Pasca kejadian listrik padam di hampir separuh pulau Jawa beberapa waktu lalu, PLN tak henti-hentinya menjadi sorotan. Mulai dari teguran dari Presiden Joko Widodo, dihujat netizen lewat meme yang beredar di dunia maya, tuntutan ganti rugi, hingga seabrek masalah yang membuat kuping direksi hingga karyawannya memerah menahan emosi. Tak urung, seorang Dahlan Iskan pun angkat bicara mengenai fenomena tersebut.
Selain mengkritisi pemadaman yang terjadi, ia juga sempat membahas soal isu pohon sengon yang menjadi penyebab matinya listrik di hampir separuh Pulau Jawa tersebut. Pria yang juga merupakan Mantan Direktur Utama PLN itu, bahkan mempertanyakan soal keberadaan P2B PLN, yang merupakan petugas PLN yang disebut dirinya sebagai ‘kopassus’ di dalam tubuh perusahaan BUMN. Di mana dan seperti apa mereka?
Satuan yang bertugas memelihara menara SUTET
Saat PLN masih di bawah kendali Dahlan Iskan, ada sebuah unit bernama P2B yang dibentuk dengan tugas yang spesifik. Dilansir dari Medcom.id, pasukan pusat pengatur beban (P2B) itu bertugas untuk memelihara Saluran Utama Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Tentu saja, tak sembarangan orang bisa melaksanakan tugas berat tersebut. Selain pengetahuan yang mumpuni soal listrik, fisik pun harus tangguh karena yang dihadapi adalah menara SUTET.
Disebut sebagai ‘Kopassus’-nya PLN karena tugasnya yang berat dan khusus
Oleh Dahlan Iskan dalan website pribadinya menuliskan, petugas P2B itu disebutnya sebagai ‘Kopassus’, merujuk nama pasukan elit TNI Angkatan Darat. Sesuai dengan julukannya, petugas P2B harus menjalankan tugas yang penuh resiko karena bersentuhan dengan menara yang dialiri listrik bertegangan tinggi. Bahkan saat peresmiannya beberapa waktu silam, unit tersebut melakukan demonstrasi cara memelihara SUTET, tanpa mematikannya.
Menjadi bagian terpenting di dalam tubuh PLN
Tak salah jika melihat tugasnya yang berat, tak sembarang orang bisa menjadi bagian dari departemen tersebut. Agaknya, julukan Kopassus yang diberikan oleh Dahlan Iskan tak berlebihan dan memang sesuai fakta yang ada. “Memang sangat berisiko. Peralatannya khusus. Bajunya khusus. Kepandaiannya khusus. Karena itu kita juluki ‘Kopassus’-nya PLN,” jelasnya yang dikutip dari Medcom.id. Jelas sudah, betapa pentingnya keberadaan mereka untuk menunjang kinerja PLN, terutama persoalan teknis terkait hidup dan mati listrik di lapangan.
Keberadaanya di tanyakan oleh Dahlan Iskan
Nama Dahlan Iskan mencuat setelah tulisannya berjudul “Sengon 1 Triliun” yang ditulis pada website pribadinya, begitu menohok dan tajam. Tak hanya sekedar mengkritisi, tapi ia juga mempertanyakan petugas P2B yang sempat eksis di bawah kepemimpinnya dulu. “Ada pertanyaan kecil: ke mana pasukan ‘Kopassus’-nya P2B? Yang dibentuk dulu itu? Yang bisa memelihara SUTET tanpa harus mematikan sistem itu?“. “Dibubarkan? Tidak diteruskan? Tidak cukup? Tidak dikembangkan? Tidak ada anggaran?” lanjutnya yang dikutip dari Disway.id.
BACA JUGA: Bangun Pembangkit Listrik 10.000 MW, PLN Anggarkan Rp 70 Triliun
Beda orang, maka tak sama pula pemikirannya. Mungkin, yang dimaksud oleh pak Dahlan di atas adalah, kenapa pasukan ‘Kopassus’ PLN yang dulu berjaya di bawahnya kini tak lagi terlihat kiprahnya. Terlebih dengan adanya peristiwa lampu mati yang barusan terjadi, kemana wahai dirimu pasukan ‘Kopassus’ P2B PLN?