Mendengar berita tawuran, kecurangan saat ujian, hingga tindak asusila yang dilakukan oleh pelajar Indonesia, rasanya benar-benar miris. Mereka yang melakukan tindakan memalukan itu sebenarnya masih beruntung. Untuk datang ke sekolah, mereka tidak perlu sampai menembus hutan, melewati jembatan yang rusak hingga terjun ke sungai berair deras. Di tengah keterbatasan itu, pelajar ini tetap berjuang untuk mendapatkan ilmu.
Semangat yang dimiliki oleh pelajar yang berasal dari daerah terpencil ini sangat berapi-api. Mereka rela mempertaruhkan apa saja asal bisa bersekolah. Tidak peduli apakah baju akan basah atau buku hilang di sungai. Yang ada di pikiran mereka hanyalah bagaimana sampai ke sekolah lalu belajar dengan suka cita.
Masih tentang pelajar Indonesia yang semangat bekerja. Inilah potret perjuangan mereka untuk menggapai cita-cita hingga setinggi langit!
1. Tetap berangkat meski harus bergelantungan. Generasi muda Indonesia lincah dan bersemangat.
2. Saat ujian SIM C nanti, kami pasti lulus dengan mudah.
3. Ini bukan atraksi tapi kenyataan hidup.
4. Hampir setiap hari mereka piknik ke laut, tapi buat berangkat sekolah.
5. Karena jarak dari rumah jauh, mendaki bukit di pagi buta tidak masalah! Yang penting bisa sekolah.
6. Yang penting bisa sekolah dengan baik meski harus menyeberang sungai.
7. Angkat sepatunya tinggi-tinggi biar tidak basah
8. Was-was setiap pagi, takut kecemplung empang. Lalu nggak jadi berangkat sekolah.
9. Bagaimana anak-anak yang tinggal di perairan? Mereka tetap berangkat, sambil membayangkan besok kalau dewasa, ingin mengemudi kapal yang lebih besar.
10. Lewati hutan dengan jalan kaki, sudah biasa! Paling-paling ketemu buaya.
Lihat? Ketika kita tinggal jalan, mereka meniti tali jembatan. Ketika kita punya motor, mereka naik sepeda saja perlu akrobat. Kita sudah tinggal berangkat dengan seragam rapi, mereka was-was kalau jatuh dan seragamnya kotor oleh air empang.
Toh dengan segala keterbatasan mereka tetap mau sekolah untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Kalau mereka saja berjuang mati-matian, bagaimana kita yang diberikan sebaik-baiknya fasilitas dan kesempatan? Semoga kita masih punya malu buat malas-malasan. Pun bila tidak, kesungguhan niat kita perlu dipertanyakan.