Bulan Ramadan adalah bulan yang paling dinanti oleh Muslim di seluruh dunia. Pada bulan ini, segala ibadah sunah akan dianggap sebagai ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan yang dilakukan akan dilipatgandakan. Hebatnya lagi, ada kesempatan bagi semua orang untuk mendapatkan lailatul qadar.
Kehebatan Ramadan yang telah disebutkan di atas, membuat semua orang menyambut dengan meriah. Di beberapa daerah di Indonesia bahkan sampai membuat pawai dan karnaval. Berbeda dengan Indonesia yang menyambut Ramadan dengan meriah, saudara kita di Xinjiang, Tiongkok justru harus berduka. Di bulan yang penuh berkah ini mereka dilarang beribadah. Bahkan, ibadah adalah sebuah kejahatan, berikut kisah miris muslim Uyghur di Xinjiang, Tiongkok.
Larangan Praktik-Praktik Agama
Tiongkok adalah negara komunis yang menganggap agama adalah candu. Sesuatu yang dianggap bisa merusak negara hingga perlu dihapuskan. Segala bentuk praktik agama tidak akan didukung atau bahkan dilarang dilakukan terutama di muka publik. Inilah alasan pertama mengapa Tiongkok melakukan pelarangan berpuasa saat ramadan tiba.
Kantor, sekolah, atau lembaga pemerintahan di Xinjiang diperintah untuk menerapkan aturan ini. Semua karyawan atau siswa dilarang melakukan praktik yang menunjukkan identitas agama dengan sangat detail. Orang-orang yang tetap berpuasa meski dilarang biasanya akan dikenai hukuman dari kantor atau bahkan digelandang ke kantor Polisi.
Puasa Hanya Akan Membahayakan Kesehatan
Alasan Tiongkok memberlakukan larangan kepada para siswa yang belajar di sekolahan pemerintah adalah masalah kesehatan. Pemerintah Tiongkok menilai kalau berpuasa maka anak-anak bisa mengalami sakit atau bahkan tidak bisa menyerap pelajaran dengan baik. Akhirnya semua siswa diminta makan saat waktunya tiba.
Keputusan ini dianggap baik bagi banyak warga suku Han. Namun, bagi suku Uyghur yang menjadi pemilik asli Xinjiang adalah sebuah bencana. Mereka ingin menjalankan ibadah yang sangat dirindukan oleh semua umat Islam di dunia. Puasa tidak akan membuat orang sakit, justru bisa meningkatkan kesehatan hingga tubuh tidak gampang sakit.
Tes dan Jebakan Saat Bulan Puasa
Saat bulan ramadan tiba, pemerintah Tiongkok akan memberlakukan aturan yang benar-benar ketat. Mereka akan mengamati semua Muslim di kantor-kantor pemerintahan atau pun sekolah. Saat makan siang tiba, para nonmuslim akan segera memberikan makanan dan minuman agar dikonsumsi di depan mereka.
Saat Muslim Uyghur menolak atau mengatakan sudah makan, mereka akan memaksa hingga akhirnya banyak dari mereka batal atau diseret ke kantor keamanan. Orang Uyghur adalah musuh yang harus dihancurkan karena tidak mau menurut dengan Tiongkok. Hukuman yang diberikan lantaran melakukan puasa bisa jadi sangat berat hingga membuat mereka menyerah.
Puasa Adalah Bulan Penuh Konflik
Yang bisa dilakukan oleh para muslim Uyghur adalah melawan. Mereka akan melakukan segala cara agar bisa melakukan ibadah puasa dengan sangat baik. Itulah mengapa saat bulan yang penuh hikmah ini datang justru di kawasan Uyghur selalu diguncang oleh konflik berdarah. Banyak sekali separatis yang melakukan serangan kepada kantor pemerintahan sebagai wujud dari protes akan perlakukan yang tidak adil.
Serangan seperti baku tembak, bom, dan beberapa kekerasan lain kerap terjadi. Situasi ini semakin membuat Tiongkok geram hingga apa-apa saja yang dikaitkan dengan Islam dianggap melanggar hukum. Bahkan Tiongkok menyebut kawasan yang dihuni oleh Muslim Uyghur sebagai sarang kejahatan. Beijing menyebut Xinjiang sebagai wilayah “three evils” karena berisi terorisme, ekstremis agama, dan separatis.
Salah satu alasan mengapa Tiongkok mempertahankan Xinjiang meski terus diprotes banyak pihak adalah kayanya sumber daya alam di kawasan itu. Xinjiang menyimpan cadangan minyak yang cukup banyak hingga bisa menguntungkan Tiongkok di kemudian hari.
Beginilah nasib saudara Muslim di kawasan Xinjiang, Tiongkok saat bulan ramadan tiba. Mereka mengalami ketakutan yang sangat besar hingga harus sembunyi-sembunyi saat menjalankan ibadah puasa. Kita yang bisa berpuasa dengan damai di Indonesia sudah sepantasnya menjalankan ibadah ini dengan baik dan penuh semangat. Jadi, jangan malas-malas, ya!