Categories: Trending

Pratiwi Sudarmono, Astronot Wanita Indonesia yang Terlupakan

Selama ini, kita memang jarang mendengar prestasi Indonesia di bidang astronomi. Di saat bangsa-bangsa lain telah menjelajah ke ruang angkasa dan mendarat di bulan, negara kita sepertinya belum membuat pergerakan apa-apa. Namun, bukan berarti kita sama sekali tidak memiliki astronot profesional.

Berikut ini, Boombastis akan mengulas tentang Pratiwi Sudarmono. Dia adalah astronot wanita asal Indonesia yang jarang sekali dikenal, bahkan oleh orang Indoensia sendiri. Berikut ini kisah haru sekaligus inspiratif dari kelahiran Bandung tersebut.

Baca Juga : 8 Alasan Kamu Harus Bangga Menjadi Warga Negara Indonesia

1. Satu-satunya Astronot Wanita di Indonesia

Wanita yang lahir pada 31 Juli 1952 ini merupakan satu-satunya astronot wanita di Indonesia. Dia adalah seorang ilmuwan yang mendalami ilmu mikrobiologi. Dia juga pernah menjalani pendidikannya di University of Osaka, Jepang.

Satu-Satunya Astronot Wanita di Indonesia (via) wikipedia

Dia juga bekerja sama dengan WHO, badan kesehatan dunia yang berada di bawah naungan PBB, untuk meneliti Salmonella typhi. Dia juga menerima beasiswa dari Fulbright New Century Scholars Program. Wanita berparas ayu ini memang tampak sangat haus ilmu.

Selanjutnya :2. Pratiwi Satu-satunya Orang Indonesia Yang Memenuhi Syarat NASA Sebagai Astronot Saat Itu

2. Terpilih Untuk Menjalankan Misi dari NASA

Pada Oktober tahun 1985, setelah melewati seleksi panjang, Pratiwi akhirnya terpilih sebagai salah satu orang yang akan mengemban misi dari NASA, lembaga internasional asal Amerika Serikat yang berkonsentrasi pada ilmu astronomi. Pratiwi turut ambil bagian dalam misi Space Shuttle STS 61-H sebagai seorang Payload Specialist.

Terpilih Untuk Menjalankan Misi dari NASA (via) Wowshack

Seorang payload specialist adalah orang yang dipilih dalam seleksi ketat dari berbagai organisasi riset untuk membantu NASA dalam misi mereka. Payload specialist tidak harus berkewarganegaraan Amerika, meski nantinya akan terbang dalam pesawat milik Amerika. Lewat program ini, banyak negara akhirnya mengirimkan warga pertamanya ke luar angkasa.

3. Telah Menjalani Pelatihan dengan Rekannya, Taufik Akbar

Pratiwi menjalani serangkaian pelatihan dan persiapan di Amerika. Dia didampingi oleh rekan yang bertugas sebagai pendampingnya selama menjalankan tugas, Taufik Akbar. Mereka berdua juga mengemban tugas negara untuk menerbangkan satelit komersil Palapa B-3.

Telah Menjalani Pelatihan dengan Rekannya, Taufik Akbar (via) wowshack

Kala itu, pemberitaan tentang Pratiwi dan Taufik Akbar tidak terlalu digembar-gemborkan. Tidak banyak yang mengetahui bahwa mereka akan segera menjalani misi penting. Mungkin hal tersebut disebabkan oleh media masa dan informasi yang tidak sebebas dan seluas sekarang.

4. Insiden Challenger yang Memupuskan Mimpinya

Mimpi Indonesia untuk menerbangkan manusia pertamanya ke ruang angkasa kala itu pupus. Sebuah insiden terjadi di Florida, Amerika Serikat. Pesawat ruang angkasa milik AS Challenger STS-51-L meledak. Pesawat naas tersebut hancur berkeping hanya 73 detik setelah peluncurannya. Kecelakaan ini diduga akibat gagalnya rangkaian O-ring mengikat roket yang akan ditebangkan.

Insiden Challenger yang Memupuskan Mimpinya (via) kaskus

Hal tersebut membuat NASA menjadi kacau karena ini adalah insiden paling fatal yang pernah mereka alami. Seluruh mata dunia tertuju ke Florida dan ledakan dahsyat itu. Hal ini juga berbuntut pada pembatalan serangkaian misi NASA, termasuk misi yang telah diterima Pratiwi dan rekannya. Mereka harus merelakan misi itu dibatalkan dan tidak pernah pergi ke ruang angkasa.

5. Menjadi Guru Besar di Universitas Indonesia

Kini Pratiwi telah melepas gelarnya sebagai seorang astronot. Dia tidak pernah pergi ke ruang angkasa, seperti mimpinya. Namun, meski begitu usaha dan dedikasinya amatlah mengagumkan. Dia membuktikan bahwa seorang wanita dari negara “kecil” bernama Indonesia bisa lolos dari seleksi ketat NASA.

Menjadi Guru Besar di Universitas Indonesia (via) zulrafli aditya

Pratiwi menjadi guru besar di Universitas Indonesia. Sejak tahun 1994 hingga 2000 dia menjadi kepala Departemen Mikrobiologi dan Fakultas Kesehatan di Universitas terdepan di nusantara itu. Diapun terus mendedikasikan hidupnya untuk ilmu pengetahuan.

Meski Pratiwi tidak pernah menginjakkan kakinya ke ruang angkasa, namun dia adalah bukti bahwa negara kita juga bisa menembus persyaratan sebagai seorang astronot. Meski tidak banyak orang yang mengetahui tentang misinya yang batal itu, namun Pratiwi tetap menjadi kebanggaan Indonesia. Kita patut menghargai usahanya.

Baca Juga 5 Karya Anak Bangsa Yang Dipakai Artis Luar Negeri

Bagaimana menurut anda? Sanggupkah Indonesia menciptakan generasi penerus yang berdedikasi agar bisa ikut andil dalam penelitian ruang angkasa? Akankah Indonesia kembali menerbangkan astronotnya ke ruang angkasa? (HLH)

Share
Published by
Centralismo

Recent Posts

Menpora Dito Ariotedjo Banjir Kritik Netizen Gara-Gara Dianggap ‘Pansos’ di Gelaran MotoGP Mandalika 2024

Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…

2 months ago

Fakta Susu Ikan yang Jadi Pro Kontra di Masyarakat

Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…

2 months ago

Ini Lho Boneka Labubu yang Viral Karena Lisa BLACKPINK, Sampai Terjadi Kerusuhan

Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…

2 months ago

5 Fakta Kasuaris, Burung Raksasa Asal Papua Paling Berbahaya di Dunia

Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…

2 months ago

10 Quote Hikigaya Hachiman ‘Oregairu’ yang Menampar Realita

Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…

2 months ago

3 Fakta Kasus Dugaan Kekerasan dan Eksploitasi Para Mantan Karyawan Brandoville Studios

Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…

2 months ago