Bukan sebuah rahasia lagi, kalau pemilihan umum (Pemilu) sangat identik dengan adu politik. Bahkan tidak segan-segan menghalalkan segala cara untuk jadi pemenang di ajang ini. Seperti menyebar hoax untuk menjatuhkan lawan, atau lakukan money politik untuk bisa mendapatkan suara. Apapun itu, begitulah sedikit gambaran bagaimana pesta demokrasi kita saat ini.
Meski kerap memunculkan hal tidak baik, namun tidak semuanya terkait Pemilu mengandung hal negatif. Beberapa di antara malah menunjukkan bagaimana kreatifnya para Politkus atau KPU dalam menjalankan ajang ini. Tidak percaya kalian? Berikut beberapa kreasi positif di panggung politik Indonesia yang bisa jadi bukti kalau Pemilu tidak melulu tentang ‘perang politik’ saja.
Ragam aksi konten kreatif muncul untuk sosialisasi pemilu
Berbicara tentang hal satu ini, agaknya sudah menjadi rahasia umum kalau sosialisasi Pemilu dewasa ini begitu beragam. Dan bisa dikatakan perlahan tapi pasti mulai mengikuti perkembangan zaman. Di mana hal ini dibuktikan dengan muncul konten-konten kreatif terkait hal tersebut.
Seperti contohnya, Relawan Demokrasi Banyumas yang menggunakan meme berjudul mantan terindah untuk memberi tahu pelaksanaan pemilu. Dilansir Boombastis dari Antara.com, konten berbentuk percakapan WhatsApp lengkap dengan emoticon khas remaja berbentuk tangkapan layar. Lalu ada Instagram yang mengeluarkan stiker bertema Pemilu 2019. Hal-hal semacam ini, tentu menarik lantaran membuat pesta demokrasi tanah air tidak begitu-begitu saja.
Munculnya beberapa kampanye unik, lucu dan kreatif
Setali tiga uang dengan hal tadi, sosialisasi para politikus agar dipilih nanti ketika Pemilu juga banyak memunculkan hal-hal unik, lucu dan tentunya kreatif. Kalau dulu hanya orasi dan spanduk menjadi andalan, kini acap kali muncul aksi imajinatif untuk menarik perhatian masyarakat. Seperti menggunakan lagu, atau video yang memaparkan visi dan misi lebih lembut serta mudah diingat.
Contohnya adalah PSI dengan tebak-tebakan atau jargon sudah-sudahnya. Sedangkan dalam bentuk offline, beberapa caleg daerah juga kerap menggunakan plestan-plesetan lucu di spanduknya. Mulai dari mempertontonkan wajah artis luar negeri macam Shahrukh Khan dan membuat akronim bernada menarik. Misalnya pelakor (pengganti legislator kotor).
TPS-TPS unik juga kerap muncul pada hari H pencoblosan
Selain kedua hal tadi, saat hari H pencoblosan hal-hal kreatif juga banyak menghiasi. Salah satunya hadir pada tempat pemungutan suara a.k.a TPS. Di sana banyak aksi unik dan menarik dilakukan para petugas untuk lebih menyemarakan pesta demokrasi ini. Misalnya, seperti di TPS Kelurahan Pulosari, Kecamatan Gunungsari, Kota Surabaya yang berdandan ala koboi lengkap dengan topinya.
Lalu ada, TPS 19, Aloha, Kota Sidoarjo yang petugas berdandan ala-ala tokoh pewayangan dan masih banyak yang lain. Selain itu, untuk menyambut ajang tersebut tidak jarang juga muncul mural-mural unik bertema pemilu. Untuk hal ini beberapa waktu lalu untuk menggait pemilih milenial di Aceh, tepatnya Stadion Haji Dimurthala, muncul gambar-gambar kreatif dengan kata ajakan yang menarik dan unik.
Debat capres kerap dikemas dengan sesuatu yang segar
Walaupun menjadi sebuah ajang yang panas lantaran memaparkan visi dan misi Capres serta wakilnya, namun saat ini debat bisa dikatakan lebih segar pengemasannya. Di mana dengan memunculkan teknis acara untuk menguji paslon itu jauh lebih menarik. Tidak itu saja, juga membuat penikmatnya tidak bosan melihat debat yang kerap berjalan lama itu.
Tidak berhenti di situ saja, beberapa media yang kerap melaksanakan nonton bareng debat juga semakin membuat acara ini lebih segar. Pasalnya, mereka membantu penonton untuk mengetahui fakta-fakta sebetulnya diucapkan paslon. Dan menariknya, data-data itu dikemas dengan hal enteng tapi tidak meninggalkan pentingnya isi dan tujuan.
BACA JUGA: Diikuti Mantan Koruptor, Inilah Deretan Caleg di Pemilu 2019 yang Sempat Mencuri Uang Negara
Deretan hal tadi pastinya sekarang membuat kalian setuju kan kalau pesta demokrasi di Indonesia tidak semua pahit. Meski begitu, aksi-aksi tadi harus diimbangi dengan perbaikan etika politik dan visi serta misi yang terbaik agar lebih sempurna lagi. Jangan sampai, lantaran kegiatan lima tahunan ini bangsa kita menjadi terpecah belah. Boleh beda pilihannya, asal kita menjadi saudara.