in

Ajaib! Lahir dengan IQ Rendah, Pria Ini Mampu Lulus dari Kampus Nomor 1 di Amerika

Terlahir dengan otak yang mumpuni merupakan hal yang patut disyukuri. Terlebih lagi jika terlahir dalam keluarga yang sudah mapan, tidak hanya secara materi namun kasih sayang yang melimpah juga akan kalian dapat dari orang tua. Beda halnya jika kalian lahir dalam keadaan yang kurang beruntung.

IQ rendah, misalnya. Sama seperti yang terjadi kepada sosok pria ini. Tim dokter sampai menyarankan agar ibunya menggugurkan kandungannya, karena dirasa nantinya pria ini akan bikin malu keluarga. Namun, siapa sangka sekarang dirinya membantah semua prasangka itu. Simak kisahnya dalam ulasan berikut ini.

Terlahir dengan Penyakit Langka

Sungguh kurang beruntung nasib pria satu ini. Ketika masih di dalam kandungan, ia divonis dokter dengan penyakit langka bernama cerebral palsy atau lumpuh otak. Penyakit tersebut membuat fungsi otak terganggu dan menyerang sistem jaringan yang mengendalikan gerakan, laju belajar, penglihatan, pendengaran, dan kemampuan berpikir.

Ilustrasi Lumpuh Otak [image source]
Hal tersebut yang mendasari dokter untuk menyarankan agar sang ibu menggugurkan kandungannya. Suaminya pun setuju atas saran dokter karena ia merasa ketika sang anak lahir, ia akan menjadi aib keluarga. Namun, jawaban sang ibu malah tidak disangka-sangka.

Dilahirkan dari Rahim Ibu yang Berhati Mulia

Rata-rata ibu di dunia memang berhati mulia, maka tidak salah ketika Ibu Sud menciptakan lagu dengan lirik “kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa.” Sang ibu asal Hubei, China bernama Zou Hongyan ini bersikeras untuk tetap melahirkan bayinya. Ia sampai menggunggat cerai suaminya karena berpikiran tidak logis seperti itu, tanpa cinta dan hati nurani.

Zou dan Ding [image source]
Setelah melahirkan anak yang ia beri nama Ding, Zou memiliki banyak pekerjaan. Ia bekerja di sebuah perguruan tinggi sekaligus menjadi agen asuransi. Ia sengaja bekerja ekstra untuk membiayai perawatan anaknya.

Perjuangan Seorang Ibu

Di sela-sela waktu luangnya bekerja, Zou selalu menyempatkan diri untuk membawa Ding terapi. Selain itu, ia juga melatih anaknya belajar di rumah. Memang agaknya terkesan dipaksakan, namun Ding bisa mengikuti cara ibunya mengajar dengan baik.

Zou Mengajari Ding dengan Keras [image source]
Pada suatu ketika, Ding tidak bisa menggunakan sumpit dengan benar karena penyakitnya menyerang saraf yang mengendalikan gerakan. Keluarga Zou memaklumi tingkah cucunya tersebut, namun tidak dengan dirinya. Ia melatih Ding dengan keras agar bisa memakai sumpit dengan normal seperti anak-anak lainnya.

Perjuangan Zou Terbayar Tuntas

Hasilnya berjuang selama bertahun-tahun demi Ding akhirnya membuahkan hasil. Dengan kemampuan berpikir dan laju belajarnya yang kurang, Ding tidak hanya berhasil menyelesaikan jenjang sekolah hingga SMA, namun ia juga meraih gelar sarjananya. Ia mengenyam pendidikan S1 di jurusan Teknik Lingkungan, Peking University China.

Perjuangan Terbayar [image source]
Tidak berhenti di situ saja, ia melanjutkan pendidikannya ke Negeri Paman Sam. Tidak tanggung-tanggung, sekolah yang menerimanya merupakan kampus nomor satu di Amerika yaitu Harvard University. Ia mengambil jurusan Hukum Internasional di sana dan berhasil lulus dengan nilai yang baik.

Menyebut Sang Ibu Sebagai Guru Spiritual Terbaiknya

Di dalam kisah ini, bukan hanya Zou yang berjuang keras, namun juga sang anak, Ding. Dengan keterbatasan yang ia miliki, dirinya terus menerus dipaksa untuk berjuang menyamai anak-anak pada umumnya. Ia pun mengaku kewalahan. Tetapi, dengan hasil yang ia capai sekarang, ia sadar jika dulu ia tidak berusaha keras, ia tidak akan sampai ke titik ini.

Zou et elle bebe [image source]
Semua berkat ibunya. Sang ibu yang pantang menyerah dan yakin akan kemampuan anaknya. Apapun ia lakukan demi membesarkan sang anak yang memiliki penyakit langka dan tidak dipercaya banyak pihak untuk menjadi seseorang yang normal bahkan melebihi orang normal biasa. Ia mampu mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi dari mereka.

Dari kisah-kisah seperti ini kita bisa belajar, bahwa segala hal bisa dicapai dengan kerja keras. Pengidap penyakit langka pun pada akhirnya bisa kuliah di Harvard University jika ia mau berjuang. Sudahkah kalian semua berjuang hingga titik darah penghabisan?

Written by Harsadakara

English Literature Graduate. A part time writer and full time cancerian dreamer who love to read. Joining Boombastis.com in August 2017. I cook words of socio-culture, people, and entertainment world for making a delicious writing, not only serving but worth reading. Mind to share your thoughts with a cup of asian dolce latte?

Leave a Reply

Rumah Terbalik, Wisata Antimainstream yang Lagi Booming di Lombok, Siap-Siap Dibikin Pusing ya!

10 Meme Kutukan Mantan Ini Bakal Membuatmu Ngenes Sambil Cengar-Cengir Sendiri