lokalisasi
Kita semua tahu jika prostitusi adalah bisnis paling tua di dunia. Bahkan sejak zaman Romawi kuno sekali pun praktik perdagangan jasa ini sudah ada. Di Indonesia sendiri, praktik semacam ini sudah ada sejak zaman kerajaan Nusantara. Lalu saat Belanda masuk, praktik prostitusi semakin gencar, bahkan sengaja disediakan sebuah tempat untuk menampung para wanita tuna susila ini.
Di masa lalu, lokalisasi banyak dikunjungi oleh pria-pria Belanda. Biasanya mereka datang untuk melepas penat karena jauh dari keluarga atau pun kekasih. Akhirnya, bisnis ini terus berkembang karena adanya “kebutuhan” bagi sekelompok orang. Bahkan saat Belanda sudah pergi hingga berganti Jepang pun, keberadaan prostitusi ini masih tumbuh subur. Dan inilah 4 Lokalisasi yang dibangun sejak zaman Belanda itu.
Menurut sebuah cerita, Gang Dolly didirikan pertama kali pada abad ke-19 saat Belanda masih menjajah Indonesia. Nama Dolly berasal dari nama wanita keturunan Belanda yang mendirikan rumah bordil ini pertama kali. Ia adalah Dolly van de Mart. Ia mendirikan rumah bordil ini untuk melayani banyak sekali tentara Belanda.
Pasar Kembang atau Sarkem sebenarnya adalah nama jalan yang terletak di dekat Stasiun Tugu, Yogyakarta. Kawasan ini dikenal di seluruh Indonesia, bahkan mancanegara sebagai tempat untuk “jajan” bagi para pria-pria kesepian. Saat ini Sarkem masih berjalan dengan baik dan bertansformasi menjadi kawasan “wisata” yang katanya banyak menampilkan kesenian-kesenian tradisional Jawa.
Macao Po adalah rumah bordil pertama yang ada di Jakarta. Rumah yang didirikan untuk melayani kebutuhan tentara Belanda ini berdiri pada akhir abad ke-17. Sejak berdiri, Macao Po telah menjadi buah bibir dan membuat banyak tentara Belanda tertarik. Akhirnya banyak dari tentara pergi ke sana meski harus pulang dalam keadaan sakit sifilis. Akhirnya, Gubernur Jendral Belanda yang memerintah saat itu melarang adanya prostitusi karena membuat banyak tentara sakit dan ada yang meninggal dunia.
Saritem adalah salah satu lokalisasi paling tua yang ada di Indonesia. Letaknya di daerah Bandung, tepatnya di antara Jalan Astana Anyar dan Jalan Gardu Jati. Saritem pertama kali dibangun pada tahun 1838 saat Belanda masih menguasai Indonesia. Nama Saritem sendiri berasal dari nama seorang gundik Belanda bernama Nyi Saritem.
Inilah empat prostitusi terkenal di Indonesia yang dibangun sejak zaman Belanda. Saat ini banyak dari mereka yang ditutup karena dianggap tak sesuai lagi dengan budaya Indonesia. Bahkan dikhawatirkan memberikan pengaruh buruk bagi generasi penerus bangsa. Bagaimana pendapat anda tentang lokalisasi ini? Layak ditutup atau tidak?
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…