Mayoritas orang Indonesia pasti sudah tahu betul bahwa negara kita memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Beragam hasil tambang dihasilkan di negara kita mulai dari minyak bumi, batu bara, nikel, emas, dan masih banyak lagi. Namun sayangnya, warga Indonesia justru bukanlah yang menikmati segala kekayaan alam tersebut.
Kita sudah sering mengenal nama PT Freeport yang dikenal mengelola tambang emas di Papua. Namun, Freeport bukanlah satu-satunya perusahaan asing yang mengeruk kekayaan alam Indonesia. Masih ada beberapa nama perusahaan asing lainnya seperti berikut ini.
PT Chevron adalah salah satu perusahaan energi terbesar dunia asal Amerika Serikat. Chevron telah aktif di 180 negara termasuk Indonesia. Di Indonesia, Chevron mengelola tambang panas bumi untuk dijadikan sebagai sumber energi. Salah satu lokasi terbesarnya di Indonesia terletak di Gunung Salak, Jawa Barat.
Banyaknya gunung api aktif di Indonesia membuat Indonesia berpotensi memiliki sumber geothermal atau panas bumi yang melimpah. Geothermal ini kemudian bisa dijadikan sebagai sumber energi listrik dalam jumlah yang sangat besar.
PT Newmont adalah perusahaan asal Colorado yang mengeksplorasi tambang emas dan tembaga do kawasan NTT dan NTP. Perusahaan anak cabangnya yang bernama PT Newmont Nusa Tenggara melakukan operasi pertambangan di tambang Batu Hijau, Pulau Sumbawa.
Setiap tahunnya, Newmont bisa menghasilkan emas mencapai 200-300 ribu ons per tahun. Tapi sayang, sama seperti Freeport, perusahaan ini kurang mengayomi masyarakat di sekitar daerah pertambangan tersebut dalam hal dampak limbah atau wacana menyerap tenaga kerja sekitar. Kontrak perusahaan ini masih akan berlanjut hingga tahun 2038 nanti.
PetroChina adalah sebuah perusahaan minyak dan gas asal Tiongkok dan berkantor di distrik Dongcheng, Beijing. Perusahaan ini merupakan penghasil minyak terbesar di Tiongkok. Meski begitu, perusahaan ini juga mengolah hasil tambang di beberapa wilayah Indonesia.
Di Indonesia, perusahaan ini mengolah tambang minyak di Papua, Laut Jawa, dan Jambi. PetroChina masuk ke Indonesia pada tahun 2002 saat mengakuisisi perusahaan Devon Energy. Sejak saat itu, perusahaan tersebut mengelola pertambangan minyak dan gas Indonesia di beberapa daerah.
Conoco Phillips adalah perusahaan energi asal Amerika Serikat yang bergerak dalam skala internasional dan merupakan perusahaan pengilang minyak terbesar kedua di negara tersebut. Kantor pusat ConocoPhillips terletak di Huston, Texas, namun perusahaan tersebut beroperasi di lebih dari 40 negara dan salah satunya adalah Indonesia.
Di Indonesia, ConocoPhillips mengelola tambang minyak bumi di Riau, Sumatera Selatan, dan Jambi. Kepulauan Riau mampu menghasilkan 61.575 barrel minyak per harinya. Sedangkan Sumatera Selatan menghasilkan 41.057 barrel per hri dan Jambi menghasilkan 19.506 barrel per hari.
BP adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang bermarkas di London, Inggris. Perusahaan ini telah beroperasi selama lebih dari 35 tahun di Indonesia dan bahkan kini sudah menjadi salah satu investor terbesar di negara kita.
BP mengelola beberapa blok tambang gas di Papua lewat anak perusahaannya yaitu BP Berau. Hasil gas yang didapatkan oleh perusahaan ini, 60 persennya diekspor ke negara Asia Pasifik sementara sisanya didistribusikan ke Indonesia.
Niko Resources adalah sebuah perusahaan India dan Asia Tenggara yang fokus pada minyak dan gas alam. Perusahaan ini memiliki saham di berbagai tambang di dunia termasuk di Indonesia.
Niko Resources berasal dari Kanada dan merupakan anak perusahaan Calgari yang memiliki 12 blok migas di Indonesia. Meski mengolah tambang di berbagai tempat di dunia, 58 persen lahan eksplorasi Niko Resources ada di negara kita.
Indonesia memang memiliki sumber daya alam yang begitu kaya. Namun sayang kita masih belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mengeksplorasi dan mengolah sendiri kekayaan alam tersebut. Jadi salah satu cara yang bisa diambil agar Indonesia tetap bisa membangun negeri adalah dengan menerima investasi asing tersebut. Karena itulah, jika ingin mengambil alih segala kekayaan alam negeri tersebut, maka kita perlu memperbaiki diri dan mengembangkan sumber daya manusianya terlebih dulu.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…