Jayabaya merupakan tokoh yang menulis kitab yang sampai sekarang masih dianggap menyimpan hal mistis di dalamnya dan dipercaya masih berlaku, yakni Jangka Jayabaya. Salah satu prediksi Serat Jayabaya yang paling tersohor adalah soal para pemimpin negeri ini. Jayabaya menyebut bahwa pemimpin Indonesia yang berarti presiden adalah No-To-No-Go-Ro.
Meski hanya sebuah peninggalan masa lalu, nyatanya apa yang disebutkan dalam Kitab Jangka Jayabanya sebagian tepat terjadi di masa kini. Tak heran banyak orang yang tertarik dengan isi kitab peninggalan zaman Kediri ini. Apa saja itu? Biar tidak tambah penasaran, berikut kami sajikan 7 prediksi Jayabaya yang benar-benar terjadi di masa sekarang.
1. Jawa Akan Terpecah-pecah
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prof Arysio Santos, Ph.D dalam bukunya Atlantis The Lost Continent Finally Found disebutkan atlantis adalah negeri tropis yang berlimpah mineral dan kekayaan hayati. Namun segala kemewahan itu lenyap tersapu bencana maha besar yang memisahkan Jawa dari Sumatera, menenggelamkan lebih dari separuh wilayah nusantara.
Apa yang diteliti oleh Arysio tersebut menurut ahli sejarah Kediri, Ki Tuwu sebenarnya sudah dijelaskan dalam Kitab Jangka Jayabaya. “Itu masuk dalam periodesasi zaman besar kedua yang disebut dalam Jangka Jayabaya adalah Zaman Kalijaga artinya zaman tumbuhan. Di Jawa yang saat itu masih menyatu dengan pulau-pulau lain mengalami perubahan, yakni terpecah menjadi pulau-pulau kecil,” kata Ki Tuwu. Kejadian itu diperkirakan pada 11.600 tahun yang lalu.
2. Jawa Akan Sering Dilanda Banjir
Prediksi ini benar-benar terjadi di Pulau Jawa hingga kini. Raja Jayabaya sudah menyebutkan sejak dulu bahwa pulau Jawa akan banyak digenangi banjir terutama daerah Jawa di pesisir utara. Zaman itu disebut olehnya Zaman Kalatirto.
Di Zaman Kalatirto atau zaman air, Jawa akan sering terjadi banjir karena Sang Hyang Raja Kano yang bertahta di Negara Purwocarito sering menata batu besar untuk membendung kali dan bengawan. Ini dihitung mulai tahun 301-400 tahun surya atau mulai tahun 310-412 tahun candra.
3. Munculnya Pesawat dan Kereta Api
Bagi yang pernah membaca kitab Jayabaya pasti tidak asing dengan kalimat ini, mbesuk yen ana kreta mlaku tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing duwur awang-awang. Kalimat tersebut memprediksi bahwa kelak akan sampai zaman di mana teknologi pesawat terbang dan kereta api diketemukan sebagai alat transportasi.
Akhirnya kuda yang dulunya dijadikan sebagai alat utama bepergian, digantikan kedudukannya oleh pesawat terbang dan kereta api. Secara keseluruhan arti dari potongan kalimat ramalan Jayabaya di atas adalah besok kalau sudah ada kereta jalan tanpa kuda, tanah Jawa berkalung besi (rel kereta api), perahu berjalan di angkasa (pesawat terbang).
4. Maraknya Pergaulan Bebas
Kitab Jangka Jayabaya pernah mengungkapkan nanti akan banyak kaum laki-laki dan perempuan yang akan kehilangan rasa hormat sampai rasa malu. Wong wadon ilang kawirangane wong lanang ilang prawirane, artinya banyak perempuan hilang rasa malunya dan banyak laki-laki hilang kehormatannya.
Mengenai hal ini Serat Jayabaya juga mengungkapkan, akeh udan salah mangsa, akeh prawan tua, akeh randa nglairake anak, akeh jabang bayi lahir nggoleki bapake. Akan ada banyak hujan turun bukan pada musimnya, banyak perawan tua yang terlambat menikah karena pilih-pilih pasangan dan juga mementingkan karier. Banyak janda melahirkan anak akibat hubungan bebas dan banyak anak yang lahir mencari siapa ayahnya. Dan sekarang ini, hal demikian marak adanya.
5. Kekejaman Orang Kulit Putih Akan Diakhiri Orang Kulit Kuning
Orang berkulit kuning yang dimaksud adalah Sakari Ono, seorang yang berasal dari Jepang. Selama bertugas di Indonesia, Ono lebih banyak kecewa melihat sikap para tentara Jepang lain. Apalagi masa 1943 sampai awal 1945 di mana tidak ada perang di Jawa.
Kemudian, Ono melarikan diri dari militer Jepang dan bergabung dengan tentara Indonesia. Ono pun mengubah namanya menjadi Shigeru. Sehingga para veteran Jepang mengenalnya sebagai Rahmat Shigeru Ono. Dia kemudian berjuang bersama para pemuda dan melatih mereka untuk menjadi gerilyawan Indonesia berperang melawan Belanda.
6. Pesugihan Semakin Tren
Kitab Jangka Jayabaya juga mengatakan akan datangnya fenomena orang-orang tergila-gila dengan pesugihan karena malas bekerja mencari uang. Akeh wong nyambut gawe apik-apik pada krasa isin, luwih utama ngapusi. Wegah nyambut gawe kepengen kepenak, ngumbar nafsu angkara murka, nggedekake duraka.
Kenyataannya sekarang telah banyak yang melakukan hal demikian. Banyak orang yang bekerja baik-baik merasa malu, lebih utama menipu. Banyak yang malas bekerja tapi pengen kaya. Banyak orang mengumbar nafsu angkara murka dan memperbesar perbuatan durhaka.
7. Korupsi Merajalela dan Banyaknya Orang Yang Gila Uang
Jika sekarang banyak tindak pidana korupsi, ternyata Serat Jayabaya pernah meramalkannya jauh-jauh hari. Kitab Jangka Jayabaya pernah menuliskan janji ora ditetepi, akeh wong nglanggar sumpahe dewe, yang artinya banyak orang melanggar janji dan sumpah jabatannya sendiri. Padahal pejabat-pejabat sekarang selalu disumpah jabatan akan mewakili kepentingan rakyat, namun nyatanya banyak yang korupsi.
Serat Jayabaya juga pernah mengungkapkan Akeh menungso mung ngutamakke duwit, lali kemenungsan, lali kebecikan lali sanak lali kadang. Artinya diramalkan kelak banyak manusia yang hanya mengutamakan uang, lupa perikemanusiaan, lupa kebaikan dan lupa saudara sendiri. Dan ramalan itu terbukti dengan adanya seorang anak yang menggunggat ibu kandungnya sendiri karena soal harta.
Nah, itu tadi 7 prediksi Jayabaya yang jadi kenyataan. Meski tepat, sebagai seorang yang beragama kita harus tetap tidak mendahului apa yang digariskan Sang Penetap Takdir. Jangka Jayabaya hanyalah sebuah peninggalan Jawa masa lalu dan isinya tak lebih dari pengetahuan yang bisa kita pelajari kapanpun juga.