Indonesia memiliki salah satu destinasi wisata unik yang tak bisa ditemukan di daerah lain. Di kawasan ini budaya-buaya megalitikum yang sudah punah ternyata masih diterapkan. Bahkan, ada yang bilang satu-satunya yang tersisa di dunia. Selain itu, kawasan yang berada di Nusa Tenggara Timur ini juga menyimpan wisata alam yang masih perawan.
Ok, ada yang tahu apa nama destinasi unik ini? Bali? Lombok? Ah, salah. Yang benar adalah Pulau Sumba. Kawasan ini memiliki tempat-tempat wisata unik yang tidak akan bisa ditemukan di daerah lain. Bahkan, banyak turis rela datang ke sini ketimbang mampir ke Bali yang katanya sangat indah. Inilah alasan mengapa banyak bule rela menjelajahi daerah-daerah terpencil di Pulau Sumba.
1. Desa Adat Rende
Datang ke Pulau Sumba tak lengkap rasanya jika belum datang ke Desa Adat Rende. Desa ini memiliki banyak sekali keunikan dari segi kepercayaan, arsitektur, hingga makam yang masih menggunakan gaya megalitikum. Penduduk desa adat ini memiliki kepercayaan yang disebut dengan Marapu. Kepercayaan ini memiliki tradisi unik dalam menguburkan mayat. Biasanya mayat akan dimasukkan ke makam batu yang dibangun di depan-depan rumah. Semakin tinggi makam batu, maka semakin tinggi pula kedudukan orang yang dikubur.
Arsitek bangunan di kawasan Desa Adat Rende juga sangat unik. Bangunan-bangunan menjulang ke atas dengan atap berbahan ijuk. Semakin tinggi ujung atap, maka semakin tinggi pula derajatnya. Penduduk di desa memegang terus tradisi yang diwariskan turun-temurun dari nenek moyang agar tidak punah.
2. Danau Weekuri
Destinasi lain yang wajib dicoba saat datang ke Pulau Sumba adalah mengunjungi Danau Weekuri. Danau ini terletak di kawasan Kodi Utara atau 60 km dari pusat kota Sumba Barat Daya. Sebelum sampai ke danau ini, wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan sawah serta pada rumput yang sangat luas. Sejauh mata memandang hanya ada hamparan hijau yang kadang menjadi tempat beternak kuda.
Setelah sampai di Danau Weekuri, wisatawan akan disuguhi dengan kolam air yang terlalu besar namun airnya sangat jernih. Di sini, dasar danau terlihat dengan jelas serta warna airnya kelihatan biru. Danau ini sebenarnya kumpulan air laut yang masih ke celah batu hingga membentuk laguna yang sangat memukau. Danau Weekuri biasanya tak terlalu ramai hingga wisatawan bisa asyik bermain air dan menikmati suasana yang damai.
3. Bukit Warinding
Bukit Warinding adalah kawasan perbukitan yang memiliki padang savana terluas di Sumba Timur. Berada di puncak tertinggi di bukit ini akan membawa wisatawan ke pemandangan yang mirip sekali seperti di negeri dongeng. Padang hijau yang bergunduk-gunduk disertai dengan terpaan angin yang sepoi-sepoi.
Saat paling tepat ketika mengunjungi Bukit Warinding adalah di musim hujan. Saat musim yang sangat basah ini tiba, semua rumpun akan tumbuh subur hingga menampilkan rentetan bukit hijau yang tertata rapi. Saat senja tiba kawasan ini benar-benar sempurna untuk objek fotografi karena pemandangannya benar-benar ajaib.
4. Pantai Walakiri
Pantai Walakiri yang terletak di Sumba Timur memiliki keunikan yang jarang sekali ditemukan di daerah lain. Hamparan pasir pantai di kawasan ini terdiri dari dua jenis. Pasir yang terletak agak menjorok ke lautan teksturnya sangat halus. Sementara itu yang menjauh ke daratan lebih kasar. Kedua pasir pantai ini memiliki batas yang jelas hingga terlihat seperti garis lurus yang panjang.
Di sisi barat dari pantai ini terdapat banyak sekali padang mangrove. Di tempat ini, wisatawan bisa melihat banyak sekali biota-biota laut yang sangat unik dan belum terjamah oleh manusia. Oh ya, pantai ini dikenal masih sangat perawan karena jarang dikunjungi oleh banyak orang. Jadi bersiaplah menikmati suasana tenang dengan debur-debur ombak yang menenangkan.
5. Tradisi Pasola yang Memukau
Pasola adalah tradisi di mana lelaki dari empat desa (Kodi, Lamboya, Wonokara, dan Gaura) saling terlibat perang lembar lembing. Biasanya kelompok yang saling bertarung akan mengendarai kuda dengan sangat cepat. Lalu adu lembar akan dilakukan hingga bisa ditentukan mana saja yang menang dan mana saja yang kalah.
Tradisi ini biasanya didahului dengan tradisi nyale yang merupakan panen cacing laut. Banyaknya cacing laut yang ditangkap merupakan pertanda panen akan melimpah. Kembali lagi ke pasola, tradisi ini sangat rawan cedera hingga kematian. Meski demikian, semua orang menganggap hal ini sangat biasa karena merupakan bagian dari wujud syukur kepada Tuhan dalam kepercayaan Marapu.
Dari lima hal di atas saja, kita semua sudah paham kan kalau Pulau Sumba benar-benar unik. Tradisi-tradisi masa lalu benar-benar dijaga dengan baik meski modernisasi mulai menggempur untuk masuk. Jadi, kapan nih ke Pulau Sumba?