in

Petani Buang Hasil Panen Cabainya ke Jalanan, Begini Solusi yang Bisa Ditawarkan

Harga bahan pokok di pasaran memang sedang bermasalah akhir-akhir ini. Tapi kali ini, petani cabai di Desa Dempet, Demak berani untuk menunjukkan kemarahannya. Harga cabai yang kian anjlok dari hari ke hari membuat mereka membuang hasil panennya ke jalanan.

Dilansir dari akun facebook Yuni Rusmini, para petani ini mengaku mengalami kerugian sangat besar. Di mana pada awalnya harga cabai per kilogramnya adalah Rp20 ribu, sedangkan kini hanya tinggal Rp6 ribu saja. Biaya pupuk dan perawatannya saja lebih dari itu, ungkap Sugiyono, petani cabai. Hal ini dipicu lantaran di pasar tradisional lebih banyak menggunakan cabai impor dari Thailand dan juga Filipina.

Sungguh miris memang melihat adanya kasus ini. Pasar-pasar lebih suka menggunakan cabai impor daripada milik negara sendiri. Tapi, peristiwa semacam ini bisa kita atasi, asal pemerintah melakukan beberapa hal di bawah ini.

Pemerintah perlu memprioritaskan cabai lokal daripada impor

Poin pertama yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memprioritaskan cabai lokal ketimbang impor. Caranya adalah dengan selalu memperhatikan jalur distribusi dari petani hingga ke pasar tradisional. Dengan begitu, cabai dari lokal akan lebih mempunyai tempat tertinggi dibandingkan yang impor.

Prioritaskan cabai lokal [Sumber Gambar]
Tapi dalam memastikan kelancaran distribusi diperlukan kerjasama lintas Kementerian dan lembaga. Contohnya saja seperti Kementerian Pertanian, Perdagangan, Perhubungan hingga kepolisian.

Segera menindak tegas pihak yang ketahuan berbuat curang

Dalam penyaluran bahan-bahan dasar makanan seperti cabai ke pedagang, pasti ada saja pihak yang berbuat curang. Salah satunya adalah oknum yang melakukan penimbunan. Ya, penimbunan ini membuat pedagang secara tidak langsung dianggap bersalah karena diduga memanfaatkan situasi dan petani pun akhirnya dirugikan.

Menindak tegas penimbun [Sumber Gambar]
Oleh karena itu, pada saat distribusi, diperlukan pemantauan yang ketat sehingga tidak merugikan siapapun. Lalu, bagi si penimbun, harus ditindak dengan tegas sesegera mungkin supaya tidak ada lagi oknum-oknum nakal lainnya.

Memberi edukasi jika cabai lokal tidak kalah kualitasnya dengan bahan impor

Banyak dari masyarakat menganggap kalau cabai impor memiliki kualitas yang baik dibandingkan dengan hasil lokal. Padahal faktanya belum tentu seperti itu. Para petani lokal tentunya menggunakan pupuk dan perawatan yang terbaik untuk cabai-cabainya. Sehingga kualitasnya pun tidak kalah terjamin.

Pedagang mengedukasi pembeli [Sumber Gambar]
Maka dari itu, pemerintah dan pedagang sebaiknya banyak-banyak memberikan pengertian kepada para konsumen tentang kualitas dari cabai lokal. Cara ini dilakukan selain untuk membantu petani, masyarakat jadi lebih sering membeli cabai dari hasil lokal.

Jika cara-cara di atas benar-benar diterapkan, kemungkinan para petani tidak akan mengalami kerugian seperti di Demak tadi. Namun dalam melakukan ketiga tahap di atas, diperlukan kerjasama yang tinggi dari semua pihak. Tak lupa, kejujuran dalam melakukan ketiga cara di atas juga perlu dilakukan agar semua berjalan dengan lancar.

BACA JUGA : 6 Kenaikan Harga yang Terjadi Sejak Presiden Jokowi Menjabat

Sampai artikel ini diterbitkan, aksi dari para petani di Demak tadi sudah dihentikan oleh pihak berwajib. Sebab, perbuatan petani tadi meresahkan para warga lainnya dan juga mengganggu lalu lintas. Semoga masalah di Demak ini cepat teratasi dan tidak ada lagi aksi protes petani yang berkelanjutan.

Written by Firdha

Firdha Rahma, dilahirkan di Kota Malang tanggal 5 Agustus 1994. Ia tergabung di Boombastis.com sejak bulan Desember 2017. Perempuan bermata sipit ini suka sekali warna merah dan hewan yang bernama kucing. Dia mempunyai hobi menonton film segala genre, menulis dan baca-baca artikel tentang teknologi ponsel yang terbaru.
Punya hobi menulis sejak SMK, tapi belum begitu aktif di dunia blog. Nah, karena kuliah ada sedikit waktu senggang jadi kegiatan menulis bisa diterapkan kembali ke dalam blog. Blognya berisi tentang travelling, kuliner dan review film.

Leave a Reply

Cara Kerja Muncikari, Hanya Jadi Perantara Tapi Bisa Nikmati Uang Puluhan Juta

Heboh Tiket Kemahalan, Orang Aceh Harus Mampir ke Malaysia Dulu Saat Hendak ke Pulau Jawa