Iduladha atau Hari Raya Kurban akan jatuh pada 9-10 Juli 2022, tetapi Indonesia sedang dilanda PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku yang menyerang ternak. Penyakit PMK tahun ini pertama kali diketahui mewabah sejak Mei 2022.
Penyakit yang kebanyakan menyerang sapi tersebut menjadi ancaman serius bagi produksi ternak. Apa sebenarnya PMK dan apakah bisa dicegah atau diobat? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
PMK disebabkan virus yang sangat menular
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau dalam istilah bahasa Inggris disebut Foot and Mouth Disease (FMD) disebabkan oleh virus yang sangat menular bernama Aphthovirus. Penularan virus ini biasanya melalui air liur, feses, napas, susu, dan mukus (cairan lengket yang dihasilkan kelenjar di dalam tubuh).
PMK sebenarnya bukan penyakit yang baru. Di beberapa negara, penyakit tersebut menjadi endemi. Diperkirakan sekitar 77 persen populasi ternak di dunia pernah terjangkit PMK. Beberapa lokasi negara tersebut tersebar di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Selatan.
Ciri hewan ternak yang terkena PMK
Hewan ternak yang dapat terjangkit PMK di antaranya adalah sapi, kambing, domba, babi, unta, kerbau, dan rusa. Salah satu ciri-ciri fisik hewan ternak yang terkena PMK adalah terdapat kulit yang melepuh atau berisi air. Apabila lepuhan tersebut pecah, akan meninggalkan bekas luka terbuka yang perih. Dibutuhkan waktu sekitar 10 hari agar luka sembuh.
Hewan ternak yang terkena PMK umumnya susah makan karena adanya lepuhan. Terutama jika lepuhan berlokasi di mulut atau kaki. Lepuhan di kaki membuat hewan ternak kesulitan berjalan ke tempat makan. Hewan ternak dewasa dapat makan dengan sendirinya setelah luka sembuh, tetapi hewan ternak anakan akan lebih kesusahan. Hewan ternak yang terjangkit PMK dan tidak dapat bertahan hidup biasanya karena kurang mendapat asupan makanan ketika ada lepuhan.
Ternak di 19 provinsi di Indonesia terkena PMK
Sejak Mei 2022, terdapat peternakan di 19 provinsi di Indonesia yang terjangkit PMK. Beberapa di antaranya adalah Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Lamongan, dan Kota Mojokerto di Provinsi Jawa Timur. Kemudian Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Timur di Provinsi Aceh.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian pada awal Juni 2022, tercatat ada 150.630 ekor hewan ternak yang masih terjangkit PMK. Sebanyak 39.887 ekor hewan sudah sembuh dari PMK dan ada 893 ekor hewan potong bersyarat. Sementara, hewan ternak yang mati akibat PMK sebanyak 695 ekor.
Vaksin PMK sudah mulai dilaksanakan
PMK dapat disembuhkan dengan vaksin, tetapi harus diketahui dulu tipe virus yang menjangkit hewan ternak. Pasalnya, terdapat 7 tipe virus PMK dan vaksin masing-masing tipe tersebut berbeda. Pemerintah Indonesia telah berhasil mengidentifikasi tipe virus PMK yang menyerang ternak di Indonesia, sehingga vaksin mulai didatangkan. Vaksin ditujukan untuk hewan ternak sehat dan hewan ternak yang berisiko tinggi terkena PMK.
Pemerintah Indonesia menargetkan 80 persen populasi hewan ternak di Indonesia mempunyai kekebalan PMK. Sejak 14 Juni 2022, vaksin massal PMK telah dimulai di beberapa daerah seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sampai Senin (20/6/2022), terdapat sekitar 1.500 hewan ternak di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang sudah divaksinasi. Vaksin massal PMK juga dilakukan di provinsi lain secara berkala.
Virus penyebab PMK tidak menular ke manusia
Walaupun virus PMK sangat menular antar hewan, tetapi jarang ditemukan kasusnya pada manusia. Namun, tetap ada manusia yang dapat tertular virus PMK. Virus tersebut cenderung tidak membahayakan kesehatan manusia, tetapi bakal bertahan di hidung manusia selama 24 jam. Jika manusia yang terjangkit PMK berinteraksi dengan hewan ternak, maka dapat menularkan virus tersebut pada hewan ternak.
BACA JUGA: Selain Cacar Monyet, 5 Penyakit dari Hewan Ini juga Menular ke Manusia
Vaksinasi PMK masih terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia, bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk peternak. Harapannya, masyarakat tidak khawatir ketika membeli hewan kurban untuk Hari Raya Iduladha.