Duka tengah menyelimuti tanah air, setelah Haringga Sirila—salah satu pendukung Persija Jakarta, tewas dikeroyok di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Kasus meregang nyawa di lapangan ini sudah berkali-kali terjadi, tak hanya antara Jakmania (pendukung Persija Jakarta) dan Bobotoh (pendukung Persib Bandung) saja. Tirto.id menulis sudah ada 5 kasus serupa yang terjadi sepanjang tahun 2018.
Seharusnya hal tersebut sudah membuat masyarakat jera, bukannya semakin menjadi-jadi. Hal ini pun membuat 8 figur publik tanah air akhirnya angkat bicara, sebab tewasnya pendukung sepak bola masih saja terjadi hingga kini. Di mana letak kemanusiaan di antara para manusia ini?
Arie Untung, ingatkan para pendukung bola yang fanatik untuk segera bertaubat
Seperti kata pepatah, apa yang berlebihan selalu tidak baik. Begitu pula mengidolakan seseorang atau sesuatu. Dilansir dari laman instagram pribadinya, Arie Untung menulis caption yang cukup panjang berjudul “KEMENANGAN VS NYAWA.” Ia pun mengingatkan agar para fans segera bertaubat sembari menulis “tim pujaanmu sekalipun ga akan bisa menyelamatkan kamu dari dicabik2nya tubuhmu di neraka nanti.”
Rian d’Masiv, semoga ini yang terakhir
Boombastis.com pernah mengulas tentang sasaeng fans—penggemar idol K-Pop yang rela berbuat apa saja hingga sang idola jadi takut, tentu ini tak ada bedanya dengan fans fanatik sepak bola dalam kejadian ini. Dikutip dari laman grid.id, Rian d’Masiv menyayangkan tindakan arogan Bobotoh. “Rivalitas boleh aja tapi jangan sampai ada nyawa yang harus melayang, harusnya,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa dirinya berharap kasus Haringga Sirila menjadi yang terakhir karena sepak bola Indonesia tak akan bisa maju jika selalu diiringi dengan tewasnya supporter.
Najwa Shihab, stadion bukan ladang pembantaian
Tak hanya Arie Untung, Najwa Shihab juga menulis narasi dalam akun instagram pribadinya. Catatan Najwa yang berjudul TUMBAL NYAWA SEPAK BOLA itu mengiris hati siapapun yang membacanya. Terlebih lagi, kata-kata Najwa Shihab seakan mengingatkan bahwa nilai toleransi di negara ini sudah mengikis. Padahal, jika dipikir-pikir lagi, oknum Bobotoh yang mengeroyok Haringga Sirila juga hidup dalam satu komunitas dan budaya yang sama dengan kita semua. Seharusnya ini memang kesalahan bersama.
Ridwan dan Atalia Kamil, berduka hingga tak bisa tidur nyenyak
Pada pertandingan antar Persija Jakarta dan Pesib Bandung di GBLA, Ridwan dan Atalia Kamil duduk di salah satu bangku penonton. Usai pertandingan, mereka pun bersukaria merayakan kemenangan Persib Bandung. Namun, ketika mendengar kabar salah satu Jakmania tewas, selebrasi tersebut tampak tak nyata. Lewat akun instagram pribadi, keduanya menuliskan belasungkawa sedalam-dalamnya. Bahkan, Atalia Kamil menyebut dirinya tak bisa tidur nyenyak usai kejadian ini.
Bambang Pamungkas, setuju jika sepak bola di Indonesia dibekukan
Sudah terjadi berkali-kali, belum ada penanganan tegas untuk para supporter yang saling keroyok di lapangan. Hal ini membuat pesepakbola kebanggaan Indonesia, Bambang Pamungkas, miris. Dilansir dari akun twitter pribadinya (@bepe20), ia menulis “agak ngilu sih bayangin tidak ada sepak bola di Republik, tapi saya setuju,” ketika ditanya pendapat bagaimana jika liga di Indonesia dihapuskan.
Joko Anwar, pelaku pengroyokan Haringga harus dihukum seberat-beratnya
Selaku sutradara yang telah melanglangbuana, Joko Anwar sudah cukup matang berurusan dengan masyarakat sebagai laboratoriumnya. Mengamati kejadian pengroyokan Haringga Sirila, ia menulis lewat akun twitter pribadinya (@jokoanwar). Ia ingin—dan semua masyarakat pasti setuju, bahwa pelaku pengroyokan Haringga harus dihukum seberat-beratnya, sebagai pengingat bahwa bangsa ini beradab dan berkeperimanusiaan.
Sonia Eryka, sedih dan marah karena dianggap sudah biasa
Budaya harap maklum yang dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia tak bisa terus-menerus diperlakukan. Hanya karena Jakmania menyusup ke rumah Bobotoh, bukan berarti keinginan tersebut harus ditukar nyawa toh? Kakak dari rapper Rich Brian ini menulis “kalau ada regulasi tidak akan terjadi lagi (kasus serupa)” dalam akun twitter pribadinya. Tidakkah sudah cukup 5 nyawa supporter bola melayang selama tahun 2018?
Situasi seperti ini sudah membuat Indonesia darurat akan sepak bolanya. Jika masih belum ada regulasi yang tegas untuk menangani kasus kematian pendukung bola, tentu situasi ini akan terus berlanjut. Menurut Sahabat Boombastis sekalian apa langkah yang harus dilakukan PSSI? Membekukan sepak bola Indonesia? Atau justru hanya menangkap oknum pengroyok Haringga Sirila lalu sudah?