Namanya seorang putri Kerajaan, tentu identik dengan kecantikan yang dimilikinya. Tidak hanya di negeri dongeng di dunia nyata pun umumnya seperti itu juga. Kita ambil contoh, Kate Middleton wanita cantik yang naik kasta jadi putri bangsawan, hingga Jetsun Pema Wangchuck istri raja yang geulis sejak lahir.
Lalu bagaimana jika seorang puteri ternyata malah memiliki kumis dan badan agak gemuk? Namun, memang itulah terjadi di Persia tahun 1800-an. Dan uniknya lagi, hal itu jadi simbol wanita cantik pada zamannya. Tidak percaya? Dilansir dari DW dan beberapa sumber lainnya, berikut sejarah Putri Qajar(Esmat) yang jadi rebutan di era Persia.
Esmat El Dwala jadi simbol sebuah kecantikan
Wanita keturunan bangsa Persia sangat identik dengan hidung mancung dengan sorot mata yang selalu menggoda. Mungkin itu pula lah yang membuat banyak lelaki di berbagai belahan dunia kepincut cari jodoh di negara-negara Iran, Turki (keturunan Persia) dan sekitarnya. Namun siapa sangka, pada tahun 1850-an standar bangsa Persia sangat berbeda dengan sekarang.
Ya, kumis dan badan agak gemuk merupakan ciri wanita cantik zaman dulu. Dan yang paling terkenal mempopulerkan kecantikan itu adalah Esmat al-Dowleh, salah satu putri raja waktu itu yang jadi kiblat wanita cantik bagi penduduknya. Anak perempuan dari Raja Nasir al-Din Shah Qajar itu bahkan jadi rebutan banyak orang karena waktu itu dianggap jadi yang paling mempesona.
Tidak hanya dianggap cantik namun juga perempuan yang cerdas
Putri Esmat ternyata juga dikenal sebagai pianis pertama pada zamannya. Hal ini diketahui saat ayahnya melakukan impor pertama kali alat musik tersebut. Tidak hanya itu, kegemarannya dalam menulis juga bikin sang raja semakin bangga pula melihat putrinya yang makin berkembang jadi wanita cerdas.
Lantaran Raja Nasir al-Din Shah Qajar memiliki hobi fotografi, berbagai kegiatan yang dilakukan oleh putri Esmat diabadikan dalam bentuk foto dan semua tersimpan dalam Institute for Iranian Contemporary Historical Studies. Harapannya, semoga kelak banyak orang dapat melihat kecantikan sejati sang putrinya yang sempat jadi primadona.
Sang putri dan cerita bunuh diri para pria yang ditolak olehnya
Dilansir dari laman wheebuzz, dikisahkan tentang kisah cinta sang putri yang lumayan mencengangkan. Ternyata dirinya sudah berkali-kali dilamar oleh banyak pria di negaranya, namun kebanyakan berakhir penolakan. Rumor mengatakan kalau ada 13 orang dari pelamar tersebut dikabarkan meninggal dunia karena bunuh diri lantaran ditolak.
Namun entak kasus bunuh diri ini benar atau tidak, namun yang satu hal yang pasti putri ini gemar menolak lamaran para pria. Hingga akhirnya, sang anak raja itu akhirnya menikah dengan salah satu pria beruntung dan tentu dari keturunan para bangsawan.
Akhir cerita sang putri berkumis dari Irania dan revolusi baru perempuan
Seperti yang diketahui, Esmat akhirnya melabuhkan hatinya juga, bahkan dikaruniai anak. Hingga akhirnya sang putri harus meregang nyawa lantaran sakit yang dideritanya. Usut punya usut, penyakit yang diderita oleh sang putri adalah Malaria yang waktu itu masih sulit ditemukan obatnya.
Esmat pun akhirnya dikebumikan pada tahun 1905. Di sisi lain pada waktu yang sama, saudaranya perempuannya Taj al-Saltana, memulai sebuah gerakan revolusi baru untuk kebebasan wanita. Saat itu sang putri ini menuntut kesetaraan hak serta menjauhkan dari intervensi asing. Bisa dibilang akhir dari putri Esmat berbarengan dengan awal baru bagi wanita di sana.
Dari kisah sang putri Esmat ini kita jadi tahu kalau kecantikan adalah hal yang relatif, setiap zaman selalu mengalami perubahan yang signifikan. Namun yang pasti hal yang membuat putri Persia ini jadi idola bukan karena pesona wajahnya yang dianggap cantik waktu itu, tapi juga kecerdasan dan keterampilannya.