in

Ini Lho Alasan Mengapa Akun Youtube Kimi Hime Tak Perlu Ditutup

Bagi penggemar game, pasti sudah tak asing lagi dengan youtuber bernama Kimi Hime. Gamer cantik satu ini selalu aktif dalam mengisi kanal youtubenya dengan apa saja yang berhubungan dengan game. Namun, akhir-akhir ini Kimi Hime sepertinya sudah mulai mengabaikan konten game tersebut. Brand Ambassador dari eSport ini malah mengisi akun youtubenya dengan konten-konten ber-clickbait yang dianggap menjurus.

Para penggemar game pun mulai merasa risih dengan itu semua. Kimi Hime yang terkenal tahu banyak tentang game ini malah mengemas kontennya dengan istilah-istilah yang memancing. Apalagi pengaksesnya tak hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak. Terlebih sebagai konten kreator, sepertinya Kimi belum menerapkan batasan usia untuk viewersnya. Wah, tentu saja yang seperti ini bisa kena ciduk netizen Indonesia, terutama penggemar game. Seketika itu, terbitlah sebuah petisi untuk menutup akun Youtube dari gadis berkulit putih ini.

Kimi Hime yang dipetisi karena akun youtubenya [Sumber Gambar]
Sampai tulisan ini dibuat, ada sekitar 795 orang yang telah menyetujui petisinya. Target pencapaian petisi ini adalah sejumlah 5.000 orang. Namun berdasarkan testimoni dan komentar di pengajuan tersebut, sebagian besar menandatangani ya karena alih-alih membahas game, Kimi Hime kok malah memberikan konten bermuatan 18+. Memang sih persaingan di dunia konten kreator terutama vlog saat ini begitu ketat, tapi tentu saja cara mencari uang lewat cara seperti ini dianggap ‘menistakan keseruan gaming’ dan pastinya tidak senonoh.

Petisi online untuk Kimi Hime [Sumber Gambar]
Sebenarnya kalau mau channelnya tidak ditutup, perempuan berparas oriental ini bisa banget. Masih ada beberapa kualitas yang memenuhi kriteria sebagai Youtuber Gaming kok. Apa sajakah itu?

Pertama adalah masih terdapat konten-konten yang membahas tentang game. Lepas dari kemasan dan judulnya yang mengundang keringat dingin kaum adam, sebenarnya Kimi Hime memang membahas game dalam kontennya. Setelah ditelusuri sampai ke dalam-dalamnya, masih banyak juga kok video yang membahas tentang permainan.

Selanjutnya yaitu kemampuan review game Kimi Hime yang cukup baik. Mungkin bukan yang ahli banget dan tidak bisa jadi rujukan bagi netizen gamer kelas kakap. Kimi memang memiliki pasar sendiri tergantung keunikannya. Siapa tahu bahasa atau cara penyampaiannya memang cocok dengan viewers yang kurang paham dengan istilah-istilah rumit.

Ibaratnya Atta Halilintar atau Young Lex yang awalnya mengundang kontroversi, tapi pada akhirnya mereka mencoba mendalami konten yang dibuat. Dengan kemampuannya, Kimi Hime juga pernah menjelaskan seluk beluk dari game tersebut. Contohnya seperti di videonya yang berjudul Tencent Vs Moonton.

Kalau boleh penulis memberikan saran kepada Mbak Kimi, lebih baik padatkan informasinya dan kurangi aksen atau bloopers yang tidak perlu. Misalnya di 3 menit terakhir video Tencent Vs Moonton yang sebenarnya bisa dipakai untuk tips, trik, giveaway atau apapun yang lebih interaktif kepada penonton. Jadi tidak hanya membuat netizen stay berlama-lama melihat Kimi kegirangan yang kurang faedahnya.

Konten-konten Kimi juga dibuat cukup entertaining. Terlihat dari semua videonya, kalau selalu ada emoji-emoji atau kata-kata lucu yang ditambahkan, sehingga videonya tidak bikin bosan. Selain itu, akun youtubenya pun tidak melulu tentang game. Ia tidak segan-segan menayangkan video tentang kesehariannya yang biasanya berupa Question & Answer. Istilahnya penyegaran bagi penontonnya gitu.

Kreativitas itu sebenarnya tidak ada batasnya ya, akan tetapi kita ini tinggal di Indonesia yang mau tidak mau ya masih belum cocok disuguhi konten sensual. Melenceng dikit, ada KPI dan juga Kominfo yang siap negur, bahkan tidak segan-segan memblokir. Karena sulit menyangkal bahwa konten-konten Kimi Hime memang bukan untuk konsumsi umum, malahan dikritik habis-habisan oleh penggemar game yang menjadi pangsa pasarnya.

Perlu dipahami bahwa ibarat penggemar bola yang sangat fanatik, para fanboy game juga menjunjung tinggi ‘kesakralan’ game yang mereka suka. Bukan mengkultuskan sih, tapi lebih kepada ‘please, jangan cederai game yang kami cintai dengan hal-hal yang enggak ada hubungannya, apalagi hanya untuk sensasi.’

BACA JUGA : 5 Gamers Paling Cantik dan Jago Ini Akan Membuatmu Bertekuk Lutut

Ada baiknya nih, Kimi Hime mencoba untuk memperbaiki konten yang disuguhkan. Misalnya saja, berusaha menguasai tentang gadget dan game dengan lebih matang. Dan yang lebih penting adalah memperbaiki kemasan vlog gaming yang dibikin agar tidak menjurus ke konten dewasa. Jangan gengsi untuk menerima kritik dan belajar dari kesalahan. Good luck, Kimi Hime.

Written by Firdha

Firdha Rahma, dilahirkan di Kota Malang tanggal 5 Agustus 1994. Ia tergabung di Boombastis.com sejak bulan Desember 2017. Perempuan bermata sipit ini suka sekali warna merah dan hewan yang bernama kucing. Dia mempunyai hobi menonton film segala genre, menulis dan baca-baca artikel tentang teknologi ponsel yang terbaru.
Punya hobi menulis sejak SMK, tapi belum begitu aktif di dunia blog. Nah, karena kuliah ada sedikit waktu senggang jadi kegiatan menulis bisa diterapkan kembali ke dalam blog. Blognya berisi tentang travelling, kuliner dan review film.

Leave a Reply

Mengenal Suku Amungme, Kelompok Pedalaman Papua yang Sebut Freeport Tanah Suci

6 Hal Ini Bikin Chelsea Islan Layak Disebut Istri Idaman Para Pria se-Indonesia