Tak hanya di Indonesia, produk Indomie juga ternyata menduduki posisi puncak di rantai makanan non-nasi di Nigeria. Fakta membanggakan ini semakin terang benderang ketika banyak media di luar sana yang membahas betapa populernya Indomie di negeri yang terletak di pusat benua Afrika tersebut.
Lalu, kenapa warga Nigeria begitu gemar dengan produk bikinan PT Indofood Sukses Makmur ini? Alasannya adalah, banyak warga di sana yang memandang Indomie itu sebagai produk mi instan yang lezat, murah, lagi praktis cara bikinnya. Selain fakta tersebut, masih banyak lagi fakta-fakta unik dan menarik lainnya terkait Indomie di negeri yang satu ini. Apa saja? Ini dia!
Indomie mulai masuk ke Nigeria pada tahun 1988. Saat itu Indomie sama sekali tak punya saingan produk sejenis. Walau begitu, Indomie tak langsung laris kala itu, bahkan pada awalnya produk ini dipandang sebagai makanan yang asing bagi warga Nigeria lantaran produk mi instan belum begitu dikenal.
Strategi cerdik pun dilakukan oleh perusahaan rekanan Indomie di sana, Dufil, dengan cara memperkenalkan produk Indomie beserta cara pembuatannya langsung dari satu pintu ke pintu lainnya. Mereka juga bahkan berani mengklaim kalau kandungan gizi Indomie setara dan malah lebih lengkap dari beras, yang juga merupakan makanan pokok di sana.
Kita boleh marah dan tak terima ketika tetangga kita, Malaysia, dengan seenaknya mengklaim produk budaya dan tradisi Indonesia. Tapi, apa jadinya jika rakyat Nigeria, yang terletak jauh di jantung benua Afrika sana, yang mengklaim kepunyaan kita? Apalagi jika yang mereka klaim adalah produk mie instan. Bingung kan kita jadinya?
Memang, Dufil ini sejak dulu tak pernah menyertakan nama Indonesia ketika memasarkan Indomie. Jadi wajar, masih ada saja warga di sana yang keukeuh kalau Indomie adalah produk asli mereka. Tapi, kami yakin jika kamu berhadapan dengan warga Nigeria yang mengklaim kalau Indomie adalah produk mereka, kami yakin, bukannya marah-marah, kamu malah tertawa geli mendengarnya.
Mungkin karena terlampau populer dan digandrungi warganya, sampai-sampai Indomie menjadi kata ganti untuk mi instan di negeri itu. Padahal saat ini di Nigeria saingan Indomie sudah cukup banyak, lho. Jumlahnya kira-kira lebih dari 10 produk.
Barangkali, sama halnya dengan masyarakat kita yang terbiasa menyebut Aqua untuk setiap merk air minum dalam kemasan, atau mungkin kebiasaan orang kita yang terlanjur mengenal Pampers untuk sebutan popok, padahal kita tahu Pampers adalah nama sebuah produk popok bukan kata benda popok itu sendiri.
Apa sih yang bikin Indomie sangat digemari di sana? Jika ditarik jauh ke belakang, ada banyak faktor. Seperti investasi yang besar, strategi marketing yang unik, manajemen bisnis yang baik, hingga perencanaan finansial yang kokoh. Apalagi pada tahun 90-an, ekonomi Nigeria pernah kolaps dan banyak toko yang gulung tikar.
Tapi, jawaban dari pertanyaan itu sederhana saja sebetulnya. Indomie begitu lezat. Pembuatannya juga begitu praktis, dan tentunya harganya sangat murah. Kombinasi ketiga faktor itu saja sudah menjadikan Indomie sebagai produk makanan paling populer di Nigeria.
Sama halnya seperti di Indonesia, promosi produk Indomie begitu bombastis dan jor-joran. Iklan Indomie sering di pajang di halte bus, supermarket, warung grosiran, hingga di tempat umum lainnya. Apalagi iklannya begitu unik dan dibuat semenarik mungkin oleh produsen di sana.
Indomie berusaha mensejajarkan diri untuk sedekat mungkin dengan konsumen setianya di Nigeria. Slogan Indomie paling populer di Nigeria adalah, “No mama be like you, no noodles like Indomie” yang kira-kira artinya “Tiada ibu sepertimu, tiada mi seperti Indomie.”
Sama seperti Indonesia, nasi juga menjadi makanan pokok orang Nigeria. Lalu, kenapa Indomie bisa menguntit di belakangnya sebagai bahan pangan paling utama warga Nigeria setelah nasi? Salah satu alasan utamanya adalah soal harga.
Apalagi pada tahun 2015-an lalu, ketika krisis ekonomi memukul Nigeria, masyarakat di sana kesulitan untuk membeli nasi yang harganya melambung tinggi. Jadi ketimbang membeli nasi atau makanan karbohidrat utama lainnya seperti roti, warga Nigeria pun banyak yang berpaling kepada Indomie, yang selain rasanya yang enak, harganya juga jauh lebih murah ketimbang dua makanan tersebut.
Kepopuleran Indomie pada akhirnya melahirkan ceruk bisnis baru. Adalah Aboki, warga asli setempat yang melihat peluang ini. Sadar kalau kelezatan Indomie bisa diimprovisasi, ia pun mendirikan warung khusus Indomie.
Tentu saja ia tak menyajikannya dengan cara yang standar layaknya Indomie rumahan, melainkan menggunakan bumbu rahasia serta bahan pelengkap lainnya. Katanya, Aboki ini bisa mengantongi omzet setara dengan nilai ratusan ribu hingga jutaan rupiah per harinya. Luar biasa!
Itulah sepenggal fakta dan kisah menarik soal Indomie di Nigeria. Kamu pasti sedikit terkejut dan bangga kan ketika mengetahui ada produk Indonesia yang setenar ini di negeri lain? Harus dong. Indomie ini boleh dibilang udah kayak superhero-lah bagi kaum yang lemah dan tak berdaya secara finansial. Kayak kamu, iya kamu yang anak kosan perantauan atau karyawan akhir bulan.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…