Setiap manusia memang hanya bisa berusaha, menjalani kehidupannya, dan memang hanyalah Allah yang akan memutuskan siapa yang akan Dia berikan hidayah atau siapa yang tidak. Sesuatu yang sepertinya tidak mungkin, mustahil, atau sangat sulit, bisa saja dengan mudah Allah jadikan mungkin terjadi, jika Dia telah menghendaki.
Baca Juga : 5 Kisah Kulit Manusia Dijadikan Benda Antik
Begitupun yang terjadi pada seorang wanita Jepang bernama, Chika Nakamura ini. Perempuan ini semasa sebelum memeluk Islam adalah seorang petinju wanita profesional yang telah melanglang buana ke seantero dunia, dan sangat terkenal di Negeri Paman Sam, Amerika.
Chika tinggal di Amerika Serikat sejak berusia 19 tahun. Sebelumnya, dia lahir dan besar di Nara, Jepang. Di usia yang masih belia itu, Chika dengan semangat mengejar kariernya sebagai petinju wanita pemula di Amerika tersebut. Kemudian kariernya semakin menanjak, sehingga akhirnya dia berhasil menjadi petinju wanita profesional dari Amerika Serikat.
Chika Nakamura lahir dari keluarga asli Jepang, kedua orangtuanya asli orang Jepang. Dengan pandangan adat ketimuran orang Jepang, membuat keluarga besar Chika sangat menentang keputusan Chika untuk menjadi petinju tersebut.
Apalagi ketika akhirnya Chika memutuskan untuk bergabung dengan Sasana Tinju Gleason’s Boxing Gym yang berada di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, sejak tahun 2003 lalu. Dia akhirnya menjadikan tinju sebagai pekerjaan tetapnya, dan bahkan dia menjadi salah satu pelatih tetap untuk para petinju wanita pemula saat keriernya sudah melesat.
Alasan lain keluarga besar Chika menentang wanita bertubuh kekar ini untuk menjadi seorang petinju adalah karena olahraga tinju yang identik dengan kekerasan dan tidak begitu menjanjikan dalam hal pendapatan.
Sejak menetap di Amerika, hubungan antara Chika dan keluarga besarnya, terutama kedua orangtuanya, menjadi agak renggang. Kehidupan yang dialami oleh Chika selama di Amerika juga bisa dikatakan tidak semudah seperti bayangan orang lain.
Jika orang lain membayangkan pasti seorang petinju wanita profesional sekelas Chika Nakamura ini akan hidup mewah dan bergelimang harta, kenyataannya tidak begitu. Chika justru menjalani hidupnya dengan sederhana. Dia tidak ikut budaya minum-minuman alkohol atau berpesta pora yang merupakan hal identik kita temukan di Amerika Serikat, dan memilih menerapkan pola makan dan pola hidup yang sehat.
Dia tak banyak bergaul dengan teman-teman yang suka bermewah-mewahan dan membuang-buang waktu percuma. Karena dia lebih memilih menghabiskan waktunya untuk berlatih dan melatih tinju.
Chika Nakamura sendiri selama menggeluti karier sebagai petinju wanita profesional, telah berhasil meraih berbagai penghargaan, diantaranya adalah Peringkat ke-10 petinju wanita dunia versi WIBA, rekor tak terkalahkan dalam lima kali tanding pada tahun 2007, dan memperoleh gelar New York State Golden Glove. Selama tinggal di Amerika, Chika lebih banyak menghabiskan waktu bersama pelatihnya, Carlos Ortiz, dan istrinya, Maria Ortiz.
Kehidupan Carloz dan Maria Ortiz yang sederhana selalu menjadi inspirasi tersendiri baginya. Termasuk ketika tiba-tiba dia merasakan bahwa dunia tinju sudah tidak mampu memberikan ketentraman pada hatinya.
Dia merasa bahwa dia perlu terjun ke masyarakat dan bergelut di dunia sosial untuk lebih banyak berbagi pada sesama, dan pada akhirnya itu yang mendorongnya untuk mau kembali mengenyam bangku sekolah. Dan akhirnya Chika memustuskan untuk benar-benar kembali ke bangku sekolah, dengan mendaftar dan memulai studinya sebagai mahasiswa di sebuah sekolah tinggi dengan jurusan studi bahasa Inggris.
Setelah mengenyam kembali bangku sekolah, Chika pelan-pelan mengurangi dan memutuskan berhenti sama sekali dari dunia tinju. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan ikut aktif di kegiatan sosial. Kepindahannya dari dunia tinju tak lain juga karena kecelakaan yang pernah dialaminya saat menjalani proses pertandingan tinju. Dokter yang menangani terapinya menyarankan Chika beralih profesi saja dari dunia tinju yang terbilang keras bagi seorang wanita.
Awalnya Chika sempat gundah karena sudah merasa bahwa dunia tinju adalah harapan hidupnya, dia merasa telah banyak mengorbankan segalanya dalam kehidupannya demi mengejar mimpinya menjadi petinju dunia. Perasaan tidak tenang itulah yang mendorongnya untuk mencari ketenangan, dan meninggalkan dunia tinju. Dia mulai mendatangi berbagai tempat ibadah agama-agama, dan akhirnya sampailah dia di masjid, dimana masjid tersebut lah yang membuat hatinya tenang dan tentram.
Baca Juga : 7 Kisah Tersambar Petir Paling Apes di Dunia
Pada Bulan Ramadhan 1431 H, akhirnya seorang Chika Nakamura memutuskan dirinya menjadi seorang mualaf. Hari Jum’at itu, dengan kemantapan hati, Chika bersyahadat dan memutuskan menjadi seorang muslimah yang siap untuk berdakwah di jalan Allah. Sekarang, Chika Nakamura telah benar-benar meninggalkan dunia tinju dan dunia masa lalunya untuk melangkah lebih baik, tentunya dengan hijab cantik yang kini istiqomah dikenakannya. (sof)
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…