Sparta adalah salah satu kota yang paling efisien dan terkuat di Yunani kuno. Mereka mampu mendominasi para musuhnya dalam hal pasukan perangnya. Pasukan Sparta sangat terorganisir dan prajurit daratnya hampir tidak bisa ditandingi dalam hal teknik dan taktik berperang.
Mereka memang dilahirkan untuk siap berperang dan bertempur. Jadi tidak heran jika beberapa fakta sangar Sparta berikut ini mampu membuat musuhnya ketakutan sebelum berperang.
1. Hanya Bayi Sempurna yang Diizinkan Untuk Hidup
Bangsa Sparta adalah orang-orang terpilih karena sejak lahir mereka hanya akan merawat bayi-bayi terbaik saja. Sejak hari pertama tiba di dunia, bayi-bayi Sparta akan diperiksa oleh petugas khusus untuk dicari apakah memiliki kecacatan. Mereka yang tidak mencapai standard akan ditinggalkan begitu saja. Bayi malang yang tidak terpilih ini akan ditinggalkan begitu saja di lembah. Pada akhirnya, mereka akan tewas dengan sendirinya atau jika beruntung mungkin akan ada seseorang yang lewat dan mengadopsinya.
Bayi yang terpilih juga tidak serta merta aman begitu saja. Mereka akan dimandikan dengan anggur untuk menguji ketahanannya serta sering kali tidak dipedulikan saat menangis. Mereka juga diperintahkan agar tidak takut dengan dokter atau takut sendirian. Ketegasan yang keras ini ternyata sangat dicari oleh bangsa lain hingga wanita Sparta selalu diinginkan sebagai istri atau pengasuh anak.
2. Sudah Dilatih Secara Militer Sejak Usia 7 Tahun
Anak-anak Sparta selanjutnya akan dimasukkan dalam program pendidikan bergaya militer. Di usia 7 tahun, latihan keras untuk menjadi prajurit terbaik dimulai. Anak-anak akan diambil dari rumah orang tuanya untuk mengikuti latihan berat yang diprakarsai oleh pemerintah ini. Jauh dari orang tua, mereka akan diajari bersosialisasi, berperang, menyelinap, berburu, dan berlatih fisik.
Di usia 12 tahun, mereka tidak akan diberi pakaian kecuali sehelai jubah merah dan dipaksa untuk tidur di luar dan membuat tempat tidur sendiri dari kain ini. Agar lebih siap dalam kehidupan, mereka juga dipersilakan untuk mencuri makanan agar bisa bertahan hidup, tapi jika sampai ketahuan, hukuman cambuk siap menunggu mereka.
Mereka juga akan didorong untuk berlatih berkelahi yang makin keras seiring dengan bertambahnya usia mereka. Bahkan gadis-gadis Sparta didorong untuk mengolok-olok beberapa prajurit tertentu agar mereka mau bangkit dan meningkatkan kemampuannya.
3. Latihan Kejam yang Mengijinkan Membunuh Para Helot Kelas Rendah
Mereka juga memiliki latihan lain yang terkenal kejam, yaitu membunuh para ‘helot’ yang tidak bersalah. Helot adalah populasi minoritas di Sparta yang biasanya menjadi budak. Para prajurit Sparta muda hanya akan dibekali dengan pisau sebelum dilepaskan di desa untuk membunuh para budak tersebut.
Para prajurit ini seringkali melakukan taktik seperti bandit, yaitu menyerang helot yang tidak curiga pada malam hari. Kadang helot yang paling kuat akan menjadi target terlebih dulu. Tujuannya adalah untuk membuktikan keperkasaan mereka karena berhasil menjatuhkan musuh yang lebih besar.
4. Pria Sparta Tidak Boleh Tinggal Dengan Istrinya Sampai Usia 30 Tahun
Masyarakat Sparta sama sekali tidak melarang hubungan romantis dan cinta. Tapi pernikahan dan memiliki anak adalah hal yang juga menjadi urusan budaya dan pemerintah. Negara menyebutkan bahwa pria sebaiknya menikah di usia 30 sementara wanita usia 20. Karena semua pria harus tinggal di barrack militer sampai usia 30, mereka yang menikah sebelum usia tersebut tidak boleh hidup bersama istrinya sampai tugas militernya selesai di usia tersebut.
Bangsa Sparta umumnya memandang pernikahan sebagai cara untuk menghasilkan pasukan baru. Karena itulah warga disarankan untuk mempertimbangkan kesehatan dan kekuatan pasangannya sebelum memutuskan untuk menikah. Bahkan suami yang tidak bisa memiliki anak akan diminta untuk mencari pengganti yang bisa menghamili istri mereka.
5. Menyerah dalam Pertempuran Adalah Penghinaan Terbesar
Pasukan Sparta diharapkan bertarung tanpa rasa takut dan harus bertahan hingga prajurit terakhir berdiri. Menyerah dalam pertempuran dipandang sebagai sifat pengecut dan ksatria yang menurunkan pedangnya dengan sukarela akan merasa sangat malu hingga akhirnya memilih untuk bunuh diri.
Ketika seorang Sparta tewas dalam pertempuran, ia dianggap telah menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang warga negara. Bahkan hukum mengatakan bahwa hanya ada dua jenis orang yang namanya boleh ditulis di nisan, yaitu wanita yang meninggal karena melahirkan dan pria yang tewas dalam pertempuran.
Melihat betapa hidup mereka benar-benar hanya didedikasikan untuk bertempur, wajar jika Sparta menjadi salah satu pasukan yang ditakuti. Dengan latihan brutal yang sudah dimulai sejak kecil dan terus ditempa hingga dewasa, tidak heran mereka menjadi sosok yang sangat tangguh.