Tokyo, Jepang dan menjadi Doktor Kehormatan dari Takushoku University, Jepang.
Prestasinya pun terus berlanjut selama dua dekade belakangan ini. Tak hanya itu, dia juga telah menerima berbagai penghargaan di dunia akademik. Rachmat juga dikenal di dunia olah raga, khususnya pencak silat.
Sementara itu mengenai kapasitasnya sebagai Menteri Perdagangan, Rachmat pernah mengungkapkan bahwa Departemen Keuangan dan Departemen Perhubungan seharusnya dipimpin oleh Departemen Perindustrian. Menurutnya dengan penyatuan departemen tersebut, kemajuan otomotif di Indonesia bisa terjamin.