Selain Bali, Raja Ampat merupakan destinasi wisata tanah air yang amat masyhur. Daya tarik pasir putih pantai yang dikepung lautan berwarna biru jernih dan pulau-pulau kecil membuat pesona Raja Ampat menghipnotis seluruh dunia. Maka jangan heran jika di tempat ini dibangun resor mewah sebagai tempat wisatawan lokal maupun mancanegara menikmati keindahan Raja Ampat. Saking indahnya, pengunjung pun masa bodo dengan biaya yang dikeluarkan demi ke tempat ini.
Namun siapa sangka, dibalik menterengnya pesona Raja Ampat ternyata penduduk asli di sekitarnya masih terkurung dalam keterbelakangan dan kemiskinan. Mulai dari pendidikan yang tak memadai, fasilitas umum yang minim, bahkan kesulitan sekedar untuk makan sehari-hari. Contohnya di pulau Manyaifun yang berjarak hanya 4 jam perjalanan memakai speed boat dari pusat ibukota Raja Ampat, distrik Waisai di Pulau Wairego. Di distrik ini, kehidupan warganya cukup memprihatinkan.
Meski tak jauh dari kawasan wisata Raja Ampat, pekerjaan bagi warga Manyaifun sangat sulit didapat
Penyakit busung lapar masih menghantui beberapa anak
Di Manyaifun tidak terdapat fasilitas air bersih yang memadai. Stok air dikirim dari Waisai dua kali sebulan
Anak-anak Papua hanya bisa puas dengan makan nasi kosong (tanpa lauk pauk)
Akses pendidikan pun hanya ada hingga tingkat sekolah dasar. Untuk meneruskan ke jenjang SMP, ongkos perjalanannya ratusan ribu sekali jalan
Seragam sekolah dan sepatu menjadi hal langka, miris ya
Bangunan rumah berasal dari bahan seadanya, rentan bencana alam
Gambar seorang perawat yang mencari signyal handphone, sebab akses komunikasi sangat terbatas
Generasi penerus Raja Ampat yang didera kemiskinan
Minimnya pelayanan kesehatan membuat tidak semua warga bisa mengaksesnya dengan mudah
Akibat wisatawan tak bertanggung jawab, kawasan yang dulunya bersih kini jadi tercemar
Di usia yang amat muda, mereka harus bekerja keras untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan hidup
Foto-foto di atas tentunya amat berbanding terbalik dengan keindahan yang ditawarkan di Raja Ampat. Lantas, kemana larinya keuntungan dari wisata yang terkenal hingga dunia internasional itu hingga warga sekitarnya seakan terlantar? Ya, kita hanya bisa berharap agar pemerintah bisa lebih memperhatikan hal ini agar tidak terjadi ketimpangan kesejahteraan di tanah yang tersohor hingga berbagai penjuru dunia itu.