Beberapa saat lalu kita pernah membahas tentang asal-usul gelar haji. Berdasarkan beberapa pendapat, gelar haji hanyalah trik Belanda untuk mengawasi para aktivis perjuangan yang mayoritas bergelar haji. Dengan memberikan gelar haji itu, Belanda akan dengan mudah menempatkan mata-mata yang akan melaporkan apa saja yang terjadi.
Masih tentang haji dan gelarnya, ternyata muslim di Indonesia sudah banyak melakukannya sejak Islam masuk ke negeri ini. Pada akhir abad ke-19, banyak muslim dari negeri ini berangkat ke Tanah Suci menggunakan kapal laut. Mereka akan melakukan perjalanan pulang pergi selama 2 tahun mengarungi laut. Di tengah hamparan laut, mereka juga harus berhadapan dengan perompak dan juga yang ekstrem. Kematian saat haji kerap terjadi mengingat lamanya waktu perjalanan.
Oh ya, di bawah ini ada potret para jemaah haji dari masa lalu. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan melakukan ibadah di tahun 1880-an. Yuk, simak seperti apa potret haji dari masa lalu itu.
1. Jemaah Haji dari Aceh
2. Jemaah Haji dari Ambon, Kei, dan Banda
3. Jemaah Haji dari Kerinci, Sumatra
4. Jemaah Haji dari Pulau Selayar, Sulawesi
5. Jemaah Haji dari Sambas, Kalimantan
6. Jemaah Haji dari Jepara, Jawa Tengah
7. Jemaah Haji dari Sumbawa
8. Jemaah Haji dari Malang dan Pasuruan
9. Jemaah Haji dari Martapura, Kalimantan
10. Jemaah Haji dari Mandar, Sulawesi
11. Jemaah Haji dari Palembang, Sumatra
12. Jemaah Haji dari Bacan, Maluku
13. Jemaah Haji dari Palembang, Sumatra
14. Jemaah Haji dari Ternate
15. Jemaah Haji dari Mandalaing, Sumatra
BACA JUGA: Sejarah Kelam di Balik Penyematan Gelar Haji di Indonesia
Inilah potret jemaah haji yang melakukan Rukun Islam kelima itu ke Tanah Suci. Mereka rela melakukan perjalanan jauh hingga bertahun-tahun di tengah lautan untuk menyempurnakan keislamannya. Semoga kita yang hidup di dunia modern bisa juga bertandang ke Tanah Suci meski hanya sekali saja.