Hasil prediksi soal peristiwa yang menggambarkan kejadian di masa depan, memang menjadi sebuah hal yang menarik banyak pihak untuk ikut ‘terhanyut’ di dalamnya. Terlebih dengan kondisi dunia yang saat ini tengah berjuang mengatasi virus corona, selalu ada hal-hal unik hingga aneh yang kemudian dikaitkan dengan pandemi global tersebut.
Seperti yang banyak beredar saat ini, salah satunya yang menjadi sorotan adalah buku berjudul End of Days: Presdictions anda Prophecies About the End of The World (2008) karya Sylvia Browne, yang dianggap oleh sebagian masyarakat dunia telah memprediksi sebuah virus mematikan pada tahun 2020. Dari sana, kehebohan pun mulai menyelimuti masyarakat karena dikaitkan dengan COVID-19.
Dikutip dari The Sun Daily (13/3/2020), isi buku tersebut berbunyi “Pada sekitar 2020, penyakit seperti pneumonia akan menyebar ke seluruh dunia, menyerang paru-paru dan saluran bronkial dan sulit disembuhkan dengan semua jenis perawatan yang ada,” Jika dikaitkan dengan pandemi COVID-19 (corona) yang kini tengah menjangkiti banyak dunia, jelas hal ini tampak seperti memakai ilmu cocoklogi belaka.
Bisa ditebak, imbas dari ‘prediksi’ ala Sylvia Browne ini pun membuat buku End of Days: Predictions and Prophecies About the End of The World karyanya menjadi buruan banyak orang. Euforia masyarakat yang tadinya merasa acuh atau biasa saja, kini berbalik menjadi ingin melihat karena penasaran dengan isinya atau hal lain.
Tak hanya buku karya Sylvia Browne, novel The Eyes of Darkness (1981) karya Dean Koontz yang ditulis pada tahun 1981 silam, juga ramai-ramai menjadi sorotan karena dianggap memprediksi tentang sebuah virus mematikan di masa depan. Seperti yang tertulis pada halaman 353, terdapat sebuah dialog salah seorang karakter dalam novel yang menyebutkan senjata biologis bernama Wuhan 400.
Meski sepintas terlihat meyakinkan karena seolah memprediksi virus COVID-19 yang berasal dari kota Wuhan, ada banyak kejanggalan yang jelas mematahkan kisah dalam novel tersebut jika dikait-kaitkan dengan pandemi corona. Pertama, isi novel menyebutkan bahwa Wuhan 400 memiliki masa inkubasi selama 4 jam. Namun berdasarkan kenyataan di lapangan, masa inkubasi COVID-19 selama 1 – 14 hari.
Di dalam novel juga menyebutkan, bahwa Wuhan 400 diciptakan dan berasal dari sebuah laboratorium rahasia. Sementara untuk COVID-19 diyakini oleh para pakar dan ilmuwan dunia berasal dari daging kelelawar yang dijual di pasar Wuhan. Tentu tidak akan sangat tidak tepat jika novel The Eyes of Darkness karya Dean Koontz dianggap memprediksi wabah corona di tahun 2020 ini. Oleh beberapa media, hal ini dibantah dan dikategorikan sebagai informasi yang keliru alias hoax.
Senada dengan buku Sylvia Browne, novel Dean Koontz ini pun laris manis diburu oleh pembeli. Entah termakan isu yang belum jelas asal-usulnya karena ‘cocoklogi’ atau sekedar ingin tahu, yang jelas mengaitkan isi buku maupun novel dari kedua penulis tersebut dengan wabah corona sangat kurang tepat dan tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.
BACA JUGA: 4 Teori Konspirasi Seputar Corona, dari Senjata Biologis Sampai Kejahatan Amerika
Kedua buku di atas menjadi viral lantaran pengguna sosial media terlalu membesar-besarkan apa yang mereka lihat dengan sekilas, tanpa mencari tahu dan melakukan perbandingan dengan kondisi nyata di lapangan. Hal ini wajar adanya. Mengingat, segala hal yang berbau teori konspirasi dan prediksi soal masa depan umat manusia memang menjadi salah satu topik yang menarik. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?