in

Menguak Potret Kebejatan Pompeii Hingga Tuhan Mengakhiri Peradaban Mereka

Pompeii bisa dikatakan sebagai kota di Italia paling kaya di zaman kuno. Tak hanya punya sumber daya yang melimpah, kota ini juga memiliki teknologi tinggi serta arsitektur yang super megah. Menurut para peneliti, meski hidup di zaman akhir 70 masehi, orang-orang Pompei dipercaya memiliki peradaban yang luar biasa dan tak kalah dari era modern sekarang ini. Sayangnya, segala hal yang dimiliki Pompeii, berbanding terbalik dengan kelakuan masyarakatnya yang sangat amoral.

Musnahnya kota Pompeii adalah sejarah tentang kehancuran paling mengerikan. Seperti yang mungkin pernah kamu dengar, lahar yang membanjir membuat kota ini beserta pemiliknya mati seketika. Tuhan melaknat bangsa ini karena kelakuan maksiatnya yang luar biasa.

Lalu, maksiat macam apa yang membuat Pompeii dihancurkan Tuhan? Ketahui jawabannya lewat ulasan berikut.

Menyembah sesuatu berbau erotis

Sejatinya dewa pada umumnya adalah yang memiliki kepribadian baik, seperti halnya Krishna yang lembut dan penolong, atau Siwa yang bijaksana, mereka sosok dewa yang menginspirasi kehidupan di India. Namun lain bagi masyarakat Pompei, mereka justru menyembah dewa Falus dan dewa Palic yang merupakan lambang dari kemesuman.

Gambar erotis kaum pompei [image source]
Tak hanya itu, patung-patung dewa yang terkenal dengan tindakan porno aksi tersebut banyak dipajang di tempat umum. Dipercaya bahwa di mana pun dewa mereka sembah, maka keberuntungan pun akan menyelimuti mereka. Tak heran jika begitu banyak simbol-simbol erotis yang terpajang di mana pun. Bahkan, sebuah toko roti di Pompei pun tidak mau kalah untuk memajang gambar tidak senonoh tersebut.

Hampir semua rumah dijadikan tempat bordil

Kaum Pompeii mungkin memang terkenal dengan budaya seksual yang terlalu bebas. Bahkan, untuk memuaskan hasrat penduduknya, di kota tersebut nyaris seluruh rumah sudah menjadi tempat pelacuran. Dahulu, Pompeii merupakan surganya perzinaan.

di sinilah dulu tempat prostitusi nomer wahid dari Italia [image source]
Dalam catatan sejarah, dinyatakan bahwa setiap pintunya rumah tersebut berhiaskan organ-organ kemaluan yang memiliki bentuk dan ukuran persis seperti aslinya. Kaum Pompeii bahkan berpendapat jika perilaku seksual sudah sesuai dengan ajaran dewa mereka, yang berarti akan ada kebahagiaan dan keberuntungan bagi mereka yang melakukannya.

Pornografi adalah santapan anak-anak tiap hari

Sejalan dengan banyaknya rumah-rumah pelacuran, maka jumlah para pekerja seks juga jauh lebih banyak. Mereka rata-rata menjual jasa dengan harga yang begitu murah. Biasanya mereka bekerja di rumah yang besar, lapang serta mencolok.

Anak dan kaum dewasa di Pompeii tak berbeda [image source]
Begitu mencolok hingga bisa disaksikan siapapun. Mirisnya, anak-anak sekalipun tak terlindung dari norma bejad tersebut. Pornografi adalah santapan sehari-hari yang tak bisa ditampik oleh mereka yang masih berjiwa polos. Mau tak mau, mereka yang berusia belia biasanya juga sudah melakukan seks seperti yang dilakukan kaum Pompei dewasa lainnya.

Doyan intim di jalanan

Kaum bejad ini ternyata tidak hanya melakukan hubungan badan di rumah-rumah yang telah disediakan. Meski di seluruh penjuru kota sudah menjadi rumah bordil, nyatanya mereka menganggap jika hubungan seksual bukanlah hal yang perlu disembunyikan, bahkan boleh dipertontonkan di depan khalayak ramai.

fosil mereka yang doyan begituan di jalanan [image source]
Jadi tak heran jika pemandangan pasangan yang tengah bercinta di jalanan adalah hal yang paling wajar. Mereka tak lagi memiliki rasa malu. Masyarakat setempat masa itu benar-benar tak ada bedanya dengan hewan.

Percintaan sesama jenis adalah hal yang biasa

Belum cukup dengan banyaknya kelakuan seks yang layaknya binatang, kaum Pompeii kali ini membuktikan bahwa mereka lebih rendah daripada binatang. Saat hewan hanya bercinta dengan lawan jenisnya, maka kaum Pompeii tak hanya ‘bermain’ dengan lawan jenis, namun juga sesamanya (homoseksual).

nasib kaum homo pompeii [image source]
Sesama lelaki melakukan persetubuhan bagi Pompeii bukanlah hal yang terlarang. Hal itu bisa dibuktikan dengan beberapa penemuan fosil-fosil yang terawetkan secara alami oleh lahar. Begitu banyak jasad yang masih utuh dan dalam posisi bercinta dengan sesamanya.

Bencana yang menimpa Pompeii memang seketika menghancurkan peradaban kota maju tersebut. Meski demikian, Tuhan tidak meleburkan sejarahnya dengan meninggalkan bukti berupa fosil manusia yang jasadnya masih utuh. Dari peninggalan tersebut, setidaknya kita bisa belajar jika sebagai manusia, sudah selayaknya kita memiliki norma . Berhubungan intim memang bukan hal yang terlarang, namun harus ada prosedur yang ‘sesuai’ sehingga Tuhan akan menghargai kita sebagai manusia yang lebih terhormat.

Written by Nikmatus Solikha

Leave a Reply

Kisah Dokter-Dokter Berhati Mulia Ini Ditangisi Banyak Orang Karena Kebaikannya

4 Hal Mengerikan yang Akan Terjadi Bila di Indonesia Turun Salju