Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan yang sering ditemui di Indonesia. Ya, hal ini karena mayoritas dari penduduk negeri ini beragama Islam, sehingga pendidikan berbasis agama sangat diperlukan. Tak kalah dengan lembaga pendidikan lainnya, pesantren juga mencetak generasi muda yang berkualitas.
Di Rusia ternyata ada juga hal yang serupa, sebuah pesantren yang didalamnya banyak santri yang menuntut ilmu. Ya, meskipun bukan agama mayoritas tapi keberadaan pesantren ini sangat diakui. Lalu benarkah hal itu? Biar gak penasaran simak ulasan berikut.
Ramai video pesantren yang santrinya cantik di Rusia
Beberapa waktu yang lalu, netizen dihebohkan dengan video mengenai kehidupan Islam di Rusia. Sebuah kanal Youtube menunjukkan kehidupan sebuah pesantren di negeri beruang merah itu. Uniknya, di pesantren ini tampak semua santrinya perempuan yang cantik.

Sedang belajar ilmu agama
Satu hal yang menarik dari video tersebut adalah mengenai apa yang sedang dipelajari para santriwati cantik itu. Pasalnya mereka seperti mempelajari ilmu agama Islam dengan seksama. Hal ini bisa dilihat dari buku-buku dan papan tulisnya yang menggunakan bahasa arab.

Islam yang jadi agama terbesar kedua
Usut punya usut, Islam menempati posisi kedua sebagai agama terbesar di Rusia setelah Kristen Ortodoks. Uniknya, Islam di negara ini ternyata berbeda dengan yang ada di negara Eropa lainnya, yang sebagian besar adalah imigran. Dilansir dari laman Republika, Islam di Rusia dianut oleh penduduk asli di beberapa negara.

Tapi benar ada pesantren di Rusia
Meskipun di video itu kita belum tahu apakah itu benar pesantren atau lembaga belajar saja, namun ternyata memang ada tempat serupa di Rusia. Dilansir dari laman Liputan6, sebuah pesantren Ramadan diadakan oleh Dewan Mufti Rusia ketika bulan suci tiba.

BACA JUGA: Shamsi Ali, Sosok Imam Besar New York Asal Indonesia Sekaligus Pendiri Pesantren Pertama di AS
Islam di Rusia punya masa depan yang cemerlang karena sedang tumbuh dan berkembang. Pemerintah juga menyambutnya dengan baik sehingga warganya juga merasa nyaman. Meskipun bukan mayoritas, namun kehidupan beragama mereka dijamin negara.