Pernah mendengar DARPA? Ini adalah semacam badan riset rahasia Amerika Serikat yang awalnya tercipta sebagai balasan dari diluncurkannya satelit Rusia bernama Sputnik. Seperti yang kamu tahu, sejak dulu Amerika Serikat bersaing ketat dengan Rusia dalam hal apa pun, termasuk teknologi. Sejalan dengan waktu, DARPA bertumbuh menjadi rumah bagi teknologi-teknologi mutakhir yang tidak diketahui banyak orang.
Saat ini mereka masih terus memproduksi proyek-proyek gila. Tak hanya untuk militer saja, tapi juga hal-hal lain. Nah, dari sekian proyek yang sudah dihasilkan, ada 5 benda paling greget di antara yang lain.
Boombastis pernah membahas tentang deep web dan semua misteri yang ada di dalamnya. Jika dijelaskan secara singkat, deep web adalah sisi gelap dari internet yang kita kenal dan gunakan sekarang ini. Di dalamnya terdapat banyak sekali hal-hal mengerikan, mulai transaksi obat-obatan terlarang, kontrak pembunuhan, sampai human trafficking. Untuk masuk dan bisa mengakses semua ini, butuh mekanisme yang rumit serta risiko yang besar.
Nah, DARPA kabarnya telah menciptakan search engine khusus deep web milik mereka sendiri bernama Memex. Seperti mesin pencari yang lain, Memex bisa bekerja seperti Google, Bing, atau Yahoo. Tujuan diciptakannya search engine ini adalah untuk tujuan militer. Pasalnya, lewat deep web ini mereka akan mampu mendapatkan berbagai informasi yang menguntungkan.
RAM adalah singkatan untuk Restoring Active Memory. Penjelasan gampangnya, dengan program ini seseorang bisa mengingat sesuatu tanpa pernah mengalaminya sendiri. Bisa juga digunakan untuk menguasai skill atau kemampuan tanpa perlu belajar sekalipun. Dari penjelasan ini bisa dipastikan jika DARPA telah mampu menguasai keahlian mengemas pikiran menjadi data-data yang bisa ditransferkan.
Tujuannya sendiri pun sebenarnya sudah sangat jelas. Dengan teknologi ini DARPA akan mampu membuat sekelompok orang bisa tiba-tiba punya skill layaknya tentara. Bahkan sebenarnya mereka bisa mencetak manusia model apa pun. Ya, memang terlihat seperti khayalan yang ada di film-film, tapi teknologi ini ternyata sudah benar-benar diciptakan.
Meskipun tidak bersifat destruktif, namun senjata kimia jauh lebih menyakitkan dari pada bom nuklir dan sejenisnya. Seseorang yang terkena senjata kimia yang umumnya berisi bakteri akan mati perlahan namun dengan proses yang amat menyakitkan. Tidak menganggap bom nuklir lebih baik, walaupun ketika benda ini dihujamkan di sebuah tempat ia akan membunuh penduduknya seketika. Sangat susah untuk bisa mengobati warga yang terkena senjata kimia ini, namun DARPA kabarnya telah berhasil menemukan metode yang unik dan bisa dibilang kemungkinan besar bisa berhasil.
Caranya tergolong ekstrem yakni menjadikan bakteri lain sebagai predator dari yang ada di dalam tubuh. Diketahui jika jika beberapa jenis bakteri seperti Bdellovibrio bacteriovorus dan Micavibrio aeruginosavorus mampu menghabisi lebih dari 100 jenis patogen. Namun untuk memakai cara seperti ini harus dipastikan dulu apakah bakteri predator tersebut aman bagi inang atau manusianya. Hingga kini DARPA masih meneliti hal tersebut dan sepertinya sudah menunjukkan hasil yang cukup bagus.
Di era kekinian seperti sekarang, GPS menjadi teknologi andalan yang fungsinya sangat vital. Tak hanya untuk militer saja, tapi juga penggunaan sehari-hari. Sayangnya, teknologi ini sangat bergantung kepada satelit dan juga rentan untuk di-interupt atau diganggu. DARPA pun berinisiatif menciptakan sistem GPS baru yang bebas dari dua hal tersebut.
Alat ini bernama Quantum-Assisted Sensing and Readout. Sebuah sistem yang mirip GPS namun menggunakan jam atom sebagai acuannya. Untuk membuatnya, mereka menggunakan nanoelectromechanical system resonator serta berbagai mekanisme rumit lainnya. Berbekal sistem GPS yang baru ini, maka user atau pengguna tak perlu lagi bergantung kepada satelit dan juga aman dari hacking. Bahkan sistem yang dikembangkan DARPA ini mampu menunjukkan akurasi yang lebih tinggi dari GPS biasanya.
Tabung vakum berfungsi untuk mengontrol listrik lewat dua atau lebih elektroda yang ada di dalamnya. Teknologi ini sudah ditemukan sejak tahun 1904 dan digunakan cukup lama di perangkat elektronik kebanyakan. Mulai dari radio, televisi, radar, hingga komputer. Tabung vakum mulai ditinggalkan ketika semi konduktor ditemukan. Televisi pun juga meninggalkan benda satu ini ketika teknologi plasma dan LED ditemukan.
Meskipun sudah tak dipakai di kebanyakan perangkat elektronik, namun tabung vakum masih digunakan untuk komponen satelit. Menurut para peneliti, dibanding semikonduktor tabung vakum lebih lebih kuat dan tahan dengan suhu ekstrem. DARPA pun tak ketinggalan untuk mengembangkan alat ini dalam proyek bernama Innovative Vacuum Electronic Science adn Technology.
Hasilnya ternyata cukup bagus. Bahkan selain makin kuat, tabung vakum buatan DARPA mampu beroperasi di frekuensi yang lebih tinggi. Hal ini membuat si satelit tersebut sangat susah untuk dibajak dan bisa digunakan untuk jalur komunikasi khusus.
Bayangkan jika deretan teknologi ini diimplementasikan untuk umum. Pasti makin banyak kemajuan yang bisa dinikmati. Hingga akhirnya dunia akan memasuki tingkat peradaban yang lebih tinggi lagi. Sayangnya, DARPA pun takkan dengan mudah mengobral teknologi hasil riset mereka bertahun-tahun. Selain tidak menguntungkan untuk mereka, kemungkinan alat ini untuk disalahgunakan sangat besar.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…