in

Melihat Pulau Ukurewe, Markas Tersembunyi Albino Afrika Agar Tidak Diburu

Afrika atau benua hitam memang memiliki segudang keunikan di dalamnya. Walaupun terkenal dengan penduduk berkulit hitam, nyatanya ada kok warga yang memiliki kulit berwarna putih, tepatnya albino. Mereka banyak tinggal di kawasan Malawi dan Tanzania.

Namun, kelompok ini hidup jauh dari kata aman, pasalnya karena kulit yang berwarna putih tersebut albino Afrika menjadi incaran untuk dibunuh. Masyarakat percaya jika potongan tubuh albino ini punya tuah tersendiri, mereka bahkan rela membayar mahal untuk mendapatkannya. Untuk mendapatkan rasa aman, kelompok albino membangun benteng perlindungan dengan pergi ke sebuah pulau terpencil bernama Ukurewe. Seperti apa kehidupan mereka di sana? Mari kita lihat sama-sama!

 Komunitas Albino di Pulau Ukurewe

Orang Albino di Ukurewe [Sumber gambar]
Perburuan terhadap para penduduk yang memiliki kulit putih menjadi momok menakutkan tersendiri. Dari sini, lahirlah sebuah komunitas yang meyakinkan banyak orang bahwa albino bukanlah ancaman, mereka sama seperti kebanyakan penduduk berkulit gelap lain. Albinism Society namanya, sebuah organisasi yang bergerak menjadi suaka yang melakukan perlawanan, menuntut kesetaraan, dan menemukan keadilan untuk mereka yang albino.

Penduduk Ukurewe tidak semuanya albino

Tidak semuanya berkulit putih albino [Sumber gambar]
Pulau Ukurewe ini letaknya terpencil dan berada di  di sekitar Pantai Tanzania. Minimnya rasa aman yang didapatkan oleh para albino membuat mereka pergi mencari perlindungan, dan Ukurewe menjadi destinasi mereka. Di pulau ini sebenarnya tidak semuanya berkulit putih pucat, kebanyakan penduduk adalah orang Afrika berkulit gelap. Hanya saja, kondisi di Pulau Ukerewe sangat berbeda dan relatif tak tersentuh dengan fenomena mengerikan (baca: perburuan) itu. Di sana ada kurang lebih 75 orang albino yang hidup membaur dengan masyarakat, salah satunya adalah Alphonce Yakobo (57). Melansir Kompas.com, Yakobo yang berprofesi sebagai penjual ikan merasa cukup aman di tempat tersebut.

Bisa tidur dan beraktivitas tanpa harus memegang senjata

Para Albino bisa hidup dengan aman [Sumber gambar]
Sejak kapan Ukurewe menjadi persinggahan orang albino? Tak ada yang mengetahui secara pasti terkait hal ini. Beberapa orang mengatakan, sudah sejak lama pulau itu digunakan warga menyembunyikan keluarga mereka yang albino. Karena dahulu kala, anggota keluarga yang lahir albino dianggap sebagai aib dan kutukan tersendiri, mereka tak boleh ditampakkan di depan umum. Karena hal tersebutlah, Ukurewe disebut-sebut sebagai surga bagi para albino Afrika ini. Yakobo (57) sendiri mengungkapkan jika ia memiliki 11 orang anak, semuanya terlahir normal tanpa ada yang albino seperti dirinya. “Ada masa di mana saya sangat khawatir dengan masa lalu. Namun, sekarang, terima kasih Tuhan, saya bisa tidur tanpa harus membawa senjata,” ujar Yakobo seperti dilansir melalui Kompas.com.

Masih ada orang bejat yang diam-diam menginginkan albino Afrika

Sosok Albino yang diburu [Sumber gambar]
Mengapa Ukurewe menjadi suaka bagi para albino? Di tempat ini sangat aman bila dibandingkan dengan daratan utama. Kekerasan dan pembunuhan terhadap orang-orang kulit putih hampir tak pernah terjadi, namun diskriminasi juga belum sepenuhnya hilang. Ramadhan Khalifa selaku presiden komunitas albino Ukerewe (UAS) mengatakan bahwa belum pernah terjadi albino dimutilasi dan dijual anggota tubuhnya seperti yang kerap terjadi. Hanya saja, orang-orang bejat diam-diam memantau keberadaan mereka. Pada tahun 2007, para pemburu ini datang dan menggali kuburan seorang albino yang meninggal dan memotong rambutnya untuk dijadikan keperluan ilmu hitam.

Ancaman-ancaman juga masih kerap datang, walaupun tak ada serangan nyata. Namun, sejauh ini para albino yang mendiami Ukurewe sudah merasa bahwa Pulau terpencil tersebut adalah suaka di mana mereka bisa tidur dengan nyenyak, pergi bekerja, serta hidup dengan keluarganya tanpa khawatir akan terbunuh.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Mulai Legenda MotoGP sampai Juara Dunia, Inilah 4 Pembalap yang Jadi ‘Tumbal’ Marquez

Pahlawan Kecil di Sekitar Kita