Kadang suka takjub sendiri ya ketika melihat drama-drama atau film India yang diputar di televisi. Bukan karena goyangan atau lagu-lagunya yang oke, tapi lebih kepada potret kehidupan mereka yang luar biasa. Entah itu rumah mewah, mobil yang gonta-ganti, atau pesta-pesta yang tak karuan. Hal ini secara tidak langsung seolah menegaskan kalau kehidupan orang sana itu sangat bahagia dan tanpa duka.
Potret luar biasa masyarakat India dalam drama memang seolah sangat meyakinkan. Namun, apa yang terjadi sesungguhnya ternyata berbalik 180 derajat. Memang ada banyak orang India yang kaya, tapi tidak sedikit juga yang hidup bergelimang kemiskinan. Bahkan kehidupan kemiskinan di sana begitu buruk dan lebih ngenes dari Indonesia.
Begitu ngenesnya, jangankan pesta besar, untuk makan sehari-hari saja mereka benar-benar kepayahan. Dan lebih jauh soal kemiskinan di India, berikut adalah beberapa potret yang akan membuatmu mengelus dada.
Sampah orang-orang berada adalah harapan besar bagi mereka.
Selagi ibu memasak seadanya, adik kecil tidur dulu di atas karung goni.
Apakah salah jika akhirnya mereka mengemis untuk hidup?
Jangan tanya ya asal air ini dari mana. Mengetahuinya mungkin akan membuatmu mual.
Asal bisa tetap bersama, makan seadanya pun tiada masalah.
Miskin bukan berarti tidak butuh informasi. Walaupun sumbernya dari tumpukan sampah seperti ini.
Kamu bekerja untuk menyambung hidup? Ya, sama sih seperti adik-adik ini.
Tiada yang lebih indah daripada tidur beralaskan tanah dan beratap langit. Benar, kan?
Tenang, kemiskinan takkan membuat adik ini telentang di rel kereta saat benda kuning merah itu melaju dari jauh.
Hidup miskin bukan berarti harus berhenti hidup bahagia kan?
Ulasan ini tidak bermaksud menghina kemiskinan di India. Tujuannya adalah agar kita lebih banyak bersyukur. Ternyata di luar sana ada begitu banyak orang yang kehidupannya jauh lebih ngenes dari kita. Ketika kita bingung besok mau makan apa, mereka ini tak tahu apa yang harus dimakan. Bukan karena pilihan, tapi lantaran tak ada yang bisa mereka lahap.