Bob Sadino memang lahir dari keluarga yang berkecukupan. Ia bahkan sempat menghabiskan sebagian hartanya untuk menjelajahi berbagai negara, termasuk sempat menetap selama kurang lebih sembilan tahun di Belanda. Di sana pula lah ia bertemu dengan Soelami Soejoed yang jadi istrinya. Bob dan keluarganya kembali ke Indonesia tahun 1967. Dengan dua mobil Mercedes miliknya, pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933 ini mulai mencoba untuk bekerja secara mandiri. Setelah keluar dari perusahaan, ia menyewakan mobil Mercedesnya dan ia juga yang jadi sopirnya. Namun, karena kecelakaan yang membuat mobilnya rusak parah dan tak punya uang untuk memperbaikinya, ia sempat banting setir beralih profesi jadi tukang batu.
Lalu karena depresi berat, Bob Sadino disarankan untuk beternak ayam. Maksudnya sih agar depresinya hilang. Tapi siapa sangka, justru dari beternak itulah ia mulai mendapat ide untuk berwirausaha. Mulai dari menjual telur, hingga akhirnya berkembang dan sukses besar. Perjuangannya tentu bukan tanpa pengorbanan dan hambatan. Ada banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi, tapi sebagai seorang pengusaha ia tak begitu saja mudah menyerah. Bahkan ia punya berbagai petuah tentang “menjadi orang goblok” dalam merintis usaha.
“Orang goblok itu nggak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pintar kebanyakan mikir, akibatnya tidak pernah melangkah.”
1. “Saya sudah menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain.”
Definisi “orang goblok” yang dimaksud Bob Sadino bisa ditafsirkan jadi banyak hal. Tapi kalau kita mencoba melihatnya dari sudut pandang yang lebih positif, orang goblok yang dimaksud adalah orang yang punya nyali dan keberanian. Yang nggak gampang putus asa atau menyerah ketika menghadapi tantangan. Bukan orang yang sedikit-sedikit mengeluh karena merasa punya kekurangan atau kelebihan.
Beruntung kita bisa merasa “goblok”. Dengan begitu kita akan lebih terbuka dan siap untuk menerima pelajaran baru dari orang lain. Tidak jadi orang sok atau sombong yang maunya menang sendiri. Tapi jadi seseorang yang rendah hati dan mau belajar dari siapa saja dan kapan saja, meski dari nol sekalipun. Jadi sebelum menganggap orang lain lebih rendah atau lebih bodoh, kita juga perlu berkaca sudah hebatkah diri kita sebenarnya?
2. “Setinggi apapun pangkat yang Anda miliki Anda tetap seorang pegawai. Sekecil apapun usaha yang Anda punya Anda adalah BOS-nya.”
Kadang karena kita merasa lebih pintar dan lebih hebat dari orang lain, kita suka meremehkan orang yang baru merintis usaha. Padahal hidup kita belum tentu lebih baik dari mereka. Dalam karier dan dunia usaha misalnya. Mungkin selama ini kita gila jabatan dan merasa paling “wah” saat punya posisi tinggi. Hingga akhirnya kita lupa diri dan meremehkan orang lain yang kita anggap masih kecil dan nggak ada apa-apanya.
Yang perlu kita pahami, membangun sebuah usaha atau bisnis itu tak bisa instan. Merintis sesuatu juga harus dari nol, tak bisa mendadak besar dan sukses kaya raya. Kalau kamu punya keinginan untuk membangun bisnis dari nol, cobalah untuk tetap rendah hati dan terbuka mempelajari semuanya dari nol.
3. “Orang pinter gampang cari kerja, dia jadi karyawan. Orang goblok susah cari kerja dia buka usaha, akhirnya banyak orang pintar yang punya bos orang goblok.”
Kamu merasa rendah diri karena nggak punya gelar sarjana hebat seperti orang lain? Atau mungkin kamu merasa kalah saingan karena orang lain punya lebih banyak kelebihan daripada kamu? Tak perlu minder atau mundur. Justru karena itulah kamu harus cari jalan lain. Ambil jalan yang berbeda. Toh, tiap orang juga punya jalannya masing-masing.
Sebagai contoh, kamu tak punya kualifikasi untuk diterima di sebuah perusahaan besar. Coba bangun atau rintis usaha kecil-kecilan dari sedikit kemampuan yang kamu punya. Setidaknya kamu pasti punya suatu kelebihan atau potensi yang belum digali, kan? Buka jalan baru, buat pintu baru. Kalau orang bilang kamu nggak punya kemampuan, cuek saja. Ini hidupmu, kamu berhak menentukan arah dan jalannya sendiri.
4. “Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya nggak pernah mikir karena cuma melangkah saja. Ngapain mikir, kan cuma selangkah.”
Dalam hidup ini kadang kita perlu untuk melakukan sesuatu secepat mungkin. Tanpa perlu banyak berpikir, apalagi sampai berkalkulasi macam-macam. Kalau tidak begitu, kesempatan dan peluang yang ada bisa diambil dan direbut orang. Meski saat ini kamu merasa “hanya orang goblok” dan “bukan apa-apa” bukan berarti hidupmu di masa yang akan datang juga akan sia-sia. Semua tergantung pada apa yang kamu lakukan saat ini. Tergantung dari langkah yang kamu ambil hari ini, sekarang juga.
Kalau semua kebanyakan dipikir, maka akan terasa makin berat dan akhirnya kita nggak akan kemana-mana. Kumpulkan keberanian dan tekad. Lakukan saja apa yang kamu bisa sekarang. Masalah hasil akhir dan sukses tidaknya usaha yang kamu lakukan, biarlah nanti akan terjawab sendiri. Bagaimana pun kerja keras dan usaha tak pernah mengkhianati.
5. “Belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok itu berjuang keras untuk sukses bisa-bisa bayar pelamar kerja.”
Karier dan pekerjaan bisa dibilang kendaraan kita untuk bertahan hidup. Tapi bekerja juga nggak melulu harus di perusahaan besar. Masih ada peluang lain, kamu bisa buka sendiri usaha dan ciptakan lapangan pekerjaanmu sendiri.
Asal dilakukan dengan sungguh-sungguh dan komitmen yang kuat, yakinlah usahamu akan terus berkembang besar. Jadi “orang goblok” itu ada untungnya sendiri, kamu jadi tak terlalu memusingkan pendapat dan apa kata orang lain. Yang penting kamu mau terus berusaha dan melakukan yang terbaik dalam setiap tindakanmu.